Berikut ini adalah ebook kisah seorang putra pendiri Hamas yang menjadi menjadi mata-mata Israel dan akhirnya murtad karena sudah menemukan jalan kebenaran:
Son of Hamas Putra Hamas

Kalangan umat muslim sendiri terpecah dua dalam hal perkawinan Muhammad (54 th) dengan Aisha (6 th).

Satu kalangan dengan gagah mengatakan bahwa memang benar Muhammad mengawini Aisha pada umur 6 th menidurinya pada umur 9 th karena memang tercatat demikian dalam beberapa hadist Sahih (Bukhari dan Muslim) dan berupaya membela habis-habisan alasan Muhammad meniduri Aisha pada usia 9 th dengan mengesampingkan seluruh nilai moral dan hati nurani yang ada, misalnya umur 9 th sudah matang secara fisik atau sudah mens yang artinya sudah siap utk ditiduri tanpa memperhatikan sisi psikologisnya sama sekali.

Kalangan lain, mungkin karena lebih memperhatikan nilai2 moral dan hati nurani, berupaya mati-matian menyanggah bahwa Muhammad menikahi Aisha pada usia 6 th dengan mengajukan hipotesa2 bahwa Aisha waktu itu sudah berumur paling tidak 16 th, dan dengan sendirinya menyanggah kesahihan hadist yang sudah dinyatakan sahih.

Kedua pendapat tersebut di atas sama2 merupakan upaya untuk membersihkan "cacat" yang ada, tetapi upaya kedua kalangan tsb tidak menolong.

Jika memang benar Muhammad mendiuri anak 9 th yang masih bermain dengan bonekanya, maka nilai moral yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad sangat "menjijikan" dan tidak bisa diterima oleh siapa saja yang masih bermoral dan berhati nurani. Seorang Nabi selayaknya memberikan standard nila moral yang tinggi dan bukan terbawa arus pada saat itu.

Jika ternyata Muhammad mengawini Aisha bukan pada umur 6 th spt yang tercatat dalam hadist2 sahih, maka bagaimana kesahihan hadist2 tsb dapat dipertanggunjawabkan. Dengan sendirinya Al Quran juga layak dipertanyakan kesahihan, keaslian, dan keabsahannya.

Tetapi untuk topik ini, kita akan mempertanyakan nilai2 moral apa yang hendak diajarkan oleh Nabi Besar kepada umat muslim dengan:
  1. Mencontohkan mengawini anak ingusan berusia 6 th dan menidurinya pada usia 9 th.

    Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 065.

    Narrated By 'Aisha:
    That the Prophet married her when she was six years old and he consummated his marriage when she was nine years old. Hisham said: I have been informed that 'Aisha remained with the Prophet for nine years (i.e. till his death)."


    Sahih Muslim. Book 8. Marriage. Hadith 3310.
    'Aisha (Allah be pleased with her) reported: Allah's Apostle (may peace be upon him) married me when I was six years old, and I was admitted to his house when I was nine years old.

  2. Menyatakan bahwa "legitnya" Aisha yang berumur 9 th secara fisik, seperti tharid (hidangan roti dan daging), tidak ada bandingannya.

    Sahih Bukhari. Volume 4, Book 55, Number 623:

    Narrated Abu Musa:
    Allah's Apostle said, "Many amongst men reached (the level of) perfection but none amongst the women reached this level except Asia, Pharaoh's wife, and Mary, the daughter of 'Imran. And no doubt, the superiority of 'Aisha to other women is like the superiority of Tharid (i.e. a meat and bread dish) to other meals."

  3. Menganjurkan untuk mengawini anak2 gadis perawan yang masih ingusan sehingga bisa meraba2 mereka dan bermain2 dengan mereka.

    Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 017.

    Narrated By Jabir bin 'Abdullah :
    When I got married, Allah's Apostle said to me, "What type of lady have you married?" I replied, "I have married a matron' He said, "Why, don't you have a liking for the virgins and for fondling them?" Jabir also said: Allah's Apostle said, "Why didn't you marry a young girl so that you might play with her and she with you?'


Menurut hadist2 SAHIH berikut ini, Aisah dinikahi Muhammad pada usia 6 tahun dan ditiduri/digauli pada usia 9 th.

Sunan Abu Dawud, Vol. 2, #2116:
"Aisha said, "The Apostle of Allah married me when I was seven years old." (The narrator Sulaiman said: "Or six years."). "He had intercourse with me when I was 9 years old."



Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 64
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/062.sbt.html#007.062.064
Narrated 'Aisha: that the Prophet married her when she was six years old and he consummated his marriage when she was nine years old, and then she remained with him for nine years (i.e., till his death).



Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 65
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/062.sbt.html#007.062.065
Narrated 'Aisha: that the Prophet married her when she was six years old and he consummated his marriage when she was nine years old. Hisham said: I have been informed that 'Aisha remained with the Prophet for nine years (i.e. till his death)." what you know of the Quran (by heart)'



Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 88
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/062.sbt.html#007.062.088
Narrated 'Ursa:
The Prophet wrote the (marriage contract) with 'Aisha while she was six years old and consummated his marriage with her while she was nine years old and she remained with him for nine years (i.e. till his death).



Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 236.
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/058.sbt.html#005.058.236
Narrated Hisham's father:
Khadija died three years before the Prophet departed to Medina. He stayed there for two years or so and then he married 'Aisha when she was a girl of six years of age, and he consumed (sic – consummated) that marriage when she was nine years old.



Apakah "consummated the marriage" berarti melakukan hubungan intim? Jawabnya YA.

http://www.exmuslim.com/com/evidence.htm

There has been some confusion about the definition of the word "consummate". In Sahih Bukhari, vol. 7, #64, the root word used is "dakhala". From the Hans-Wehr Arabic-English Dictionary p273, it means "to enter, to pierce, to penetrate, to consummate the marriage, cohabit, sleep with a woman".



Alasan bahwa Muhammad mengawini Aisha adalah untuk memperkuat tali persaudaraan dengan "suadara angkatnya" Abu Bakr juga tidak valid karena Abu Bakar jelas keberatan karena mereka adalah saudara angkat. Tetapi Muhammad tetap memaksa dan mengatakan tidak menjadi masalah padahal dia pernah menolak tawaran dari Hamza, saudara angkatnya juga, untuk menikasih puterinya:

Menurut hadist berikut Abu Bakr keberatan saat Muhammad melamar Aisah.

Sahih Bukhari. Volume 7. Book 62. No. 18
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/062.sbt.html#007.062.018
Narrated 'Ursa:
The Prophet asked Abu Bakr for 'Aisha's hand in marriage. Abu Bakr said "But I am your brother." The Prophet said, "You are my brother in Allah's religion and His Book, but she (Aisha) is lawful for me to marry."



Abu Bakr sebenarnya tidak salah karena dalam tradisi bangsa Arab persaudaran walaupun saudara angkat sama artinya dengan saudara kandung. Demikian juga dengan anak angkat. Adalah tabu mengawini anak saudara angkat atau isteri anak angkat menurut moral bangsa2 Arab pada waktu itu.

Muhammad sendiri pun menolak saat di tawarin untuk menikah dengan anak Hamza (yang juga adalah saudara angkat spt halnya Abu Bakr) dengan alasan bahwa anak Hamza adalah keponakan angkatnya (seperti halnya Aisha juga adalah keponakannya):

Sahih Bukhari. Volume 7, Book 62, Number 37:
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/062.sbt.html#007.062.037

Narrated Ibn 'Abbas:
It was said to the Prophet, "Won't you marry the daughter of Hamza?" He said, "She is my foster niece (brother's daughter). "



Dampak Sunah Gemblung tersebut dapat kita lihat dari fakta-fakta berikut:


Sekitar 50% Gadis² Yaman Nikah Sebelum Usia 18 tahun.

Oleh LARA SETRAKIAN
April 13, 2010

Image
Para wanita Yaman protes sambil memegang poster wajah gadis malang tsb.

Seorang gadis Yaman berusia 11 tahun dinikahkan dengan seorang pria dewasa di propinsi Hajja. Gadis cilik ini dimasukkan ke rumah sakit karena menderita luka2 vagina, kata kelompok HAM di Sanaa. Ini merupakan kejadian kedua di mana pengantin cilik terluka parah di minggu ini. Seorang gadis cilik lain berusia 13 tahun tewas setelah digagahi oleh suami pria dewasanya. Kedua gadis ini dinikahkan di propinsi Hajja.

An 11-year-old Yemeni girl who was was married to a man in country's Hajja province was hospitalized today with genital injuries, said a human rights group in Sanaa.
It was the second incident involving a child bride in the last week. A 13-year-old girl died after being sexually assaulted by her adult husband. Both girls were married in the country's rural Hajja province.

Gadis usia 11 tahun ini dinikahkan tahun lalu dengan persyaratan suaminya harus menunggu sampai gadis ini menstruasi sebelum disetubuhi. Tapi pria itu tak mau menunggu, sama seperti kebanyakan pria2 dewasa lainnya yang beristri gadis2 cilik, begitu penjelasan Amal Basha, ketua Arabic Sisters Forum.

Sekitar 50% gadis² Yemen menikah di bawah usia 18 tahun, sebagian malah usia 8 tahun. Kurang dari seminggu lalu, HAM di Sanaa melaporkan kematian pengantin wanita usia 13 tahun di daerah terpencil. Associated Press melaporkan gadis ini diperkosa, dan suaminya (23 tahun) sekarang ditahan polisi.

source:http://abcnews.go.com/Health/International/yemeni-bride-11-hospitalized-genital-injuries/story?id=10362500
=======================

Ini sungguh tragedi besar bagi kemanusiaan, terutama gadis² cilik yang seharusnya dilindungi masyarakat dari serangan sexual para pria pedofil.


Kematian Menyakitkan bagi Gadis Cilik Yaman

Setelah berjuang selama 3 hari untuk melahirkan bayinya, gadis usia 12 tahun di Yaman akhirnya tewas. Bayinya pun ikut mati. Fawziyah Abdullah Youssef menikah tahun lalu di usia 11 tahun dengan pria dewasa usia 24 tahun. Ini merupakan kebiasaan di Yaman, di mana orangtuanya mengeluarkannya dari sekolah untuk menikahkannya. "Orang² mengira nikah kanak² merupakan hal yang baik, karena itu datang dari Islam. Mereka tidak mengetahui bahaya yang diakibatkan," kata Ahmad Al-Qureishi dari Seyaj, badan HAM Kanak² pada ABC News. Tingkat bahaya ini tampak jelas dalam statistik yang dikumpulkan PBB. Yaman memiliki kematian wanita melahirkan sebanyak 430 dari 100.000 kelahiran - lebih tinggi 20 x dibandingkan Sauid Arabia - dan Yaman merupkana salah satu dari 50 negara² yang paling tinggi tingkat kematian bayi. Kebanyakan kematian saat melahirkan disebabkan karena MENGANDUNG DI USIA TERLALU MUDA, menurut UNICEF. "Ini semua karena kebiasaan budaya. Untuk setiap satu pencegahan nikah anak yang bisa kami lakukan, terjadi lima pernikahan anak² lainnya yang tidak bisa kami tangani," kata Naseem Rehman, juru bicara UNICEF dari Sana'a, ibukota Yemen.



Contoh pedhopile2 lain yang mengikuti perintah Muhammad yang nikah dengan aisyah umur 9 tahun.

Pernikahan Masal Versi Hamas dengan 450 Gadis Belia Di Gaza 2 Agustus 2009
Image

Sumbernya di sini:
Pernikahan Masal Versi hamas

Afghanistan.

Image
Roshan Qasem, 11, will join the household of Said Mohammed, 55; his first wife; their three sons; and their daughter, who is the same age as Roshan.
Image
Ghulam Haider, 11, is to be married to Faiz Mohammed, 40. She had hoped to be a teacher but was forced to quit her classes when she became engaged.

Kalau kita ingin tahu apakah Muhammad benar-benar NABI atau PENIPU, kita bisa mengetes "KECEPATAN TURUNNYA WAHYU".

Kalau wahyu itu dapat turun dengan cepat secepat ketika dia mengarang ayat-ayat untuk kepentingannya pribadi, maka itulah bukti dia benar-benar mendapat wahyu ilahi.

Tapi..............

Kalau wahyu itu turunnya LAMAAAAA BANGET, sampai harus nunggu 15 hari demi mendapatkan jawaban suatu pertanyaan, maka itulah bukti dia tidak diutus Tuhan.

Mari kita lihat dari bukti riwayat, bagaimana sewaktu Muhammad mengeluarkan ayat-ayat untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, ayat itu bisa secepat kilat keluar dari mulutnya, tapi sewaktu dites pertanyaan oleh orang-orang Quraish, Muhammad butuh 15 hari untuk dapat menurunkan ayatnya.

AYAT-AYAT GAMPANG, BISA KELUAR SECEPAT KILAT SEWAKTU MUHAMMAD MEMBUTUHKANNYA

Ayat Pengusir Tamu

Asbabun Nuzul Jalaludin As-Suyuti halaman 462
    Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. yang berkata, "Pada hari Rasulullah menikahi Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang menghadiri jamuan di rumah beliau. Setelah orang-orang tersebut selesai makan, mereka lantas tetap duduk di tempatnya sambil bercakap-cakap."Rasulullah lantas pura-pura berdiri (agar orang-orang yang hadir itu pun ikut berdiri). Melihat tindakan Rasulullah tersebut, sebagian hadirin tersebut lantas ikut berdiri. Akan tetapi, tiga orang dari mereka tetap duduk di tempat dan baru keluar beberapa saat kemudian. Setelah semuanya keluar, saya lalu mendatangi Rasulullah untuk mengabarkan hal tersebut. Rasulullah lantas datang dan masuk ke rumah. Saya pun ikut masuk ke dalam. Akan tetapi, Rasulullah langsung menurunkan tirai yang menghalangi antara saya dan beliau.Allah lantas menurunkan ayat:
      Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya)[1228], tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS 33:53)

Ayat Pelarangan Menikahi Istri Nabi

Asbabun Nuzul Jalaludin As-Suyuti halaman 464-465

    Firman Allah swt.,
      "Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah..." (al-Ahzab: 53)

    Tentang sebab turunnya ayat ini, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Zaid yang berkata, "Suatu ketika, Rasulullah mendengar bahwa ada seorang laki-laki berkata, 'Jika Rasulullah wafat maka sepeninggal beliau saya akan menikahi Fulanah (seraya menyebut nama salah seorang istri beliau). Sebagai respons terhadap hal itu, turunlah ayat,"Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah...."""

    Ibnu Abbas juga meriwayatkan, "Ayat ini turun berkenaan dengan seorang laki-laki yang bermaksud menikahi beberapa orang di antara istri Nabi sepeninggal beliau." Sufyan berkata, "Diriwayatkan bahwa istri Rasulullah yang dimaksud adalah Aisyah."

    Dari Suddi juga diriwayatkan, "Kami mendengar bahwa Thalhah bin Ubaidillah pernah berkata, 'Bagaimana mungkin Muhammad menghalangi kami untuk menikahi anak-anak paman kami sementara ia sendiri menikahi kaum wanita kami. Jika suatu saat terjadi sesuatu padanya, niscaya kami akan menikahi istri-istrinya sepeninggalnya.' Sebagai responsnya, Allah lalu menurunkan ayat ini."

    Ibnu Sa'ad meriwayatkan dari Abu Bakar dari Muhamamd bin Amru yang berkata, "Ayat ini turun sebagai respons terhadap ucapan Thalhah bin Ubaidillah, yaitu, 'Jika nanti Rasulullah wafat, maka saya akan menikahi Aisyah.'"

    Juwaibir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa seorang laki-laki datang dan berbincang-bincang dengan beberapa istri Rasulullah. Laki-laki itu adalah anak paman istri beliau. Ketika Rasulullah melihat hal tersebut, beliau berkata kepada laki-laki itu, "Jangan sampai engkau mengulangi tindakanmu ini untuk kedua kalinya!"

    Laki-laki itu lalu berkata, "Wahai Rasulullah, ia adalah anak paman saya. Demi Allah, saya tidak mengucapkan kata-kata yang tidak baik kepadanya, demikian juga ia."

    Akan tetapi, Rasulullah balik berkata, "Engkau telah mengetahui bahwa tidak ada yang lebih pencemburu dibanding Allah dan sesungguhnya tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu dibanding saya."

    Laki-laki itu kemudian pergi. Setelah agak jauh ia berkata, "Bagaimana mungkin beliau melarang saya berbicara dengan anak wanita paman saya. Saya sungguh akan menikahinya sepeninggal beliau kelak." Allah lalu menurunkan ayat ini.

    Lebih lanjut, Ibnu Abbas berkata, "Sebagai bentuk penyesalan dan tobatnya terhadap ucapannya di atas, laki-laki itu pun kemudian memerdekakan seorang budak, menginfakkan hartanya di jalan Allah seberat yang bisa diangkut sepuluh ekor unta, serta menunaikan haji dengan berjalan kaki."

Ayat Perintah Hijab bagi Istri Nabi

Asbabun Nuzul Jalaludin As-Suyuti halaman 466
      "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin,"'Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (al-Ahzab: 59)

    Sebab turunnya ayat

    Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah, "Setelah turunnya perintah berhijab, suatu ketika Sau'dah (salah seorang istri Rasulullah) keluar untuk membuang hajat. Sau'dah adalah seorang wanita berbadan besar sehingga akan langsung dikenali jika berpapasan dengan orang yang telah mengenalnya. Di tengah jalan, Umar melihatnya. Umar lalu berkata, 'Wahai Sau'dah, kami sungguh masih dapat mengenali engkau. Oleh karena itu, pertimbangkanlah kembali bagaimana cara engkau keluar!'

    Mendengar ucapan Umar itu, Sau'dah langsung berbalik pulang dengan cepat. Pada saat itu, Rasulullah tengah makan malam di rumah saya dan di tangan beliau tengah tergenggam minuman. Ketika masuk ke rumah, Sau'dah langsung berkata, 'Wahai Rasulullah, bane saja saya keluar untuk menunaikan hajat. Akan tetapi, Umar lalu berkata begini dan begini kepada saya.' Tiba-tiba turun wahyu kepada Rasulullah. Ketika wahyu selesai dan beliau kembali ke kondisi semula, minuman yang ketika itu beliau pegang masih tetap berada di tangannya. Rasulullah lalu berkata, 'Sesungguhnya telah diizinkan bagi kalian keluar rumah untuk menunaikan hajat kalian."'

Ayat Tentang Perempuan Muslim

Asbabun Nuzul Jalaludin As-Suyuti halaman 452-453
      "Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, lakilaki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (al-Ahzab: 35)

    Sebab turunnya ayat

    Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam kitabnya, seraya menyatakannya berkualitas hasan, sebuah riwayat dari Ikrimah dari Ummu Imarah al-Anshariyah yang mendatangi Rasulullah seraya berkata, "Saya melihat bahwa segalanya hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki. Saya tidak menemukan kaum wanita disebutkan sedikitpun (dalam ayat Al-Qur'an)." Setelah berkata demikian, tiba-tiba turunlah ayat ini.

    Dengan kualitas sanad yang lumayan baik, Imam ath-Thabrani juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, "Beberapa wanita berkata kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, kenapa yang disebutkan (dalam ayat) hanya kaum mukmin laki-laki saja sementara kaum mukmin wanita tidak pernah disebut?' Tiba-tiba turunlah ayat ini."

Ayat Koreksi tentang Jihad

Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Buku 60, Nomerr 117:
    Dikisahkan Al-Bara:
    Ketika ayat: "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (di rumahnya)” (4:95) dinyatakan, Rasul Allah memanggil Zaid untuk menuliskannya. Pada saat yang sama Ibn Umm Maktum datang dan mengeluh tentang kebutaannya, maka Allah mewahyukan: “Kecuali mereka yang tidak sanggup (oleh karena luka atau buta atau lemah…”) (4:95).

    Ini hadis serupa lainnya:
    Muhammad dengan cepat mengubah sebuah ayat sesuai dengan permintaan orang buta tentang melakukan Jihad (4:95)

    Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Buku 61, Nomer 512:
    Dikisahkan oleh Al-Bara:
    Diwahyukan sebagai berikut: "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (di rumahnya) dan mereka yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya” (4.95)
    Sang Nabi berkata, "Panggil Zaid menghadapku dan suruh dia membawa papan tulis, tinta dan tulang skapula (atau tulang skapula dan tempta tinta).” Lalu dia berkata, “Tulislah: "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk..”, dan pada saat itu 'Amr bin Um Maktum yang buta datang dan duduk di belakang sang Nabi. Dia berkata, “Wahai Rasul Allah! Apakah perintahmu bagiku (yang berhubungan dengan ayat tersebut) sebagai orang buta?” Maka, ayat itu pun diganti menjadi:
    “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (di rumahnya) kecuali mereka yang tidak sanggup (oleh karena luka atau buta atau lemah, dll”) dan mereka yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.” (4.95)

    Berikut adalah hadis serupa dari Sahih Muslim:

    Hadis Sahih Muslim, buku 20, nomer 4676
    Telah dikisahkan dengan ijin dari Abu Ishaq bahwa dia mendengar Bara’ bicara tentang ayat Qur’an: “Tidak sama kedudukan antara mereka yang duduk (di rumah) diantara para mukmin dan mereka yang pergi berjihad di jalan Allah.” (4:95). (Dia berkata bahwa) sang Rasul Allah (semoga damai menyertainya) memerintahkan Zaid (untuk menulis ayat ini). Dia membawa tulang bahu (unta) yang menulis ayat itu di atasnya. Putra Umm Maktum mengeluh tentang kebutaannya pada Rasul Allah. (Mendengar itu) wahyu berikut dinyatakan: “Dari antara kaum mukmin yang duduk (di rumah) tanpa masalah apapun (sakit, tidak mampu, cacat)” (4:95). Kisah ini disampaikan melalui dua rantai penyampai kisah lainnya.


Dan masih banyak lagi contoh ayat kilat yang keluar dari mulut Muhammad kapan pun dia membutuhkannya untuk memenuhi keinginan pribadinya.

Sekarang, mari kita lihat, bagaimana kecepatan turunnya ayat sewaktu Muhammad diminta menjawab 3 pertanyaan dari orang-orang Quraish:

AYAT-AYAT JAWABAN, BARU KELUAR SETELAH 15 HARI

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 253-255

    An-Nadhr bin Al-Harits termasuk syetan-syetan Quraisy, orang yang menyakiti Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam, dan membuka permusuhan dengan beliau. la pernah pergi ke Al-Hirah dan di sana ia belajar cerita-cerita tentang raja-raja Persia, kisah-kisah tentang Rustum, dan Isfandiyar. Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam duduk di satu tempat untuk mengajak kaumnya ingat kepada Allah, mengingatkan mereka tentang hukuman Allah yang diterima orang-orang sebelum mereka, dan beliau beranjak dan tempat tersebut, maka An-Nadhr bin Al-Harits duduk di tempat yang sama, kemudian berkata, `Demi Allah, wahai orang-orang Qurais, aku lebih bagus ucapannya daripada Muhammad. Sekarang kalian kemarilah, niscaya aku katakan kepada kalian perkataan yang jauh lebih bagus daripada perkataan Muhammad!' Kemudian An-Nadhr bin Al-Harits bercerita kepada mereka kisah-kisah tentang raja-raja Persia, Rustum, dan Isfandiyar. la berkata, 'Dengan apa Muhammad lebih bagus ucapannya daripada saya?"'

    Ibnu Hisyam berkata, "An-Nadhr bin AI-Hants inilah (seperti disampaikan kepadaku) orang yang berkata, `Aku akan menurunkan ayat seperti yang diturunkan Allah'."

    Ibnu Ishaq berkata, "Seperti disampaikan kepadaku bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata, `Al-Qur'an menurunkan delapan ayat tentang An-Nadhr bin Al-Harits. Yaitu firman Allah Ta'ala, `Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, 'Itu adalah dongeng orang-orang yang dahulu. '(Al-Muthaffifin: 13). Dan semua ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata Al-Asaathir (dongeng orang-orang terdahulu) dalam AI-Qur'an'."

    Orang-orang Quraisy Bertanya kepada Rahib-rahib Madinah

    Ibnu Ishaq berkata, "Usai An-Nadhr bin Al-Harits berkata seperti itu, orang-orang Quraisy mengirimkannya bersama Uqbah bin Abu Mu'aith kepada rahib-rahib Madinah. Orang-orang Quraisy berkata kepada keduanya, 'Bertanyalah Italian berdua kepada rahib-rahib Yahudi tentang Muhammad, ceritakan sifat-sifatnya, dan jelaskan ucapannya kepada mereka, karena mereka adalah orang-orang yang pertama kali diberi ktab mempunyai pengetahuan tentang para nabi yang tidak kita ketahui.'

    An-Nadhr bin Al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu'aith berangkat ke Madinah. Tiba di sana, keduanya bertanya kepada rahib-rahib Yahudi tentang Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, sembari menjelaskan sifat-sif at dan sebagian ucapan beliau kepada mereka. Keduanya berkata kepada mereka, `Sesungguhnya kalian mempunyai Kitab Taurat, dan kami datang kepada kalian untuk bertanya tentang sahabat kami (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam)'."

    Usulan Orang-orang Yahudi

    Ibnu Ishaq berkata, "Rahib-rahib Yahudi berkata kepada kedua utusan Quraisy, `Tanyakan tiga hal kepada sahabatmu. Jika ia mampu menjawab ketiga hal tersebut, ia seorang Nabi yang diutus. Jika ia tidak bisa menjawabnya, maka ia berkata bohong dan kalian bebas mengeluarkan pendapat kalian tentang dia. Tanyakan kepadanya perihal pemuda-pemuda yang meninggal pada periode pertama dan bagaimana informasi tentang mereka? Karena mereka mempunyai informasi yang menarik. Kemudian tanyakan kepadanya perihal seorang pengembara yang menjelajahi timur dan barat; bagaimana kisahnya? Kemudian tanyakan kepadanya perihal roh; apakah roh itu? Jika sahabatmu bisa menjawab ketiga pertanyaan tersebut, ia seorang Nabi dan kalian hams mengikutinya. Jika ia tidak bisa menjawabnya, berarti ia berkata bohong dan silahkan kerjakan apa yang kalian inginkan terhadap dia'."

    Orang-orang Quraisy Bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian An-Nadhr bin Al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu'aith bin Abu Amr bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushai pulang ke Makkah. Ketika keduanya bertemu kembali dengan orang-orang Quraisy, keduanya berkata kepada mereka, `Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kami datang kepada kalian dengan membawa kata pamungkas persoalan kita dengan Muhammad. Rahib-rahib Yahudi menyuruh kita menaayakan tiga hal kepada Muhammad. Jika ia bisa menjawabnya, ia betul-betul seorang Nabi. Jika ia tidak bisa menjawabnya, ia berkata bohong dan kalian bebas mengeluarkan pendapat kalian terhadapnya.'

    Kemudian mereka datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata kepada beliau, `Hai Muhammad, terangkan kepada kami tentang anak-anak muda yang meninggal dunia pada periode pertama, karena mereka mempunyai kisah yang menarik, kisah seorang pengembara yang menjelajahi dunia timur dan barat, dan jugs tentang roh?'

    Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Semua pertanyaan kalian aku jawab besok pagi.'

    Beliau rnengatakan begitu tanpa mengatakan insya Allah. Setelah itu, mereka berpaling dari hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Menurut banyak orang, selama lima belas malam Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak mendapatkan wahyu dan Malaikat Jibril tidak datang kepada beliau, hingga membuat gusar penduduk Makkah. Mereka berkata, 'Muhammad menjanjikan memberi jawaban atas pertanyaan kita besok pagi, dan waktu sudah berjalan lima belas malam, namun ia tidak memberi jawaban atas pertanyaan kita.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedih sekali, karena wahyu terputus dari beliau. Beliau terpukul dengan komentar orang-orang Quraisy terhadap dirinya. Kemudian Malaikat Jibril datang kepada beliau dari Allah Azza wa Jalla dengan membawa surat AI-Kahfi. Dalam surat tersebut, Allah mengecam kesedihan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atas mereka, menjelaskan kepada beliau informasi seputar pertanyaan mereka; perihal pemuda-pemuda yang mereka maksud, sang pengembara, dan permasalahan roh."

NALAR:

Ayat-ayat itu bukan ayat-ayat dari Tuhan, melainkan ayat-ayat hasil pikiran Muhammad belaka.
Ketika Muhammad membutuhkan ayat-ayat yang gampang membuatnya, dia bisa secepat kilat mengucapkannya, tanpa menunggu waktu berhari-hari.
Tetapi sewaktu Muhammad butuh ayat-ayat jawaban atas pertanyaan yang sulit, Muhammad tidak bisa menurunkan ayat secepat ayat-ayat gampang, dia harus mikir dulu untuk menemukan jawabannya.

Untuk menutupi itu, dia mengatakan "wahyu terputus" atau "malaikat jibril terlambat datang kepadanya".


Kesimpulan mengenai Muslim yang Percaya Muhammad menerima Wahyu:

Muslim itu adalah MAKHLUK TERBODOH DI DUNIA.
Muslim sama sekali tidak merasa curiga walau terdapat fakta-fakta kejanggalan yang terlihat dari diri Muhammad.

by Duladi

Islam memiliki barisan sekutu non-Muslim yg berpengaruh dan dalam jumlah besar pula: generasi baru yg disebut dgn “Useful Idiots.” Sebutan ini kabarnya dipakai Lenin utk menggambarkan orang2 yg tinggal di negara2 demokrasi liberal, tapi benci dgn demokrasi liberal itu dan malah menyebarkan dan membenarkan Komunisme.

'Useful Idiots' adalah orang2 naïf, tolol, tidak tahu fakta, malah tidak tahu apapun, idealistik tapi tidak realistik, senang bermimpi disiang bolong, kepingin jadi pahlawan dan sengaja ‘in denial,’ dan bahkan terang2an menipu. Mereka ini berasal dari barisan orang2 yg tidak pernah puas, para anarkis, mengidam2kan menjadi spt Che Guevara, orang2 yang suka menentang apapun/kapanpun. (Contoh : mereka yg menentang pembuatan Nike di negara2 miskin, menghancurkan toko2 Nike di Barat, sambil PAKAI sepatu NIKE ! Atau mereka yg menghancurkan restoran2 McDonald, sambil makan siang/malam di McDonald. Atau orang AS yg mencela George Bush sambil mengelu2kan Ahmadinejad yg tidak enggan membunuh orang2 AS).

'Useful Idiots' ini bisa saja tersingkirkan dari pemerintahan/perusahan multinasional … dsb. Ia bisa juga seorang trilyuner, aktor, tokoh akademis ataupun tokoh politik. Yang menyatukan mereka adalah : kebencian terhdp negara mereka, walau tidak pernah kepingin tinggal di negara lain. (Lihat aja Michael Moore, yg mencela Bush yg mendorong kepemilikan senjata, tapi Moore nggak keberatan tuh kalau disuruh pindah ke TEXAS !! Lihat aja orang2 Pakistan yg satu hari membakar bendera AS, dan hari kemudian ngantre minta visa ke AS !! )

Si 'Useful Idiot' yg paling bahaya adalah mereka yg “Politically Correct.” Ia memang mahir menggunakan bahasa euphemisme, bertele2, double-talk dan penipuan langsung.

Si 'Useful Idiot' mendapat kepuasan karena dianggap sbg anti-status quo. Ia memuaskan diri dgn membantu kekuatan yg dapat menghancurkan Orde yg sudah ada : sebuah Orde yg tidak ia setujui atau tidak dianggap sbg bagiannya.

Si 'Useful Idiot' sering kontradiktif dan tidak jujur. Ia tidak mau berkaca diri guna menemukan sumber masalah dlm dirinya ataupun sumber ketidakbahagiaannya, malah sebaliknya ia lebih suka bergabung dgn kekuatan2 yg membenarkan persepsi kabur-nya itu.

Lebih mudah memang utk menyalahkan orang lain, ketimbang memeriksa dan memperbaiki diri sendiri. Kritik melulu, mengeluh terus menerus —inilah praktek2 liberal si 'Useful Idiot'—yg memang tidak memerlukan bakat maupun energi. Ia seorang filsuf yg senang duduk di menara gajah putih.

Si 'Useful Idiot' tidak sama dgn orang yg secara jujur memiliki pandangan berbeda. Sebuah masyarakat tanpa pandangan jujur dan terbuka adalah masyarakat yang mati. Gagasan2 kritis dan segar adalah sumber hidup sebuah masyarakat sehat—berlawanan dgn sebuah otokrasi dimana garis kebijakan orang2 atas dianggap sakral.

Orang “normal” menghabiskan waktu lama dan energi utk memperbaiki kekurangannya dan ini menyumbang secara positif bagi masy luas. Tapi ini bukan MO (modus operandi) si 'Useful Idiot.' Ia lebih jago menyalahkan orang lain dan membebaskan diri dari tanggung jawab sendiri. Sumbangannya hanyalah menambah problema masyarakatnya.

'The Useful Idiot' sering menyebarkan informasi keliru dan tipuan kapanpun kalau memang cocok dgn tujuannya. Istilah2 spt “Political Islam,” atau “Radical Islam,” misalnya, adalah sumbangan para 'Useful Idiots.' Padahal tanpa istilah2 inipun, Islam dan piagamnya—Quran—memang merupakan gerakan politik radikal. Sang 'Useful Idiot'-lah yg men-sanitasi Islam dan memberi kesan bahwa “Islam sesungguhnya” sebenarnya bersifat non-politis dan moderat.

Islam bersifat politis, sampai ke-akar2nya. Dlm Islam, mesjid dan Negara adalah satu kesatuan—mesjid adalah negara. Pengaturan inilah memang yg dimaksudkan Muhamad. Secara ekstrim, Islam memang radikal. Bahkan Islam “moderat” adalah radikal, baik dlm kepercayaan maupun kelakuannya. Muslim percaya bahwa SEMUA non-Muslim, akan berakhir di neraka dan memang patut dilecehkan, ketimbang mereka yg mukminin.

Tidak ada tingkah laku yg tidak dianggap biadab oleh Muslim, kalau berurusan dgn non-Muslim. Mereka menghancurkan patung2 Budha yang tidak ternilai harganya, memberanguskan monumen2 suci agama2 lain dan mem-bulldozer kuburan2 non-Muslim—ini hanyalah secuil contoh dari kebencian mendalam Islam terhdp mereka yg tidak memilihnya.

Bahkan dari saat pembentukannya, Islam mainstream yg “moderat” secara terang2an bersifat genocidal. Sejarah mereka sendiri menunjukkan bahwa Ali, imam pertama kaum Shi’ah dan menantu Muhamad, memenggal kepala 700 lelaki Yahudi dihadapan Muhamad sendiri. Rasulullah dan konco2nya ini sendirilah yang memperbudak
Isteri dan anak2 korban2 yg mereka penggal itu. Muslim dari dulu sampai sekarang mempraktekkan bentuk2 perbudakan yg paling biadab dan tidak memiliki batas malu. Perdagangan budak, bahkan sampai abad ke 21 ini, adalah bisnis subur di sejumlah negara Islam dimana sheik2 kaya membeli anak2 orang miskin dari gang2 penyelundup manusia bagi pemuasan seksual sadis mereka.

Quran sendiri yg mengajarkan Muslim utk menipu — sesuatu yg dipraktekkan sang RAHMATAN LIL ALAMIN alias Rasulullah alias Muhamad. Para pemimpin Islam yg datang kemudian hanya mempraktekkan contoh nabi yg paling dicintai Allah. Khomeini, pencetus Revolusi Iran th 1979 misalnya, mengiming2i pengikut dgn janji2 demokrasi. Dan begitu ia merebut kekuasaan, Khomeini menghajar para 'Useful Idiots' jamannya tanpa ragu2. Anak2 Iran terbaik ditipu habis dan dimanfaatkan oleh Muslim berjenggot ini sampai mereka harus mengibrit ke negara lain utk menghindari nasib yg sudah dialami puluhan ribu saudara sebangsa mereka yg dipenjara, disiksa, diperkosa dan/atau dieksekusi oleh jaringan imam ahli taqqiya itu.

3 dasawarsa setelah Revolusi Islam yg tragis itu, kekuasaan menyesakkan Islam masih juga membawa sengsara bagi orang Iran. Bangsa ternama dgn sejarah luar biasa secara sistimatis dicabik2 identitasnya dan dipaksa utk berpikir dan berlaku spt Muslim2 barbar dan tidak toleran itu. Bangsa Iran yg terkenal memperlakukan wanita dgn hormat dan derajad sejajar menyaksikan bgm hak2 itu--oleh imam2 jaman batu--dimundurkan ke status lebih rendah dari binatang.

Setiap kali kaum wanita Iran berupaya utk menentang kekuasaan misogynist mullah2nya Muhamad, mereka akan ditindas tanpa ampun. Wanita (bahkan yg dibawah umur) dipukuli, dipenjara, diperkosa secara bertubi2, dicincang, digantung spt juga lelaki dibantai tanpa proses peradilan ataupun amnesti.

Jadi berhati2lah terhdp 'the Useful Idiots' yg tinggal di negara2 demokrasi liberal. Sadar atau tidak, mereka menjadi sukarelawan Islam yang efektif. Mereka mempersiapkan jalan bagi kemajuan Islam dan saya jamin, merekalah akan menjadi korban2 pertama Islam, begitu Islam mengambil tampuk kekuasaan.

Kutipan yg sering dihubung2kan dgn Lenin :
"Kaum Kapitalis akan menjual kami tali utk menggantung leher mereka. Useful Idiots !"

Artikel2 ttg USEFUL IDIOTS :
http://www.torontosun.com/News/Columnis ... 43383.html

Vladimir Lenin menggunakan istilah "useful idiots" bagi mereka yg tinggal di negara2 demokrasi di Barat yg simpati dgn program politik gulag Bolshevik Lenin.

Keluguan/naivitias orang2 Barat dlm menyebarkan propaganda kebencian terhdp diri sendiri benar2 bermanfaat bagi Lenin dan penerus2nya, mulai dari Stalin sampai Gorbachev.

Bahkan Mao Tse TungPUN memiliki barisan 'useful idiots'nya sendiri, spt
wartawan AS, Edgar Snow, yg menjustifikasi sadisme Mao, seorang pembunuh masal terbesar abad 20 (demikian menurut penulis, Jung Chan)

Dlm sebuah masyarakat bebas, kritik diri bukan hal aneh, namun para "Useful idiots" adalah PENGKHIANAT2 yang membawa celaka bagi negara mereka sendiri.

Demonstrasi2 anti-perang di Washington dan tempat2 lain didunia terdiri dari 'useful idiots' jaman kita, yg tidak mengacuhkan Muslim2 bayaran Iran yg membunuh sesama Muslim di Irak, yg bisa mengakibatkan timbulnya tirani di Irak.

Istilah ini juga dipakai utk menggambarkan NON Muslim ataupun MUSLIM yg tidak tahu menahu ttg Islam dan tanpa sadar membantu tersebarnya kebohongan ttg Islam ('Islam agama damai' dsb) dan memudahkan negara mereka semakin digerogoti Islam.


Daftar Userful Idiot International

Banyak muslim tidak tau kisah sebenarnya tentang muhammad, mereka cuma dicekoki doktrin-doktrin bahwa muhammad adalah sosok yang mulia dan merupakan teladan sempurna yang ajarannya berlaku sepanjang masa. Apakah benar demikian ? Baca dulu, setelah itu simpulkan sendiri.

Mengenal Muhammad, buku tulisan Ali Sina:
Pendahuluan
Siapakah Muhammad? Kelahiran dan Masa Kecil
Muhammad Menikah dengan Khadijah
Pengalaman Mistik Muhammad
Kebohongan dan Penindasan Muhammad
Muhammad Hijrah ke Medina
Pecah-Belah dan Penjajahan ala Muhammad
Muhammad membuat Janji-Janji Hadiah Surgawi
Perintah Melakukan Kekerasan oleh Muhammad
Perintah Melakukan Kekerasan
Muhammad dan Penyerangan
Muhammad dan Perkosaan
Muhammad dan Penyiksaan
Muhammad dan Pembunuhan
Muhammad dan Pembantaian Masal
Penyerangan terhadap Banu Qainuqa’
Penyerangan atas Banu Nadir oleh Muhammad
Penyerangan terhadap Banu Quraiza oleh Muhmmad
Taqiyyah: Tipuan Suci aka NGIBUL
Profil Pribadi Muhammad
Muhammad dan Narsisisme
Aliran pemujaan dari Seorang Narsisis
Pesan/Alasan sang Narsisis
Orang Narsisis Ingin Meninggalkan Warisan
Orang Narsisis ingin jadi Tuhan
Apa Penyebab Narsisisme?
Pengaruh Khadijah terhadap Muhammad
Keyakinan Muhammad atas Tindakannya
Jika Muhammad seorang pembohong, kenapa dia ingin dikenal sebagai "Amin"(dipercaya)
Lebih jauh tentang Pecah-Belah dan Jajah
Perbandingan antara Islam dan Aliran Pemujaan dari Sang Narsis
Pengalaman Bawah Sadar Muhamad
Angan2 Muhammad untuk Bunuh Diri
Temporal Lobe Epilepsy
Gejala-gejala Kejang-kejang Temporal Lobe
Perjalanan Malam ke "Syuuuuurga"
Muhamad Menyatakan Kebenaran
Asal Usul Pengalaman Mistik Muhamad !
Stimulasi Otak menciptakan Orang yg tidak Nampak
Kasus Phil K. Kindred
Kasus TLE Lainnya
Orang-Orang Terkenal yang Menderita Epilepsi
Seksualitas, Pengalaman Religius dan Aktivasi Hiper dari Temporal Lobe
TLE adalah penyakit bermuka banyak
Penyakit pada Tubuh Muhammad
Muhammad dan Aliran Sesatnya
Semakin Sulit Semakin Baik
Orang2 Narsisis terkenal yang Jadi Pemimpin Aliran Kepercayaan Sesat
Pengaruh dari Sebuah Kebohongan Besar
Penggunaan Kekerasan
Kenapa muslim memuji Muhammad?
Jika Orang Waras Mengikuti Orang Tidak Waras
Ketaatan Mutlak
Mati sebagai Bukti Beriman
Hukuman dan Ancaman
Menyingkirkan Orang2 yang Menentang
Tidak Konsisten
Hancurnya Hubungan Keluarga
Pengaruh Bujukan
Bualan-Bualan Luar Biasa Besar
Curiga akan Non-Muslim
Melakukan Muzizat-Muzizat
Pembenaran Diri Sendiri
Isolasionisme (Pengasingan Diri)
Perubahan Perlahan
Menuntut Nyawa sebagai Pengorbanan Akhir
Mengelabui Umat
Pengekangan Informasi
Pertukaran Pikiran (dialog) antar Budaya?

Bersambung....

Muslim berkata mereka ingin berdialog (bertukarpikiran) antar budaya. Budaya apa? Islam sendiri adalah anti budaya. Islam menentang kebudayaan. Islam adalah barbar dan biadab. Lebih jauh lagi, pertukaran pikiran bukanlah kebiasaan dalam dunia Islam.

Di bulan September 2006, para Muslim sekali lagi mengangkat senjata. Kali ini gara2 ucapan Paus Benedict XVI di Universitas Regensburg di Jerman, di mana dia menjabat sebagai profesor di bidang theologia. Di pidatonya yang berjudul “Iman dan Akal” dia menjabarkan perbedaan mendasar antara pandangan Kristen bahwa Tuhan adalah makhluk berakal, dan ini serupa dengan konsep Yunani tentang logos, dan pandangan Islam bahwa “Tuhan sama sekali di luar akal,” sehingga melakukan apapun yang menyenangkan hatinya, tidak dibatasi apapun, termasuk akal, dan, karenanya, perbuatannya tidak masuk akal bagi manusia.

Paus Benedict mengutip percakapan yang terjadi di tahun 1391 antara Kaisar Bizantium Manuel II Paleologus yang terpelajar dan ilmuwan Persia tentang hal Kristen dan Islam. “Dalam diskusi ini,” kata Paus, “sang Kaisar membahas tentang jihad (perang suci Islam) dan mengatakan pada rekan diskusinya, ‘Tunjukkan padaku apa yang baru yang diajarkan Muhammad, dan yang kau akan temukan hanyalah kejahatan dan kebiadaban, seperti misalnya perintahnya untuk menyebarkan agamanya dengan pedang.’ Setelah menyatakan pendapatnya secara tegas, sang Kaisar melanjutkan dengan menerangkan alasan2 yang rinci mengapa menyebarkan agama dengan pedang merupakan perbuatan yang tidak masuk akal. Kekerasan merupakan sifat yang berlawanan dengan Tuhan dan sifat asli hati nurani. 'Tuhan', katanya, ‘tidak suka pertumpahan darah – dan bertindak secara tak masuk akal merupakan hal yang bertentangan dengan sifat Tuhan. Iman tidak lahir dari jiwa ataupun tubuh. Siapapun yang ingin mengajak orang untuk beriman harus mampu bercakap secara baik dan masuk akal, tanpa kekerasan dan ancaman… Untuk meyakinkan jiwa yang berlogika, orang tidak perlu bawa senjata2 berat macam apapun, atau ancaman2 mengambil nyawa orang itu …. Pernyataan jelas dalam keterangan yang menentang kekerasan ini adalah: tidak melakukan hal yang sesuai dengan akal sehat merupakan hal yang bertentangan dengan jati diri Tuhan.’

Paus juga mengutip perkataan Theodore Khoury, yang adalah pengedit dan penyusun buku tentang percakapan di atas. Theodore Khoury menjelaskan: “Bagi sang Kaisar, karena Bizantium dibentuk berdasarkan filosofi Yunani, maka pernyataannya menerangkan bentuk negaranya sendiri. Tapi bagi ajaran Muslim, Tuhan itu sama sekali di luar akal. Keinginan Tuhan tidak terikat jalan pikiran manusia apapun, tidak pula akal sehat manusia.” Khoury lalu mengutip tulisan ahli Islam Perancis yakni R. Arnaldez, yang menerangkan bahwa Ibn Hazn menyatakan bahwa “Tuhan tidak terikat pada perkataannya sendiri, dan tiada sesuatu pun yang membuatnya wajib menyatakan kebenaran pada kita. Jika Tuhan memerintahkannya, bahkan kita pun harus menyembah berhala.” Pidato sang Paus membuat kaum Muslim di seluruh dunia merasa sakit hati.

Menteri Luar Negeri Mesir berkata: “Ini merupakan pernyataan yang sangat disesalkan dan jelas menunjukkan sikap yang tidak mengerti akan Islam yang sebenarnya.” Dia menyatakan bahwa hal ini akan “mengakibatkan ketegangan dan rasa curiga dan pertentangan antar Muslim dan antar masyarakat Barat juga.”

Parlemen Afghanistan dan Menteri Luar Negerinya menuntut pernyataan maaf.

Konsul Penjaga Iran menuduh hal ini sebagai “Akal2an Barat dalam Menentang Islam” karena “menghubungkan Islam dengan kekerasan.”

Juru bicara Pemerintahan Irak bernama Ali al-Dabbagh berkata bahwa “Ucapan Paus menunjukkan dia salah mengerti tentang prinsip2 Islam dan ajaran Islam tentang pemberian maaf, kasih sayang, dan pengampunan.”

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa komentar Paus “tidak bijaksana dan tidak selayaknya.”

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mengatakan, “Paus tidak boleh memandang enteng kemarahan yang telah diakibatkannya.”

Parlemen Pakistan Majlis-e-Shoora mengeluarkan pernyataan yang berbunyi, “Pernyataan2 Paus yang merendahkan tentang filosofi jihad dan Nabi Muhammad telah menyakiti hati para Muslim di seluruh dunia dan membahayakan hubungan antar agama.” Juru bicara wanita Kementerian Luar Negeri Pakistan yang bernama Tasnim Aslam berkata, “Siapapun yang mengatakan Islam sebagai tidak bertoleransi menantang terjadinya kekerasan.”

Ini adalah bukti nyata protes2 dari para pemimpin dunia Islam. Tidak disangkal lagi, pidato Paus menyulut kerusuhan di seluruh dunia – gereja2 dibakar dan dihancurkan di Gaza, Tepi Barat, dan di Basra. Di Mogadishu, seorang biarawati Italia yang telah uzur dan juga pembantunya, dibunuh. Beberapa Muslim bahkan mengajak agar Paus dibunuh.

Menurut surat kabar Inggris, pemimpin organisasi Muslim Inggris al-Ghurabaa yang bernama Anjem Choudary memimpin demonstrasi unjuk rasa di luar Westminster Abbey. Dia menuntut agar Paus dijatuhi hukum berat. Pemimpin agama Islam dari Somali yang bernama Abubakar Hassan Malin menyatakan bahwa Paus harus ditemukan dan dibunuh “di tempat itu juga.”

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdoğan berkata: “Aku yakin Paus harus menarik kembali pernyataannya yang tidak benar dan jahat dan minta maaf kepada dunia Islam dan Muslim… Aku harap dia cepat2 memperbaiki kesalahannya agar tidak menghalangi usaha tukar pikiran antar budaya dan agama.”

Para Muslim tidak bersikap terbuka akan kritik dan mereka mudah mengancam melakukan kekerasan jika kau menyebut agamanya penuh kekerasan. Pada saat yang sama mereka berkata ingin bertukar pikiran. Tukar pikiran seperti apa yang bisa dilakukan jika mempertanyakan Islam saja sudah bisa mengakibatkan kekerasan dan menyebabkan kematian bagi sang penanya? Jika Islam itu “salah dimengerti, “ seperti yang dikatakan oleh Muslim, bukankah mereka seharusnya mengijinkan orang bertanya jawab dengan mereka untuk menghapus salah pengertian tersebut?

Banyak ayat2 Qur’an yang memerlukan penjelasan yang jelas. “Bunuh kafir di mana pun kau menemukanya.” (2:191) “Perangi mereka, sampai tidak ada fitnah lagi dan ketaatan adalah semata-mata bagi Allâh saja. (2:193) “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.” (8:55) “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (8:12) “Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis.” (9:28 )

Bagaimana para Muslim menerangkan ayat2 ini? Bukankah ayat2 ini, dan ayat2 serupa lainnya dalam Qur’an, yang bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan di dalam dunia Islam? Kebanyakan agama, termasuk Kristen, punya sejarah masa lalu yang penuh kekerasan. Tapi Islam adalah satu2nya agama yang mengajarkan tindakan kekerasan dalam buku sucinya. Mengapa? Ini adalah pertanyaan sah yang membutuhkan jawaban.

Pertanyaan Kaisar Manuel II Paleologus tetap tidak terjawab. Jawaban seperti “Kau telah menyakiti hati kami yang peka, kau harus minta maaf, kau bodoh, kau membuat kami melakukan kekerasan,” dll bukanlah jawaban yang logis. Ini hanyalah jawaban untuk mengelak memberi keterangan yang sebenarnya. Jika kaum Muslim memang ingin bertukar pikiran, mereka harus mampu menjawab pertanyaan2 sulit, terutama tentang perbuatan nabi mereka.

Dalam pidatonya, sang Paus mengajak masyarakat Barat untuk beriman teguh pada Tuhan berdasarkan pengertian akal sehat. Lalu dia berkata: “Berdasarkan pengertian logos yang agung ini, berdasarkan adanya akal sehat inilah, maka kita mengajak rekan2 kita untuk bertukar pikiran tentang budaya.”

Bagi kebanyakan Muslim, tukar pikiran (dialog) hanya bisa terjadi satu arah saja (monolog). Yang sebenarnya ingin mereka katakan: kau dengar baik2 apa yang ingin kami katakan padamu dan kau harus setuju. Jika kau mengajukan pertanyaan2 sulit yang tidak bisa kami jawab, kami akan sakit hati dan kau akan menyesal karenanya. Bagaimana bisa terjadi dialog dari dua pendekatan yang saling bertentangan seperti ini?

Bukankah masuk akal untuk mempertanyakan bahwa jika memang tidak ada pemaksaan untuk memeluk Islam, seperti yang dinyatakan dalam sebuah ayat Qur’an, mengapa lalu begitu banyak ayat lainnya memerintahkan Muslim untuk melakukan jihad? Mengapa begitu banyak ayat2 Qur’an yang tidak bertoleran terhadap kebebasan menganut kepercayaan lain di luar Islam? Mengapa meninggalkan Islam diganjar dengan hukuman mati?

Ya, memang kita harus tukar pikiran, tapi ini harus merupakan dialog yang berdasarkan pertanyaan2 sah, pertanyaan2 sulit, pertanyaan yang belum pernah dijawab sebelumnya. Kumpul2 untuk saling berpelukan dan bersalaman bukanlah dialog. Menyembunyikan kotoran selama 1400 tahun di bawah karpet tidak akan membawa Muslim dan non-Muslim untuk lebih saling mengerti satu sama lain. Terdapat pertanyaan2 yang mendasar, yang mengganggu tentang Islam dan Muhammad dan semua ini harus dijawab.

Dialog ini harus dimulai dimulai. Kaum Muslim harus mendengar pertanyaan2 ini. Sudah waktunya mereka menjawabnya. Tingkah laku Muhammad harus diamati dengan cermat dan ajarannya dibongkar. Jika pertanyaan2 ini dibiarkan tidak dijawab, bagaimana kita bisa melakukan dialog? Sebelum pertanyaan2 ini dijawab saja dan dunia benar2 mengerti tentang Islam, maka dunia tidak perlu menerima Islam sebagai agama.

Peradaban manusia sudah mengalami terlalu banyak perang. Sudah terlalu banyak darah yang dikucurkan dan terjadi pembunuhan2 yang tidak masuk akal. “Para martir yang terlupakan berbaring di dalam peti matinya, dan mereka berkorban nyawa demi agamanya, tapi ternyata agama itu dingin yang mati.” [318] Kita tidak butuh perang2 lain. Kita butuh bicara satu sama lain. Mari kita tinggalkan sejenak sentimental dan fanatik agama, dan mari lakukan dialog yang sebenarnya, dan menjawab pertanyaan2 yang nyata.
[318] Margaret A Murray in "The Genesis of Religion" (Lahirnya Agama)

Sudah bisa dibuktikan dengan mudah bahwa Islam sama sekali bukan agama damai, tapi kepercayaan yang mengobarkan perang yang berbahaya. Merupakan tindakan yang salah besar untuk menganggap Islam sebagai salah satu dari banyak agama dan menggolongkan Islam sebagai agama.

Islam adalah gerakan politik fasisme yang serupa dengan Nazisme yang diciptakan orang sakit jiwa berat. Islam tidak diciptakan untuk menyatukan hati banyak orang tapi untuk memecah belah mereka, untuk menimbulkan kebencian diantara mereka dan untuk menguasai mereka, memaksa setiap orang tunduk di bawahnya. Kalau pun semua orang telah memeluk Islam, perang akan terus berlangsung, karena Muslim akan terus bertempur satu sama lain untuk menentukan mana yang benar2 Islam “sejati.”

Islam adalah hasil karya orang yang sakit jiwa. Islam diciptakan sebagai alatnya untuk menaklukkan. Islam tidak membawa apapun kecuali penderitaan bagi pemeluknya dan teror (ketakutan) bagi yang tidak menganutnya.

Islam harus diberatas agar kemanusiaan dapat terus berlangsung. Tiada jalan tengah atau kompromi. Islam tidak dapat diubah bentuknya, tapi bisa dihancurkan. Islam itu kaku keras tapi rapuh.

Akhirnya, yang bisa menghancurkan Islam adalah kebenaran. Islam tidak berdaya jika dihadapkan pada kebenaran. Yang dibutuhkan untuk menghancurkan doktrin kebencian ini hanyalah kata2. Kata2 kebenaran merupakan ancaman terbesar dalam Islam. Muhammad tahu akan hal ini. Karena itulah dia melarang adanya kritik dan mengeluarkan ancaman mati bagi mereka yang berani menentangnya. Semakin cepat kebenaran menyebar, semakin cepat pula Islam akan lenyap jadi debu dalam sejarah.

Sekarang kau tahu tentang kebenaran. Selebihnya adalah terserah dirimu sendiri. Tidak pernah terjadi sebelumnya di mana nasib umat manusia tergantung begitu besar pada setiap diri manusia satu per satu. Hari ini, kau dan aku akan mengubah sejarah. Yang harus kita lakukan adalah menyatakan kebenaran. Setelah itu kebenaran akan memerdekakan kita semua.

Tiada tempat bagi Islam di masa depan umat manusia. Ajaran kebencian ini tidak akan selamat di abad ini dan akan hancur di masa kita masih hidup pula. Islam harus lenyap, karena tidak hanya Islam itu palsu, bodoh, dan tidak masuk akal, tapi karena Islam juga penuh kekerasan, tidak bertoleransi, dan jahat. Kita tidak boleh bersikap toleran terhadap aliran yang tidak bertoleransi. Bagaimana Islam akan berakhir terletak di tangan kita semua – orang2 biasa seperti kau dan aku. Jika kita tidak berbuat apapun, jika kita tidak menentangnya dan membiarkannya, maka Muslim akan mengakibatkan terjadinya Perang Dunia III dan jutaan manusia akan mati karena perang nuklir.

Komunisme itu jahat, tapi orang2 komunis cinta kehidupan dan karenaya Perang Dingin dapat berakhir tanpa terjadi perang nuklir. Muslim cinta kematian. Hal ini merubah semua hal. Kau mungkin mengira orang yang cinta kematian tentunya orang tidak waras, tapi bagi mereka kematian merupakan bagian iman di alam baka.

Perang nuklir akan mengakhir Islam, tapi itu terjadi setelah sebagian besar umat manusia atau mungkin seluruh dunia Islam musnah. Jika kita bertindak sekarang dan mulai mengadakan dialog, mempertanyakan Islam dan membantu Muslim untuk melihat kebenaran, maka Islam akan semakin lemah dan Muslim akan merdeka. Muslim adalah korban kebohongan besar Islam. Mereka tidak butuh belah kasihan, tapi bimbingan. Jika dialog gagal terjadi, maka perang tidak dapat dihindari lagi. Jika saja dulu ideologi Nazisme dikalahkan sebelum mencengkeram masyarakat Jerman dan jadi begitu kuat, maka korban jiwa 50 juta manusia dapat dihindari.

Satu hal yang pasti, hari2 Islam dapat dihitung. Akankah Islam berakhir dengan ledakan hebat, seperti yang dialami Nazisme, setelah jutaan atau milyaran orang mat? Atau akankah Islam mati dengan sendirinya, seperti yang dialami Komunisme, setelah Muslim melihat kebenaran dan meninggalkannya? Jawaban pertanyaan ini tergantung dari sikap kita semua hari ini.

Alam tidak mengenal yang baik dan yang jahat; alam mengenal kekuatan. Muslim adalah kekuatan militan. Mereka secara aktif mempromosikan agamanya melalui penipuan dan teror. Penipuan dan teror adalah dua strategi jihad, yang wajib dilakukan semua Muslim, sesuai kemampuan masing2. Sebagian Muslim melakukan jihad dalam hidupnya melalui tindakan terorisme dan Muslim yang lain dengan cara mengelabui orang2 untuk menganggap Islam adama damai padahal mereka sendiri tahu bahwa itu tidak benar. Sebagian besar masyarakat dunia bersikap santai, ramah, dan percaya akan kebebasan beragama. Ini mengakibatkan perbedaan kekuatan yang tidak seimbang yang menguntungkan Islam. Karena sikap militan Muslim dan sikap bertoleransi non-Muslim, para Muslim mampu menguasai negara2 yang jauh lebih kuat. Kemenangan ini membuat mereka semakin berani dan sombong. Jika non-Muslim tidak bangkit untuk menghentikan Islam dan mengalahkannya, maka Islam akan menang. Kehancuran umat manusia merupakan kemenangan Islam.

Kau tidak usah jadi jenius untuk mengetahui bahwa hanya diperlukan sedikit militan nekad untuk menundukkan dan menyandera orang2 sipil tak tahu apa2 dalam jumlah besar. Muhammad berkoar, “Aku telah dimenangkan melalui teror.” [319] dan para Muslim menggunakan teror sebanyak mungkin di seluruh perang2 mereka dan mereka menang perang. Masyarakat non-Muslim dunia tidak sadar dan tidak siap. Inilah yang membuat mereka mudah dikalahkan. Jika kita tidak bangun dan melihat Islam sebagai musuh yang mengancam nyawa dan budaya kita, maka kita akan menghadapi masa2 sulit di masa depan. Waktu sudah tidak banyak tersisa. Jika ideologi Islam tidak segera dikalahkan, kita akan menghadapi masa depan sedemikian mengerikan sehingga kengerian Perang Dunia II hanya tampak seperti permainan anak2 saja.
[319] Bukhari, 4.52.220.

Muhammad adalah orang sakit jiwa. Islam adalah hasil ketidakwarasan yang harus segera berakhir. Jika tidak, maka kita harus membayarnya dengan nyawa kita sendiri.

Sama seperti nabinya, para Muslim juga dilatih untuk bersikap penuh curiga. Mereka diajarkan untuk menganggap non-Muslim sebagai musuh yang ingin menghancurkan mereka. Aku ingat dulu aku memandang curiga pada kawanku yang ingin tahu dan membaca buku Ayat2 Setan karangan Salman Rushdie. Padahal saat itu aku tidak tahu apapun tentang isi buku itu. Ternyata buku Salman Rushdi hanyalah novel biasa saja. Qur’an jauh lebih menjelek-jelekkan Islam daripada semua buku yang pernah ditulis. Meskipun begitu, sebagai Muslim kau tidak boleh membaca apapun yang mengritik Islam. Hal ini bukan karena kau takut ketahuan, tapi kau takut akan Allâh dan hukumannya yang sadis. Membaca buku2 anti Islam bisa menggoyahkan iman kesetiaanmu pada Islam.

Bandingkan hal ini dengan Kenisah Rakyat. “Dalam Kenisah Rakyat, dan terutama di Jonestown,” tulis Osherow, “Jim Jones mengontrol informasi yang bisa didengar anggotanya. Dia secara efektif mencegah segala perlawanan yang bisa muncul dalam gerejanya dan menanamkan kecurigaan dalam diri setiap anggota terhadap segala pesan yang berlawanan dari luar gerejanya. Lagi pula, kebenaran informasi apakah yang bisa disampaikan oleh “musuh2” yang berusaha menghancurkan Kenisah Rakyat dengan kebohongan2? Karena tidak punya pilihan lain dan tidak menerima informasi luar, maka kemampuan anggota untuk menelaah dan menolak sudah jauh berkurang. Lebih2 lagi, bagi kebanyakan pengikutnya, ketertarikan untuk menjadi bagian Kenisah Rakyat berasal dari kemauan mereka untuk menyerahkan tanggung jawab dan kontrol atas hidup mereka sendiri. Orang2 ini kebanyakan adalah kaum miskin, minoritas, lanjut usia, dan tidak berhasil dalam hidup. Mereka dengan senang hati menukar kekuasaan (tanggung jawab) atas diri mereka sendiri guna mendapat keamanan, persaudaraan, muzizat2 palsu, dan janji2 keselamatan yang semu. Stanley Cath adalah psykhiatris yang mempelajari teknik2 pertobatan menarik jemaat baru yang digunakan pemimpin2 aliran sesat. Dia menjelaskan: “Jemaat2 baru harus hanya percaya apa yang disampaikan pada mereka. Mereka tidak perlu berpikir, dan hal ini melepaskan diri mereka dari tekanan2 berat.” (Newsweek, 1978a)

Hal yang sama terjadi pada kaum Muslim, terutama yang hidup di negara2 Islam di mana semua informasi yang bertentangan dengan ajaran Islam yang sah akan disensor dan umat Islam hanya boleh percaya pada satu pengertian Islam yang diakui Pemerintah Islam. Malah sebenarnya kaum Muslim berusaha keras untuk menyensor segala pesan anti-Islam bahkan di negara2 non-Muslim sekalipun. Jika terbit sebuah buku atau artikel yang tidak mereka sukai, maka mereka akan protes dan mencoba untuk memaksa pihak “pelanggar” untuk menarik penerbitan buku atau artikel itu dan meminta maaf pada mereka. Bisa dibayangkan pula kontrol sensor yang diterapkan Muhammad bagi pengikutnya di Medina. Dalam banyak kejadian, Omar akan mencabut pedangnya dan menunggu aba2 dari Muhammad untuk memenggal orang yang tampaknya berani melawan otoritas sang Nabi.

Sama seperti Mekah takluk di bawah Islam, juga Persia, Syria, Mesir dan lima puluh negara2 lain di bawah dominasi Islam; maka seluruh dunia non-Islam lainnya juga tidak akan luput dari serangan Islam. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, filosof China bernama Sun Zi (Tzu) berkata: “Kenalilah musuhmu, dirimu sendiri, dan kemenanganmu tidak akan terancam.” Kalimat ini benar artinya di masa sekarang, sama seperti di masa lalu. Pertanyaannya sekarang adalah, “Apakah kau mengenal musuhmu, dan apakah kau benar2 berusaha mengenal dirimu sendiri?” Sayangnya, jawaban kedua pertanyaan itu adalah tidak. Bukan saja kebanyakan non-Muslim (terutama Barat) tidak tahu apa2 tentang Islam, tapi banyak dari mereka yang benci budaya Kristen-Heleno mereka sendiri, dan berpihak pada siapa saja yang juga membenci hal yang sama.

Ibn Ishaq menyampaikan sebuah kisah yang menjelaskan sifat Islam yang sebenarnya. Kisah ini tentang pengamatan Orwa terhadap pengikut2 Muhammad. Dia mewakili masyarakat Quraish Mekah dan datang bertemu Muhammad di perkemahannya di Hudaibiyah, di daerah luar Mekah. Muhammad datang bersama 1.500 Muslim bersenjata untuk melakukan ibadah haji di Mekah tahun itu, dan bagi orang Mekah hal ini merupakan unjuk senjata yang menantang mereka.

Dalam pertemuan itu, Muhammad tampak tenang dan Abu Bakr bicara mewakili dirinya. Orwa yang tidak mempedulikan Abu Bakr, bersikap terus terang sesuai dengan adat Arab Bedouin, dan mengulurkan tangannya untuk menjamah jenggot Muhammad. Ini adalah tanda persahabatan dan kekeluargaan dan bukan tindakan menghina. “Minggir!” bentak seseorang sambil memukul tangan Orwa. “Singkirkan tanganmu dari Rasul Allâh!” Orwa tercengang oleh bentakan anak muda itu dan bertanya, “Siapakah kamu?” “Aku adalah keponakanmu, Moghira,” jawab anak muda itu. “Sungguh tak tahu budi!” tukas Orwa (yang dulu membayar uang darah atas beberapa pembunuhan yang dilakukan keponakannya tersebut), “padahal kemaren baru saja aku menebus nyawamu.”

Orwa kaget atas kesetiaan dan pengabdian pengikut2 Muhammad. Sekembalinya ke Mekah, dia melaporkan bahwa dia banyak melihat raja2 seperti Khosrow, Caysar, dan Najashi, tapi dia belum pernah melihat perhatian dan rasa hormat yang begitu besar yang diterima Muhammad dari pengikutnya. “Mereka cepat2 mengamankan air yang digunakannya untuk wudhu, menyimpan ludahnya, atau rambut yang jatuh dari kepalanya.” [313]
[313] Sirat Ibn Ishaq, p.823

Dari kisah ini sudah jelas bahwa Muhammad menjadikan dirinya pusat penyembahan bagi aliran ciptaannya. Dialah tuhan yang dikhotbahkannya sendiri. Ketaatan padanya sama dengan ketaatan pada Allâh dan menentangnya berarti menentang Allâh. Inilah yang memang diangan-angankan para narsisis dan psikopath – jadi reinkarnasi Tuhan. Muhammad menipu semua orang sampai dia mencapai takhta Allâh dan de facto menjadi Tuhan itu sendiri.

Jeanne Mills menulis: “Aku heran karena tidak banyak perbedaan pendapat diantara anggota2 gereja ini. Sebelum kami bergabung dalam gereja ini, Al dan aku bahkan tidak bisa setuju untuk memberi suara pada pemilu presiden. Tapi sekarang setelah kami bergabung dalam gereja Jim, dalam keluarga tidak lagi terdapat perdebatan2. Tiada lagi pertanyaan siapa yang benar, karena Jim-lah yang selalu benar. Ketika keluarga kami berkumpul untuk membicarakan masalah keluarga, kami tidak menanyakan pendapat masing2 anggota keluarga. Tapi kami ajukan pertanyaan seperti ini pada anak2, “Apakah yang akan Jim lakukan?” Hal ini menyingkirkan masalah dalam kehidupan. Kami percaya adanya “rencana illahi” yang mengatakan Alasan Utama adalah selalu benar dan akan berhasil. Jim selalu benar dan barangsiapa yang setuju padanya akan benar pula. Jika kau tidak setuju dengna Jim, maka kau tentu salah. Begitu saja masalahnya.” [314]
[314] Mills, J. Six years with God. New York: A & W Publishers, 1979

Muslim percaya dua hal: (1) Qur’an dan (2) Sunnah. Qur’an adalah perkataan Muhammad (yang diakui Muslim sebagai perkataan Allâh) [315] dan Sunnah adalah kisah yang disampaikan orang2 tentang apa yang dikatakan dan diperbuat Muhammad. Rincian keterangan Sunnah ditulis dalam berjilid-jilid buku ahadis (kumpulan hadis). Ilmuwan hukum Islam belajar bertahun-tahun untuk memahami semua ketarangan detail dalam ahadis dan Muslim tidak berani bertindak apa2 sebelum bertanya dulu pada para ilmuwan Islam dan belajar tentang aturan Islam yang benar dari mereka. Sunnah adalah “tata cara hidup” Islam yang dicontohkan Muhammad ketika dia masih hidup. Terdapat banyak keterangan lengkap yang ditulis oleh sahabat2 dan istri2 Muhammad. Semuanya dijabarkan secara rinci. Semua tindakannya dicatat. Yang perlu dilakukan semua Muslim adalah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari tata cara hidup Islam yang “penting” ini, yang sesuai dengan contoh2 yang dilakukan nabinya. Dengan mengikuti contoh ini secara persis mereka yakin telah memenuhi kewajiban sebagai Muslim sejati dan nantinya akan diberi upah atas ibadah “baik” mereka.
[315] Ada orang2 yang yakin bahwa Qur’an adalah hasil karya tulis beberapa orang. Contoh ilmuwan seperti itu adalah Denis Giron http://www.infidels.org/library/modern/ ... tiple.html

Hal yang baik dan buruk dalam Islam tidak ditentukan dengan apa yang orang awam anggap sebagai hal yang baik dan buruk, tapi ditentukan dari apa yang dilarang dan dianjurkan oleh Muhammad.

Bagaimana Muhammad dapat mengembangkan kemampuan hebat untuk menipu orang banyak, yang pengaruh tipuannya sukar dilenyapkan? Muhammad adalah orang narsisis dan apapun yang dikerjakannya adalah bagian dari sifat kelainan jiwa narsistik. Semuanya itu ke luar dari dirinya secara alami, dan kemampuan seperti ini juga dimiliki narsis sukses lainnya seperti Hitler, Stalin, Jim Jones dan Saddam.

Osherow menulis tentang hal ini ketika dia menjelaskan tentang Jim Jones: “Meskipun sudah jelas dia tidak punya pengetahuan ilmiah akan ilmu psikologis sosial, Jim Jones menggunakan teknik2 ampuh dan efektif untuk mengontrol kelakuan orang2 yang mengubah perilaku mereka. Beberapa pengamatan membandingkan teknik2nya dengan teknik2 yang digunakan untuk “cuci otak,” karena keduanya juga menggunakan komunikasi kontrol, pemanfaatan rasa bersalah, dan kekuasaan atas jati diri seseorang [316] dan juga isolasi, perintah2 yang harus ditaati, tekanan fisik, dan penggunaan pengakuan2. [317] Tapi menggunakan istilah cuci otak membuat proses kejiwaan ini jadi terdengar janggal dan tidak wajar. Ada hal2 yang aneh dan mengerikan dalam sifat paranoia Jones, angan2 tentang dirinya yang maha hebat, sadisme, dan obsesinya terhadap keinginan bunuh diri. Apapun tujuannya, dengan menyusun rencana dan angan2 khayalannya, dia mampu memanfaatkan cara2 psikologi sosial yang ampuh untuk mewujudkan keinginannya. Keputusan yang membuat suatu kelompok masyarakat menghancurkan diri sendiri adalah perbuatan tidak waras. Tapi pelaku perbuatan ini adalah orang2 “normal” yang dikondisikan dalam keadaan yang begitu menekan, sehingga mereka jadi koban tekanan dari dalam dan juga dari luar kelompok.”
[316] Lifton, R. J. Appeal of the death trip (Tuntutan Perjalanan Kematian) New York Times Magazine, January 7, 1979.
[317] Cahill, T. In the valley of the shadow of death (Di Lembah Maut). Rolling Stone. January 25, 1979.


Pernyataan ini menjelaskan bagaimana sejumlah besar orang2 normal dapat mengikuti ajaran orang sakit jiwa. Hal ini pun terjadi di Jerman. Hitler adalah orang sakit jiwa, tapi jutaan orang Jerman percaya bahwa dia waras. Bagaimana mungkin jutaan orang yang cerdas dan berpendidikan dapat dibodohi dan jadi korban tipuan orang sakit jiwa? Kita bisa lihat hal ini terjadi berkali-kali dalam sejarah. Para diktator biasanya adalah psikopath, tapi mereka ternyata mampu mengontrol jutaan orang dan membodohi orang2 yang sangat normal dan waras.

Cengkraman kejiwaan dari para psikopath ini terhadap korban2 mereka sungguh mencengangkan. Tidak minggu setelah kejadian bunuh diri massal di Jonestown, Michael Prokes, yang selamat dari kejadian naas itu karena ditugaskan membawa ke luar kotak uang Kenisah Rakyat, mengadakan jumpa pers di sebuah motel di California. Setelah Michael menjelaskan bahwa orang2 telah salah paham dalam menilai Jones dan menuntut disiarkannya rekaman suara menit2 akhir bunuh diri massal (yang telah dijelaskan di bab awal), dia berjalan ke dalam kamar kecil dan menembak kepalanya sendiri. Dia meninggalkan pesan tertulis yang mengatakan bahwa jika tindakan bunuh dirinya membuat orang ingin menulis sebuah buku tentang Jonestown, maka kematiannya telah jadi hal yang berguna. (Newsweek, 1979) Bukankah hal ini menerangkan psikopathologi (= asal usul, perkembangan, dan tujuan tindakan orang yang mengalami gangguan jiwa) para pembom bunuh diri?

Jeanne dan Al Mills adalah orang2 yang bersuara paling keras dalam mengritik Kenisah Rakyat setelah mereka meninggalkan perkumpulan itu. Karena inilah mereka jadi target utama pengikut2 Jones. Bahkan setelah kejadian bunuh diri di Jonestown, keluarga Mills tetap mengutarakan rasa takut jika mereka akan dibunuh pengikut Jones. Lebih dari setahun setelah kejadian bunuh diri Kenisah Rakyat, suami istri Mills dan anak2 mereka dibunuh di rumah mereka di Berkeley. Putra remaja mereka yang juga bekas anggota Kenisah Rakyat, mengaku berada di ruangan lain di rumah besar itu tatkala pembunuhan terjadi. Tapi tiada seorang pun jadi tertuduh pembunuhan. Ada tanda2 bahwa Mills mengenal pembunuh mereka. Tiada bukti adanya pemaksaan masuk rumah, dan mereka ditembak dari jarak dekat. Jeanne Mills telah mengatakan, “Hal ini akan terjadi; jika tidak hari ini, maka esok hari.” Di rekaman akhir pita suara Jonestown, Jim Jones menyalahkan Jeanne Mills dan berjanji bahwa pengikutnya di San Francisco “tidak akan membiarkan kematiannya secara sia2.” (Newsweek, 1980)

Muslim menganggap sudah jadi kewajiban mereka untuk membunuh siapa saja yang meninggalkan Islam. Kebencian mereka terhadap murtadin begitu kuat. Tiada yang lebih dibenci Muslim daripada murtadin. Muslim tidak akan membiarkan mereka sampai mereka menemukan dan membunuh murtadin. Mereka yang berani menolak Islam terancam bahaya. Muhammad sendiri telah menyatakan:

jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya (Q. 4:89).

Proses evolusi dari seorang Muslim moderat menjadi teroris berlangsung perlahan dan seringkali tidak disadari. Mualaf (Muslim baru) semuanya awalnya moderat. Pada mulanya, mereka diajarkan “keindahan2 Islam”. Mereka diberitahu bahwa Islam adalah agama yang mudah, agama damai, agama semua orang dan menyembah satu Tuhan. Mereka dibimbing untuk percaya bahwa Islam menerima agama2 lain, terutama Yudaisme dan Kristen yang juga monotheistik, dan Muslim hanya tidak setuju dengan kedua agama ini karena pengikutnya telah mengubah ajaran agama mereka sendiri. Mereka diajak untuk percaya bahwa Islamlah satu2nya agama sejati yang diterima Tuhan dan siapapun yang tidak percaya Islam, menolak kebenaran adalah orang2 berdosa. Orang2 ini menyangkal Tuhan dan karenanya mereka akan celaka. Akhirnya, para mualaf ini diberitahu bahwa Isa dan Musa dalam Qur’an bukanlah Yesus dan Musa dalam Alkitab. Para mualaf perlahan-lahan menganggap orang2 yang beragama lain adalah musuh Allâh dan mulai membenci mereka secara aktif. Lalu mereka diajarkan bahwa hanya Muslim saja yang bersaudara dengan mereka dan para kafir di luar ingin menyerang mereka.

Setelah semakin lama dicuci otak, kau secara perlahan-lahan mulai merasa sebagai korban kaum kafir. Kau telah kehilangan jati diri mereka, dan jadi anggota tanpa nama dari ummah (masyarakat Islam), jadi budak Allâh. Kau mulai melihat dunia dengan pandangan lain. Perasaan “kami” lawan “mereka” menjadi semakin kuat setiap hari. “Mereka” adalah orang2 jahat, musuh2 Allâh. Mereka adalah para penindas dan penjahat. Semua non-Muslim, terutama yang bukan sealiran Islam denganmu, dianggap bagian dari musuh Allâh. “Kami” adalah orang2 yang ditindas, orang2 yang dijahati dan merupakan korban musuh Allâh. “Kami” adalah Muslim sejati, yang melakukan kehendak dan pekerjaan Allâh. Lalu kau mulai percaya bahwa kau punya iman dan agama sejati yang memerintahkan dirimu untuk berperang, membunuh musuh yang menekanmu dan kau harus bersikap keras terhadap mereka. Kau diberitahu bahwa Allâh akan membuatmu menang, dan kau akan menerima upah sensual abadi di surga.

Seorang “Muslim moderat” bisa jadi ekstrimis dan teroris dalam waktu semalam saja. Selama Muslim percaya pada Islam, setiap Muslim punya potensi jadi teroris. Islam memerintahkan pengikutnya untuk membunuh non-Muslim demi nama Allâh. Ini adalah kewajiban suci yang unik dalam Islam. Memang benar, Allâh berkata dia paling mencintai Mujahidin (pejuang Islam). Mereka adalah para Muslim terbaik. Merekalah yang akan mendapat upah yang terbaik dan tererotis di surga. Para “moderat Muslim” hanyalah para munafik dan lemah imannya. Indoktrinasi perlahan adalah modus operandi (cara kerja) semua aliran sesat, di mana kebenaran sejati dan rencana asli aliran itu ditutupi dan disuapkan perlahan-lahan kepada penganutnya. Perkataan anggota2 utama aliran ini sangat berbeda sama sekali pada dunia luar dan pada anggota kelompoknya sendiri.

Osherow menulis: “Setelah perlahan-lahan meningkatkan tuntutannya, Jones dengan hati2 mengatur agar anggotanya mulai tahu tentang “upacara kematian akhir.” Dia menggunakan ketaatan mutlak mereka agar mereka bersedia melakukan hal ini. Setelah berhasil melakukan tugas ringan, maka orang itu pun setuju untuk melakukan tugas yang lebih besar, dan hal ini diakui oleh ahli jiwa sosial dan para salesman (penjual barang dagangan). [304] Dengan melakukan tugas awal ini maka hal yang awalnya terasa tidak masuk akal jadi lebih diterima akal, dan ini juga mendorong orang untuk setuju melakukan tuntutan yang lebih besar pula.”
[304] Freeman, J., AND Fraser, S. Setuju tanpa Tekanan: Teknik Menarik Hati Orang. Journal of Personality and Social Psychology, 1966, 4, 195-202.

Osherow menerangkan bagaimana Jones mempersiapkan pengikutnya secara perlahan untuk mau melakukan bunuh diri massal. “Dia mulai mempertanyakan iman anggota yang percaya kematian harus dilawan dan ditakuti dan Jones lalu mengatur beberapa latihan bunuh diri “palsu”. Hal ini jadi ujian iman apakah anggotanya bersedia mengikuti Jones bahkan sampai mati. Jones akan meminta anggotanya apakah mereka siap mati dan di suatu waktu dia meminta anggotanya “memutuskan” nasib mereka sendiri dengan memberi suara apakah mereka mau melakukan tuntutan2nya. Seorang bekas anggota mengatakan bahwa suatu saat, sambil tersenyum Jones berkata, “Ya, ini adalah pelajaran yang baik. Kulihat kau tidak mati.” Caranya mengatakannya bagaikan kita perlu waktu 30 menit untuk melakukan penelaahan diri yang sangat kuat. Kami semua merasa benar2 mengabdi dan bangga akan diri kami. Jones mengajarkan bahwa adalah suatu hal yang mulia untuk mati bagi apa yang kau percayai, dan itulah yang sebenarnya kulakukan.” [305]
[305] Winfrey, C. Mengapa 900 Orang Mati di Guyana. New York Times Magazine, February 25, 1979.

Muhammad tidak minta pengikutnya bunuh diri. Sebaliknya, dia memuji-muji mati syahid. Sang Nabi Allâh lebih praktis dibandingkan Jones. Tindakan bunuh diri tiada gunanya baginya. Dia perlu anggotanya hidup agar bisa berperang baginya, memberinya harta jarahan dan menaklukkan dunia baginya. Dia memuliakan mati syahid di medan2 pertempuran. Kepraktisan Muhammad tampak jelas jika melihat kenyataan bahwa Jones dan berbagai pemimpin aliran sesat melakukan bunuh diri bersama-sama pengikutnya, sedangkan Muhammad jarang ikut berjuang aktif bersama2 pengikutnya di medan tempur.

Semua orang waras bisa dengan mudah melihat bahwa mengobarkan perang dan membunuhi orang2 tak berdosa dalam nama Tuhan adalah tindakan orang sakit jiwa, tapi tidak demikian dalam pandangan Muslim, bahkan “moderat” sekalipun. Jihad merupakan pilar utama Islam dan semua Muslim yang tidak setuju bukanlah Muslim lagi. Inilah sebabnya mengapa istilah “Muslim moderat” sebenarnya adalah menentang arti istilah itu sendiri (oxymoron). Tiada seorang Muslim pun yang dapat disebut moderat jikalau dia mengikuti ideologi yang memerintahkan pembunuhan terhadap non-Muslim. Perbedaan antara Muslim teroris dan Muslim moderat adalah Muslim teroris melakukan jihad saat ini juga, sedangkan Muslim moderat berpendapat mereka harus menunggu sampai menjadi lebih kuat dan baru setelah itu melakukan jihad. Pada prinsipnya, tiada seorang Muslim pun yang dapat tidak setuju dengan konsep jihad.

Bagaimana mungkin semilyar orang waras percaya pada ajaran gila ini? Jawabannya bisa didapatkan di Jonestown.

Osherow menulis: “Setelah Kenisah Rakyat pindah ke Jonestown, latihan bunuh diri yang disebut sebagai ‘Malam2 Putih’ dilakukan berkali-kali. Latihan yang tampaknya gila ini dilakukan secara teratur, dan membuat anggota Kenisah Rakyat menjadi terbiasa.”

Para anggota Kenisah Rakyat adalah orang2 normal. Mereka tidak sakit jiwa atau gila. Akan tetapi, karena mereka meletakkan intelijens mereka di tangan orang gila, maka mereka pun mengikuti kegilaannya secara membuta.

Osherow menulis: “Pembaca mungkin bertanya apakah latihan2 bunuh diri ini membuat para anggota berpikir bahwa bunuh diri betulan akan benar2 terjadi. Tapi ada banyak tanda bahwa mereka tahu bahwa di upacara akhir mereka minum racun sungguhan. Peristiwa puncaknya terjadi pada kedatangan politikus Ryan, munculnya beberapa orang yang murtad, para juru masak yang dulu tidak ikut serta latihan sekarang jadi ikut, Jones semakin marah, tertekan, dan tidak terduga, dan akhirnya, setiap orang melihat bayi pertama mati. Para anggota tertipu karena mereka tidak menyangka latihan kali ini ternyata benar2 mematikan.”

Osherow menjelaskan di bawah keadaan seperti itu, orang2 cenderung membenarkan tindakan mereka, termasuk melakukan kekerasan yang diperintahkan pemimpinnya. Tulisnya, “Contoh dramatis akibat pembenaran diri berhubungan dengan hukuman fisik yang diterapkan di Kenisah Rakyat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ancaman pukulan dan hinaan, membuat para anggota tunduk pada perintah2 Jones. Seseorang akan taat selama dia diancam dan diamati. Akan tetapi, untuk mempengaruhi seseorang, ancaman lunak terbukti lebih mujarab daripada ancaman keras [306] dan pengaruhnya tampak lebih lama [307]. Di bawah ancaman lunak, seseorang cenderung sukar bereaksi keras terhadap larangan ringan, dan dia cenderung mengubah kelakuannya untuk membenarkan reaksi dirinya yang tidak melawan. Ancaman keras menghasilkan sikap tunduk, tapi hal ini hanya sikap luar, sedangkan dalam dirinya tidak terjadi perubahan sikap. Reaksi yang berbeda terjadi ketika tidak jelas apakah suatu tindakan diharapkan pada seseorang. Pada saat seseorang merasa dia berperan aktif dalam menyakiti orang lain, dalam dirinya muncul motivasi yang membenarkan tindakan kejamnya terhadap korban karena merasa korban sudah selayaknya dihukum. [308]
[306] Aronson, E. , AND Carlsmith, J. M. Akibat ancaman keras pada pengamatan kelakuan terlarang. Journal of Abnormal and Social Psychology, 1963, 66. 584-588.
[307] Freedman, J. Akibat jangka panjang disonansi kognitif (melogiskan hal yang bertentangan). Journal of Experimental Social Psychology, 1965, 1, 145-155.
[308] Davos, K., AND Jones, E. Changes in interpersonal perception as a means of reducing cognitive dissonance. Journal of abnormal and Social Psychology, 1960, 61, 402-410.


Keterangan ini sangatlah penting. Di Jonestown para anggota sendiri akan mencela rekan mereka yang tidak tunduk, terutama sanak keluarga mereka, dan menghukum mereka. Tindakan kejam bagi orang normal terasa sangat mengganggu. Untuk mengurangi sakitnya nurani mereka sendiri, maka mereka mencoba merasionalkan kekejeman mereka dengan menyalahkan korban dan menganggap korban layak dihukum. Muslim diwajibkan memerangi non-Muslim dan bahkan orangtua, saudara, sanak keluarga mereka yang non-Muslim. Tindakan kekerasan dan kekejaman mereka itu dihalalkan dan dirasionalkan. Muslim diajar bahwa kekerasan terhadap non-Muslim dan sikap tak bertoleran itu sesuai dengan keinginan Illahi dan hukum suci Islam. Hal ini tidak hanya dapat diterima Muslim tapi diminati pula. Ketika Muslim menyerang orang2 tak bersalah dan membantai mereka, Muhammad meyakinkan mereka dengan berkata, “Bukan kalian yang melakukannya; tapi Allâh yang melakukannya.”

Wartawan BBC bernama James Reynolds mewawancara Hussam Abdo, usia 15 tahun, pembom bunuh diri yang agak menderita mental terbelakang yang tertangkap di pos pemeriksaan Israel. Dia ditanyai: “Ketika kau mengenakan sabuk bom itu, apakah kau benar2 tahu ke mana kau akan pergi dan membunuh orang2, bahwa kau akan mendatangkan banyak penderitaan terhadap para ibu dan bapak, bahwa kau akan melakukan pembunuhan massal? Apakah kau benar2 mengetahui hal itu?”
Hussam menjawab:
“Ya. Sama saja seperti mereka datang dan membuat para orangtua kami sedih dan menderita, maka mereka pun harus merasakan hal ini. Sama seperti yang kami rasakan – mereka pun harus merasakan hal ini pula.”
Dia ditanya, “Apakah kau takut mati?”
Jawabannya sama dengan yang dikatakan pengikut Jones di menit2 terakhir hidup mereka.
“Tidak. Aku tidak takut mati.”
“Kenapa?”
“Tiada yang hidup selamanya. Kita semua akhirnya akan mati.”


Sebuah kisah disampaikan oleh Abu Hodhaifa yang adalah Muslim Mekah usia muda yang ikut dalam perang Badr. Ayahnya ada di pihak lawan yakni Quraish. Dilaporkan bahwa Muhammad memerintahkan pengikutnya untuk tidak membunuh Abbas, pamannya sendiri, yang juga berada di pihak Quraish. Hodhaifa menaikkan suaranya, “Apa? Masakan kita membunuh ayah, saudara, paman kita sendiri tapi harus menahan diri untuk tidak membunuh Abbas? Tidak, aku pasti akan membunuhnya jika aku menemuinya.” Sewaktu mendengar komentar melawan ini, Omar, seperti biasanya dalam menunjukkan kesetiannya, mencabut pedangnya dan melihat pada sang Nabi menunggu tanda perintah untuk seketika memancung anak muda tak tahu aturan ini. [309]
[309] Muir; The Life of Mohammet Vol. III Ch. XII, Page 109.

Ancaman ini mendatangkan akibat seketika. Kelakuan Hodhaifa dengan cepat berubah dan kita lihat di akhir pertempuran, dirinya jadi tunduk dan berbeda. Ketika dia melihat ayahnya dibunuh dan mayatnya diseret untuk dibuang ke dalam sumur, dia tidak tahan dan mulai menangis. “Kenapa?” tanya Muhammad, “Apakah kau sedih dengan kematian ayahmu?” Tidak begitu, wahai Rasul Allâh!” jawab Hodhaifa, “Aku tidak ragu akan keadilan atas nasib ayahku; tapi aku kenal benar hatinya yang bijaksana dan pemurah, dan aku dulu percaya Tuhan akan membimbingnya memeluk Islam. Tapi sekarang aku melihat dia mati, dan harapanku punah! – itulah mengapa aku bersedih.” Kali ini Muhammad senang akan jawabannya, dan dia menghibur Abu Hodhaifa, memberkatinya; dan berkata, “Itu baik.” [310]
[310] Muir; The Life of Mohammet Vol. III Ch. XII, Page 109; (Waqidi, p. 106; Sirat p. 230; Tabari, p. 294)

Sikap tidak suka Muhammad terhadap bantahan Hodhaifa dan reaksi cepat Omar untuk mengancam membunuhnya di tempat itu juga, merupakan stimuli (pengaruh) kuat yang mengakibatkan Hodhaifa berubah perangai seketika dan sehari kemudian dia bahkan melihat “keadilan” atas kematian ayahnya. Begitu Hodhaifa kehilangan ayahnya, yang dibunuh oleh teman2nya sendiri, maka tidak ada jalan kembali baginya. Dia harus membenarkan apa yang dilakukannya dan merasionalkan pembunuhan ayahnya. Menemukan nalarnya dan menghadapi rasa bersalah nuraninya terlalu menyakitkan. Dia harus terus melanjutkan jalan yang ditempuhnya dan meyakinkan dirinya bahwa Islam itu benar atau menghadapi rasa bersalah seumur hidup.

Para pemimpin aliran sesat punya kemampuan sangat cerdik untuk mengontrol pikiran2 pengikutnya. Seperti yang dikatakan Hitler, kebohongan2 yang besar lebih mudah dipercaya oleh orang banyak, dan pemimpin aliran sesat psikopat adalah biang pembuat kebohongan besar.

Ada kisah yang disampaikan oleh Abdullah bin Ka’b bin Malik yang menunjukan kontrol seperti apa yang diterapkan Muhammad pada pengikutnya, baik secara psikologis maupun sosial. Ibn Ka’b berkata bahwa dia adalah Muslim taat dan telah menemani Muhammad dalam seluruh kegiatan perampokannya sehingga dia jadi kaya raya. Tapi ketika Muhammad memanggil pengikutnya untuk bersiap menyerang kota Tabuk di tengah2 musim panas di mana buah2an sedang ranumnya, maka Ibn Ka’b memilih tidak ikut pergi. Setelah kembali dari Tabuk, Muhammad memanggil mereka yang tidak ikut pergi dan menanyakan alasannya. Banyak yang punya alasan kuat sehingga mereka diampuni. Tapi ibn Ka’b dan dua orang Muslim lain tidak berani bohong untuk mencari alasan. Ibn Ka’b berkata:

“Memang benar, demi Allâh, aku tidak punya alasan apapun. Demi Allâh, aku tidak pernah sekuat dan sekaya ini dibandingkan dulu ketika aku tetap di belakangmu.” Maka Rasul Allâh berkata, “Tentang orang ini, sudah jelas dia jujur. Maka pergilah kau sampai Allâh mengambil keputusan atas kasusmu.” Rasul Allâh melarang semua Muslim bicara pada kami, tiga orang dari semua yang memilih tidak pergi melakukan Ghawza. Maka kami diasingkan dari orang2 dan mereka merubah sikap mereka pada kami sampai tanah di maka aku hidup jadi terasa asing bagiku seperti aku tidak pernah mengenalnya. Kami tetap diasingkan selama limapuluh malam. Dua temanku yang lain tetap tinggal dalam rumah2 mereka dan menangis, tapi aku adalah yang termuda diantara mereka dan yang paling tegas, jadi aku tetap pergi ke luar dan melakukan sholat bersama para Muslim dan pergi ke pasar2, tapi tidak seorang pun bicara padaku, dan aku berkunjung pada Rasul Allâh dan mengucapkan salam padanya ketika dia masih duduk dalam perkumpulannya setelah sholat, dan aku heran apakah sang Nabi menggerakkan bibirnya untuk membalas ucapan salamku atau tidak. Lalu aku melakukan sholat di sebelahnya dan diam2 menengoknya. Ketika aku sibuk melakukan sholat, dia menoleh padaku, tapi ketika aku menolehkan wajah padanya, dia memalingkan muka. Ketika perlakuan kasar orang2 ini berlangsung lama, aku berjalan sampai aku mencapai tembok kebun Abu Qatada yang adalah saudara misanku dan orang yang kusayangi, dan aku mengucapkan salam baginya. Demi Allâh, dia tidak membalas salamku. Aku berkata, “Wahai Abu Qatada! Aku mohon padamu demi Allâh! Tidakkah kau tahu aku mencintai Allâh dan RasulNya?” Dia tetap saja diam. Aku berkata lagi padanya, memohonnya demi Allâh, tapi dia tetap diam. Lalu aku bertanya lagi padanya dalam nama Allâh. Dia berkata, “Allâh dan RasulNya lebih mengetahui.” Setelah itu airmataku membanjir dan aku berbalik dan melompati tembok.”

Ketika empat puluh dari lima puluh malam berlalu, perhatikanlah! Rasul Allâh datang padaku dan berkata, ‘Rasul Allâh memerintahkan kamu untuk menjauhkan diri dari istrimu, ‘ Aku berkata, “Haruskah aku menceraikannya; bagaimana kalau tidak! Apa yang harus kulakukan?” Dia berkata, “Tidak, hanya bersikap menjauhlah dari padanya dan jangan bersetubuh dengannya.” Sang Nabi juga menyampaikan hal yang sama kepada kedua temanku. Maka aku katakan pada istriku, “Pergilah ke orangtuamu dan tetaplah tinggal bersama mereka sampai Allâh memberikan keputusan atas masalah ini.” Ka’b menambahkan, “Istri Hilal bin Umaiya datang kepada sang Rasul dan berkata, “Wahai Rasul Allâh! Hilal bin Umaiya adalah orang tua tak berdaya yang tidak punya pelayan yang membantunya. Apakah kau tidak suka jika aku melayaninya?” Dia berkata, “Tidak, kau boleh melayaninya, tapi dia tidak boleh mendekat padamu.” Dia berkata, “Demi Allâh, dia tidak berminat apapun. Demi Allâh, dia tidak pernah berhenti menangis sampai hari ini sejak masalahnya terjadi.”

Mendengar hal itu, beberapa anggota keluargaku berkata padaku, “Tidakkah kau juga meminta Rasul Allâh untuk mengijinkan istrimu melayanimu karena dia mengijinkan istri Hilal bin Umaiya melayaninya?” Aku berkata, “Demi Allâh, aku tidak akan minta ijin Rasul Allâh tentang istriku, karena aku tidak tahu apa yang akan dikatakan Rasul Allâh jika aku meminta dia mengijinkan istriku melayaniku karena aku masih muda.” Lalu aku tetap berada dalam keadaan itu sampai sepuluh malam kemudian sampai genap lima puluh malam Rasul Allâh melarang orang2 bicara pada kami. Ketika aku melakukan sholat Fajr di pagi hari ke limapuluh di atap salah satu rumah2 kami dan aku sedang duduk sesuai yang dinyatakan Allâh (dalam Qur’an), hatiku seakan bersuara dan bumi tampak lebih dekat padaku dengan segala kelapangannya, di saat itu aku mendengar suara orang yang bagaikan naik gunung Sala’ dan memanggil dengan suaranya yang paling keras, “Wahai Ka’b bin Malik! Bergembiralah dengan menerima salam hangat.” Aku jatuh bersujud di depan Allâh, karena mengetahui pengampunan telah tiba. Rasul Allâh mengumumkan penerimaan pertobatan kami oleh Allâh ketika dia melakukan sholat Fajr. Orang2 keluar menyelamati kami. Orang2 mulai menerima kami dalam kelompok, mengucapkan selamat padaku karena Allâh telah menerima pertobatanku, sambil berkata, “Kami ucapkan selamat karena Allâh menerima pertobatanmu.”
[311]
[311] Bukhari Volume 5, Book 59, Number 702

Muhammad menerangkan kisah ini dalam Qur’an:
(Dan Dia juga mengampuni) terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Q. 9:118)

Seperti yang dapat dilihat di kisah di atas, Muhammad punya kontrol mutlak atas pengikutnya. Suasana Medina telah berubah sama sekali. Dia bisa memerintahkan para pengikutnya untuk mengasingkan seorang dari kaum mereka, saudara mereka sendiri, dan bahkan melarang orang ini untuk bersetubuh dengan istri2 mereka. Kontrol psikologis ini sangat kuat sehingga beberapa orang takut bohong atau mencari-cari alasan. Muhammad tidak mungkin tahu apa yang dipikirkan orang lain, apakah alasan yang mereka ajukan benar atau tidak. Tapi dia membuat mereka percaya tuhannya tahu pikiran mereka sehingga membuat mereka merasa tak berdaya dan bisa dikuasai sepenuhnya olehnya. Ini adalah bentuk kontrol yang paling utama. Sang “Abang Besar” yang tak terlihat tidak hanya mengawasi perbuatanmu, tapi dia juga mengamati pikiranmu. Tidak ada yang lebih melumpuhkan daripada kontrol kejiwaan seperti ini.

Muhammad menciptakan sistem yang paling kuat untuk mengontrol manusia dan pikiran2 mereka, kontrol yang berlangsung selama 1400 tahun. Jika kontrol ini tidak diubah, maka hal ini akan terus berlangsung selamanya, menggerogoti dan menghancurkan hak azasi manusia yang utama yakni kebebasan berpikir dan memutuskan sendiri.

Menyinggung mereka yang punya alasan kuat dan tidak dihukum seperti ketiga orang tersebut, Muhammad menulis ayat2 berikut:

Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka Jahanam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu rida kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu rida kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak rida kepada orang-orang yang fasik itu.
(Q. 9:95-96)

Muhammad tidak bisa tahu apakah alasan2 orang ini benar atau tidak, sehingga dengan peringatan ini, dia mengancam mereka yang berbohong padanya dengan hukuman illahi yang berat. Kontrol pikiran ini mujarab selama orang tetap mudah ditipu untuk percaya pada kebohongan2 pemimpin aliran sesat. Begitu orang berhenti percaya kebohongan pemimpin narsisis, maka pemimpin itu kehilangan kontrol sama sekali. Saat ini para Muslim masih di bawah kontrol Muhammad karena mereka mempercayainya. Rasa takut ancaman neraka telah melumpuhkan kemampuan mereka untuk berpikir. Pikiran untuk meragukan Muhammad membuat bulu kuduk mereka merinding dan mereka lalu cepat2 melupakan pikiran itu.

Osherow menulis: “Mari mundur selangkah dulu. Proses pergi ke Jonestown tentunya tidaklah mudah, karena beberapa hal terjadi secara bersamaan. Misalnya, Jim Jones punya kekuatan untuk mengancam melakukan hukuman apapun yang diinginkannya di Kenisah Rakyat, dan terutama di saat akhir, di suasana brutal dan teror tersebar di Jonestown. Tapi Jones secara hati2 mengontrol bagaimana hukuman dilaksanakan. Dia seringkali memanggil anggotanya untuk setuju menerima pukulan2. Mereka diperintah untuk bersaksi di depan jemaat, anggota bertubuh besar disuruh memukul anggota bertubuh lebih kecil, para istri atau pacar dipaksa menghina pasangannya secara seksual, dan orangtua2 diminta setuju dan ikut membantu memukuli anak2 mereka (Mills, 1979; Kilduff and Javers, 1978). Hukumannya semakin lama semakin sadis, pukulan semakin keras sampai anggotanya pingsan dan menderita memar2 selama berminggu-minggu. Donald Lunde adalah ahli jiwa yang mengamati tindakan2 yang sangat brutal dan dia menjelaskan: ‘Begitu kau melakukan sesuatu yang besar, sangat sukar mengaku bahkan pada dirimu sendiri bahwa kau telah melakukan kesalahan, dan secara tak sadar kau akan berusaha keras untuk merasionalkan apa yang telah kau lakukan. Ini adalah mekanisme bela diri yang cerdik yang dimanfaatkan oleh pemimpin2 berkarisma." [Newsweek, 1978a]

Keterangan langsung akibat proses kejadian ini disampaikan oleh Jeanne Mills. Pada suatu pertemuan, dia dan suaminya dipaksa menyetujui pemukulan anak perempuan mereka sebagai hukuman pelanggaran kecil. Dia menghubungkan efek kejadian ini pada anaknya, sang korban, juga pada dirinya sendiri sebagai salah satu pihak yang melakukan pemukulan:

Ketika kami menyetir pulang, setiap orang di mobil diam saja. Kami taku kata2 kamu akan menambah ketegangan. Satu2nya suara berasal dari Linda yang menangis pelan2 di tempat duduk belakang. Ketika kami tiba di rumah, Al dan aku duduk bicara bersama Linda. Dia merasa terlalu sakit untuk duduk. Dia berdiri diam pada saat kami bicara padanya. “Bagaimana perasaanmu terhadap apa yang terjadi padamu malam ini?” Al bertanya padanya. “Bapak (Jones) memang benar menghukum cambuk padaku, “ jawab Linda. “Aku sangat nakal akhir2 ini, aku banyak melakukan hal yang salah. Aku yakin Bapak tahu semua itu, dan itulah sebabnya dia memukuli banyak kali seperti itu.” Kami mencium anak kami dan mengucapkan selamat malam, tapi kepala kami masih terasa pening. Sukar sekali rasanya untuk berpikir jernih dalam keadaan yang sangat memusingkan seperti itu. Linda telah jadi korban, tapi hanya kami saja yang merasa marah akan hal itu. Dia sendiri tidak merasa benci dan marah. Malah sebaliknya, dia merasa Jim sebenarnya menolongnya. Kami tahu Jim telah melakukan hal yang kejam terhadapnya, tapi semua orang berlaku bagaikan dia melakukan hal penuh kasih dengan mencambuki anak kami yang tidak taat. Tidak seperti orang kejam menyakiti anak2, Jim tampak tenang, penuh kasih, ketika dia melihat pemukulan dan menghitung berapa pukulan yang telah dilakukan. Pikiran kami tidak dapat mengerti semua keadaan ini karena semua keterangan yang kami terima tidak benar.

Keterangan dari luar terbatas, dan keterangan dari dalam Kenisah Rakyat rancu semua. Dengan membenarkan tindakan2 dan ketaatan2 sebelumnya, maka dasar untuk memberi kesetiaan mutlak sudah terbentuk.

Hanya beberapa bulan saja setelah kami meninggalkan Kenisah Rakyat kami akhirnya menyadari tebalnya kepompong yang menyelubungi kami. Hanya pada saat itu saja kami menyadari kepalsuan, sadisme, dan penjajahan emosi dari si penipu ulung.
[312]
[312] Mills, J. Six years with God. New York: A & W Publishers, 1979.

Kesaksian Jeanne Mills dalam banyak hal serupa dengan kesaksian eks-Muslim. Para eks-Muslim ini mengaku bahwa mereka tidak menyadari penindasan yang mereka alami ketika masih jadi muslim. Hanya setelah mereka meninggalkan Islamlah tindakan penindasan dan kontrol pikiran yang dialami menjadi jelas tampak. Muslimah yang menikahi Muslim seringkali jadi korban kekerasan rumah tangga, sama halnya dengan wanita non-Muslim yang menikahi Muslim. Akan tetapi, Muslimah seringkali tidak menyadari terjadinya penindasan pada dirinya karena sudah terbiasa akan hal ini sejak kecil. Dia melihat ibunya sendiri dipukuli, begitu pula bibinya, dan wanita2 lain yang dikenalnya. Hal ini adalah normal baginya dan dia pun menerima pemukulan atas dirinya tanpa mengeluh. Wanita non-Muslim yang menikahi Muslim, biasanya datang dari keluarga yang tidak biasa melihat penindasan, pemukulan, dan penghinaan atas wanita. Bagi mereka, menikah dengan Muslim terasa lebih menekan dibandingkan wanita yang terlahir dan dibesarkan sebagai Muslimah. Para Muslimah ini malah seringkali membela hak suaminya untuk memukulnya.

Ada orang2 Kristen, Yahudi, atau Hindu yang meninggalkan agamnya. Akan tetapi setelah itu mereka tidak merasa marah atau benci dengan agama mereka yang dulu. Ketika Muslim murtad, mereka meninggalkan Islam dengan perasaan pahit dalam hatinya. Hal ini terjadi karena mereka merasa telah dijadikan korban Islam. Hal ini tidak terjadi pada orang2 lain yang meninggalkan agamanya, mereka tidak merasa marah terhadap nabi2 mereka yang dulu. Tapi eks-Muslim jadi sangat membenci Muhammad. Kesadaran bahwa mereka dulu ditipu sangatlah menyakitkan.

Osherow menulis: “Beberapa jam sebelum dibunuh, pejabat Kongres (MPR AS) Ryan menerangkan keanggotaan Kenisah Rakyat: “Aku bisa katakan padamu sekarang bahwa dari beberapa percakapan dengan orang2 di sini, ada sebagian orang yang percaya bahwa hal ini adalah hal yang terbaik yang pernah terjadi dalam hidup mereka.” [Sorak-sorai dan tepuk tangan terdengar di latar belakang] (Krause, 1978). Banyaknya orang lain yang setuju dan surat2 yang mereka tulis menunjukkan bahwa perasaan ini dirasakan pula oleh anggota2 yang lain.”

Islam, sama seperti Kenisah Rakyat, menarik orang2 yang mudah dipengaruhi dalam masyarakat, yakni mereka yang merasa tertekan dan butuh tujuan hidup. Dalam masyarakat Barat, di mana individualitas sangat terasa ekstrim, terdapat perasaan kesepian. Islam memberi mualaf perasaan kebersamaan. Islam memberi mereka tawaran lain untuk melihat hidup mereka, memberi arah, perasaan dimiliki, perasaan lebih unggul dari non-Muslim, tapi semua itu harus dibayar mahal sekali. Bayarannya adalah pengasingan diri dari budaya dan negara mereka, sampai bahkan mereka tega menolak keluarga sendiri dan kawan2nya yang dulu, dan inilah yang lalu menjadi kehancuran dirinya. Islam, sama seperti Kenisah Rakyat, mengajarkan pengikutnya takut akan segala hal dan semua yang berada di luar kepercayaan mereka dan menganggap orang tak percaya sebagai “musuh.” Sama seperti para pengikut Jones, orang2 Muslim sejati benci segala hal yang tidak Islami. Bagi mereka, Islam adalah satu2nya jalan yang benar dan yang lainnya harus dihancurkan. Muslim merasa curiga pada non-Muslim dan sangat percaya dengan teori konspirasi yang dilakukan “setan2 Barat yang kejam”. Aku telah mendengar banyak Muslim berpendidikan tinggi yang cerdas yang benar2 menyangka penyerangan terhadap Pentagon dan WTC di New York pada tanggal 11 September, 2001, adalah hasil karya CIA dan Zionis. Kelumpuhan intelektual separah ini hanya bisa dicapai jika kau menjadi korban aliran sesat.