Masyarakat Yahudi pertama yang menjadi korban kebuasan Muhammad adalah Banu Qainuqa’. Mereka hidup di sekitar Yathrib. Mata pencaharian mereka adalah berkarya seni, membuat kerajinan emas, peralatan besi, rumah tangga dan senjata2.Mereka tidak mahir dalam berperang dan mempercayakan masalah keamanan pada bangsa Arab. Hal ini terbukti menjadi kesalahan fatal bagi keberadaan mereka. Banu Qainuqa’ adalah sekutu suku Arab Khazraj dan mendukung mereka dalam pertikaian dengan suku Arab saingan Khazraj yakni Aws.
Kesempatan menyerang suku Yahudi ini datang ketika pertikaian timbul diantara beberapa Yahudi dan Muslim. Seorang warga Banu Qainuqa’ bergurau dan menancapkan ke tanah gaun seorang Muslimah yang sedang jongkok di toko perhiasan di pasar Banu Qainuqa’. Ketika Muslimah itu berdiri, gaunnya sobek dan dia tampak telanjang. Seorang Muslim lewat dan orang ini sudah terlebih dahulu benci terhadap orang Yahudi karena ucapan2 nabinya. Muslim ini menyerang orang Yahudi itu dan membunuhnya. Anggota keluarga korban lalu membunuh Muslim ini sebagai balasnya.
Ini adalah kesempatan yang ditunggu-tunggu Muhammad. Bukannya menenangkan keadaan, tapi dia secara tidak adil menyalahkan seluruh kaum Yahudi, dan memerintahkan mereka menerima Islam, kalau tidak akan diperangi. Kaum Yahudi menolak dan berlindung di dalam benteng mereka. Muhammad mengepung mereka, menutup saluran air, dan berjanji membunuh mereka semua.
Dalam Qur’an 3:12 dapat dibaca bagaimana Muhammad menyatakan ancamannya: “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya" sambil membual bagaimana dia mengalahkan kaum pagan Quraish di Badr.
Setelah dua minggu, suku Yahudi mencoba untuk merundingkan usaha menyerah, tapi Muhammad tidak mau. Dia ingin membunuh mereka semua. Abdullah ibn Ubayy, yang adalah ketua suku Arab Khazraj, memegang kerah baju Muhammad dan mengatakan padanya dia tidak akan membiarkan Muhammad membunuh sekutu dan rekan2nya tanpa alasan. Muhammad mengerti bahwa suku Khazraj menghormati ketuanya. Dia tahu jika suku Khazraj mengepungnya, dia bisa kalah. Dia mendorong ibn Ubayy dan mukanya kelam karena murka dan setuju untuk tidak membantai kaum Yahudi asalkan mereka meninggalkan kota mereka. Inilah kisah yang ditulis Ibn Ishaq.
Banu Qainuqa’ adalah kaum Yahudi pertama yang melanggar perjanjian dengan sang Rasul dan berperang, di antara Badr dan Uhud, dan sang Rasul mengepung mereka sampai mereka menyerah tanpa syarat. `Abdullah b. Ubayy b. Salul pergi menemui sang Rasul ketika mereka semua sudah berada di bawah kekuasaan Muhammad dan berkata, ‘Wahai Muhammad, bersikaplah baik terhadap kawan2ku (Yahudi adalah sekutu suku Khazraj), tapi sang Rasul menolaknya. Dia (`Abdullah) mengulangi perkataannya sekali lagi, dan sang Rasul menolaknya, maka dia merenggut kerah jubah sang Rasul; sang Rasul sangat marah sehingga mukanya hampir tampak hitam. Dia berkata, ‘Terkutuk kau, lepaskan aku.’ Dia (`Abdullah) menjawab, ‘Tidak, demi Tuhan, aku tidak akan melepaskanmu sampai kau berlaku baik terhadap kawan2ku. Empat ratus orang tanpa surat dan tiga ratus orang yang menerima surta melindungiku dari seluruh musuh2ku; apakah kau akan membunuh mereka semua dalam waktu satu pagi? Demi Tuhan, aku takut keadaan akan berubah.’ Sang Rasul berkata,’Kau boleh memilikinya.’ [66]
[66] Ibn Ishaq Sirat, p. 363
Penulis2 biografi juga menambahkan bahwa Muhammad dengan bersungut berkata, “Biarkan mereka pergi. Tuhan mengutuk mereka dan dia juga! Maka Muhammad mengampuni nyawa mereka asal mereka mengasingkan diri dari tanah mereka. ” [67]
[67] Ibid.
Dia menuntut Banu Qainuqa’ menyerahkan segala kekayaan dan peralatan perang mereka, mengambil seperlima jarahan bagi dirinya sendiri dan membagi-bagikan sisanya diantara pengikutnya. Suku Yahudi Banu Qainuqa’ diusir. Sejarawan Muslim menulis bahwa mereka melarikan diri ke Azru‘a di Syria di mana mereka tinggal sebentar dan setelah itu musnah. [68]
[68] AR-Raheeq Al-Makhtum by Saifur Rahman al-Mubarakpuri http://islamweb.islam.gov.qa/english/si ... AGE-26.HTM
Kesempatan menyerang suku Yahudi ini datang ketika pertikaian timbul diantara beberapa Yahudi dan Muslim. Seorang warga Banu Qainuqa’ bergurau dan menancapkan ke tanah gaun seorang Muslimah yang sedang jongkok di toko perhiasan di pasar Banu Qainuqa’. Ketika Muslimah itu berdiri, gaunnya sobek dan dia tampak telanjang. Seorang Muslim lewat dan orang ini sudah terlebih dahulu benci terhadap orang Yahudi karena ucapan2 nabinya. Muslim ini menyerang orang Yahudi itu dan membunuhnya. Anggota keluarga korban lalu membunuh Muslim ini sebagai balasnya.
Ini adalah kesempatan yang ditunggu-tunggu Muhammad. Bukannya menenangkan keadaan, tapi dia secara tidak adil menyalahkan seluruh kaum Yahudi, dan memerintahkan mereka menerima Islam, kalau tidak akan diperangi. Kaum Yahudi menolak dan berlindung di dalam benteng mereka. Muhammad mengepung mereka, menutup saluran air, dan berjanji membunuh mereka semua.
Dalam Qur’an 3:12 dapat dibaca bagaimana Muhammad menyatakan ancamannya: “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya" sambil membual bagaimana dia mengalahkan kaum pagan Quraish di Badr.
Setelah dua minggu, suku Yahudi mencoba untuk merundingkan usaha menyerah, tapi Muhammad tidak mau. Dia ingin membunuh mereka semua. Abdullah ibn Ubayy, yang adalah ketua suku Arab Khazraj, memegang kerah baju Muhammad dan mengatakan padanya dia tidak akan membiarkan Muhammad membunuh sekutu dan rekan2nya tanpa alasan. Muhammad mengerti bahwa suku Khazraj menghormati ketuanya. Dia tahu jika suku Khazraj mengepungnya, dia bisa kalah. Dia mendorong ibn Ubayy dan mukanya kelam karena murka dan setuju untuk tidak membantai kaum Yahudi asalkan mereka meninggalkan kota mereka. Inilah kisah yang ditulis Ibn Ishaq.
Banu Qainuqa’ adalah kaum Yahudi pertama yang melanggar perjanjian dengan sang Rasul dan berperang, di antara Badr dan Uhud, dan sang Rasul mengepung mereka sampai mereka menyerah tanpa syarat. `Abdullah b. Ubayy b. Salul pergi menemui sang Rasul ketika mereka semua sudah berada di bawah kekuasaan Muhammad dan berkata, ‘Wahai Muhammad, bersikaplah baik terhadap kawan2ku (Yahudi adalah sekutu suku Khazraj), tapi sang Rasul menolaknya. Dia (`Abdullah) mengulangi perkataannya sekali lagi, dan sang Rasul menolaknya, maka dia merenggut kerah jubah sang Rasul; sang Rasul sangat marah sehingga mukanya hampir tampak hitam. Dia berkata, ‘Terkutuk kau, lepaskan aku.’ Dia (`Abdullah) menjawab, ‘Tidak, demi Tuhan, aku tidak akan melepaskanmu sampai kau berlaku baik terhadap kawan2ku. Empat ratus orang tanpa surat dan tiga ratus orang yang menerima surta melindungiku dari seluruh musuh2ku; apakah kau akan membunuh mereka semua dalam waktu satu pagi? Demi Tuhan, aku takut keadaan akan berubah.’ Sang Rasul berkata,’Kau boleh memilikinya.’ [66]
[66] Ibn Ishaq Sirat, p. 363
Penulis2 biografi juga menambahkan bahwa Muhammad dengan bersungut berkata, “Biarkan mereka pergi. Tuhan mengutuk mereka dan dia juga! Maka Muhammad mengampuni nyawa mereka asal mereka mengasingkan diri dari tanah mereka. ” [67]
[67] Ibid.
Dia menuntut Banu Qainuqa’ menyerahkan segala kekayaan dan peralatan perang mereka, mengambil seperlima jarahan bagi dirinya sendiri dan membagi-bagikan sisanya diantara pengikutnya. Suku Yahudi Banu Qainuqa’ diusir. Sejarawan Muslim menulis bahwa mereka melarikan diri ke Azru‘a di Syria di mana mereka tinggal sebentar dan setelah itu musnah. [68]
[68] AR-Raheeq Al-Makhtum by Saifur Rahman al-Mubarakpuri http://islamweb.islam.gov.qa/english/si ... AGE-26.HTM