FIRDAUS QURAN BERBASIS HYMNE ST. EPHRAIM ?.
Akitivis Hammas Muhammad Abu Wardeh yang merekrut para pengebom bunuh diri pernah berbicara di CBS th 2001 sbb : “ Aku menjelaskan bagaimana Allah akan mengganjar para syuhada atas pengorbanan hidupnya untuk tanah ini. Bila engkau menjadi seorang syuhada, Allah akan memberikan 70 perawan, 70 istri dan kebahagiaan kekal.”
Jelaslah keinginan untuk mendapat kehidupan “hedonis” di akhirat telah memicu muslim-muslim kurang akal untuk melakukan tindakan bunuh diri. Kelihatannya hal yang sama dilakukan Muhamad dalam merekrut dan memotivasi anggotanya. Dengan iming-iming itu pasukan muslim akan bertempur sampai mati, kalau menang dapat rampasan perang berupa harta dan wanita, sebaliknya kalaupun harus mati langsung akan masuk surga dan mendapatkan 72 perawan.
Sahih Muslim 4 No : 6793
Muhammad mengabarkan bahwa beberapa menyatakan dengan perasaan bangga dan yang lain membahas apakah di Firdaus akan lebih banyak pria atau lebih banyak wanita. Atas ini Abu Huraira mengabarkan bahwa Abu’l Qasim ( Muhammad) berkata :Rombingan pertama yang masuk ke Firdaus mukanya akan bercahaya seperti cahaya bulan purnama di malam hari, dan rombongan berikutnya mukanya akan bercahaya seperti gemertlap bintang dilangit, dan tiap orang akan mendapatkan sepasang istri dan sumsum tulang keringnya akan berkilap dibawah daging dan tidak ada seorangpun di Firdaus yang tanpa istri.
Surah 56 : 22-23 Dan (di dalam surga/taman itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.
Surah 56: 35-36 Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan,
Surah 37 : 45-46 Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
Surah 55.
[51] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[52] Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. [53] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[54] Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.
55] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[56] Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
[57] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[58] Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.
Surah 76 :
[12] Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,
[13] di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.
[14] Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
[15] Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,
[16] (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
[17] Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.
[18] (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
[19] Dan mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
[20] Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.
Muhammad sendiri barangkali merasa yakin tentang kehidupan “hedonis” ala dunia di Firdaus, seperti yang tercantum dalam beberapa surah Quran. Tapi apakah benar konsep Firdaus nya Muhammad di inspirasi dan dipengaruhi oleh metafor dalam puisi St. Ephraim?
St Ephraim the Syrian (303-373 ) seorang Bapak Gereja dan penulis puisi mengarang Hymne on Paradise, yang kategorikan sebagai salah satu puisi St Ephraim yang paling indah dengan gaya puisi yang disebut madrase. Hymne ini merupakan salah satu yang dinyanyikan dalam litury gereja, dan sangat dikenal luas dikalangan gereja Syriac.
Contoh beberapa kutipan Hymne of Paradise.
( tr S Brock : St Ephrem the Syrian, Hymns on Paradise).
St Ephraim hymne on Paradise VII.5
Both men and women
are clothed in raiment of light,
the garments provided to cover their nakedness,
are swallowed up in glory;
all the limbs' vile emotions
are silenced,
the fountains of lust
are stopped up,
anger is removed
and the soul purified
and, like wheat, it flourishes in Eden,
unchoked by thorns
St Ephraim hymne on Paradise VII.15
The virgin who rejected
the marriage crown that fades
now has the radiant marriage chamber
that cherishes the children of light,
shining out because she rejected
the works of darkness.
To her who was alone
in a lonely house
the wedding feast now grants tranquility,
here angels rejoice,
prophets delight, and apostles add splendor
St Ephraim hymne on Paradise VII.18.
The man who abstained,
with understanding, from wine,
will the vines of Paradise rush out to meet,
all the more joyfully,
as each one stretches out and proffers him its clusters;
or if any has lived a life of virginity,
him too they welcome into their bosom,
for the solitary such as he
has never lain in any bosom
nor upon any marriage bed.
St Ephraim hymne on Paradise VII.19.
Those who have been crowned for our Lord's sake
with the martyr's death by the sword
shine out in glory there
with their crowns
Sepintas kalau membaca tidak hati-hati, puisi St Ephraim terjemahan dalam Inggris itu itu mirip dengan ayat-ayat Quran mengenai adanya “pernikahan dan sex “ di kehidupan Firdaus. Tapi sebenarnya dalam pengertian agama Nasrani tidak ada kata pernikahan dalam artian sexual dengan bidadari, malah sebaliknya hawa nafsu ditiadakan. Pesta pernikahan hanyalah metafor. Tanaman anggur (vines) dalam pandangan Kristen adalah merefer ke Kristus sendiri, yang buah-buahnya memberikan kehidupan.
Menurut Kristen, Kristus atau al Masih adalah mempelai pria, dan Gereja atau ummat Nasrani adalah mempelai wanita. Pada saatnya ummat Nasrani akan merayakan pesta pernikahan surgawinya, yaitu ketika kembali bersatu dengan al Masih. Dalam liturgy Orthodox, perayaan eucharist disamakan dengan “pesta pernikahan”. Injil sendiri mengatakan dalam kehidupan diakhirat orang tidak kawin atau mengawinkan.
Tapi bagi orang yang awam dalam hal ajaran Kristen, yang hanya mendengar dari homili atau khutbah-khutbah rahib Nasrani tanpa minta kejelasan arti yang sebenarnya, tentu dengan mudah akan mengasiosasikan istilah “pesta pernikahan” dengan “pernikahan jasmani”, seperti juga Quran menyebut dengan artian “anak biologis” dalam menyebut “anak Allah” nya Kristen . Jadi kelihatannya Muhammad memang salah mengerti tentang “pernikahan” di Firdaus, dan pengaruh puisi Ephraim itu menginspirasi Muhammad tentang salah satu hadiah bagi orang-orang mukmin, pernikahan jamani di Firdaus dengan bidadari.
Menurut buku Christoph Luxenberg , Die Syro-Aramaische Lesart des Koran, banyak ketidak jelasan dalam Quran akan hilang bila kita membacanya dalam Syriac dan bukan dalam bahasa Arab. Contohnya para Huriyah bermata jeli yang disebut dalam Quran. Bersandarkan pada puisi St Ephraim sebenarnya itu kata Syriac “hur” yang artinya “putih” atau “(anggur) putih”. Bila digabungkan dengan cin yang artinya “permata (dari kristal)” akan menjadi “(anggur) putih, permata (dari kristal)” atau “anggur putih yang seperti kristal.” Jadi para Huriyah bermata jeli sebenarnya kata Syriac “anggur putih, yang jernih seperti kristal.”
Dengan cara yang sama Luxenberg menganalisa QS 76:19, yang kalimatnya terasa aneh : anak-anak muda yang tetap muda. yang akan dikira seperti mutiara yang bertaburan. . Menurutnya kata Arab untuk “anak-anak muda” atau “wildun” adalah sama dengan kata Syriac “yalda” yang selalu dipakai untuk menyebut “yalda dagpetta” yang arti harfiahnya “children of vine”, tapi maksudnya adalah “fruit of vine.”
Kata itu bisa dilahat dalam Peshita (Bible Aramic), di mana pokok anggur /buah tananaman anggur diterjemahkan yalda dagpetta, atau “children of vine”. Contoh Matius 26:29 (terjemahan Peshita) :
Aku tidak akan meminum yalda dagpetta ( anak-anak anggur = pokok anggur ) lagi sampai pada hari ketika aku meminum yang baru bersamamu dalam Kerajaan Bapakku.
Sementara “mutiara” adalah biasa untuk metafora dari buah anggur seperti yang didapati dibagian lain dalam Quran. Jadi kalimat aneh “para anak-anak muda yang kelihatannya seperti mutiara bertaburan” sebenarnya kata Syriac “yalda dagpetta” atau “buah dari tanaman anggur” yang kelihatannya seperti mutiara bertaburan. –mm-
Akitivis Hammas Muhammad Abu Wardeh yang merekrut para pengebom bunuh diri pernah berbicara di CBS th 2001 sbb : “ Aku menjelaskan bagaimana Allah akan mengganjar para syuhada atas pengorbanan hidupnya untuk tanah ini. Bila engkau menjadi seorang syuhada, Allah akan memberikan 70 perawan, 70 istri dan kebahagiaan kekal.”
Jelaslah keinginan untuk mendapat kehidupan “hedonis” di akhirat telah memicu muslim-muslim kurang akal untuk melakukan tindakan bunuh diri. Kelihatannya hal yang sama dilakukan Muhamad dalam merekrut dan memotivasi anggotanya. Dengan iming-iming itu pasukan muslim akan bertempur sampai mati, kalau menang dapat rampasan perang berupa harta dan wanita, sebaliknya kalaupun harus mati langsung akan masuk surga dan mendapatkan 72 perawan.
Sahih Muslim 4 No : 6793
Muhammad mengabarkan bahwa beberapa menyatakan dengan perasaan bangga dan yang lain membahas apakah di Firdaus akan lebih banyak pria atau lebih banyak wanita. Atas ini Abu Huraira mengabarkan bahwa Abu’l Qasim ( Muhammad) berkata :Rombingan pertama yang masuk ke Firdaus mukanya akan bercahaya seperti cahaya bulan purnama di malam hari, dan rombongan berikutnya mukanya akan bercahaya seperti gemertlap bintang dilangit, dan tiap orang akan mendapatkan sepasang istri dan sumsum tulang keringnya akan berkilap dibawah daging dan tidak ada seorangpun di Firdaus yang tanpa istri.
Surah 56 : 22-23 Dan (di dalam surga/taman itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.
Surah 56: 35-36 Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan,
Surah 37 : 45-46 Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
Surah 55.
[51] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[52] Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. [53] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[54] Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.
55] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[56] Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
[57] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[58] Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.
Surah 76 :
[12] Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,
[13] di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.
[14] Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
[15] Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,
[16] (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
[17] Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.
[18] (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
[19] Dan mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
[20] Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.
Muhammad sendiri barangkali merasa yakin tentang kehidupan “hedonis” ala dunia di Firdaus, seperti yang tercantum dalam beberapa surah Quran. Tapi apakah benar konsep Firdaus nya Muhammad di inspirasi dan dipengaruhi oleh metafor dalam puisi St. Ephraim?
St Ephraim the Syrian (303-373 ) seorang Bapak Gereja dan penulis puisi mengarang Hymne on Paradise, yang kategorikan sebagai salah satu puisi St Ephraim yang paling indah dengan gaya puisi yang disebut madrase. Hymne ini merupakan salah satu yang dinyanyikan dalam litury gereja, dan sangat dikenal luas dikalangan gereja Syriac.
Contoh beberapa kutipan Hymne of Paradise.
( tr S Brock : St Ephrem the Syrian, Hymns on Paradise).
St Ephraim hymne on Paradise VII.5
Both men and women
are clothed in raiment of light,
the garments provided to cover their nakedness,
are swallowed up in glory;
all the limbs' vile emotions
are silenced,
the fountains of lust
are stopped up,
anger is removed
and the soul purified
and, like wheat, it flourishes in Eden,
unchoked by thorns
St Ephraim hymne on Paradise VII.15
The virgin who rejected
the marriage crown that fades
now has the radiant marriage chamber
that cherishes the children of light,
shining out because she rejected
the works of darkness.
To her who was alone
in a lonely house
the wedding feast now grants tranquility,
here angels rejoice,
prophets delight, and apostles add splendor
St Ephraim hymne on Paradise VII.18.
The man who abstained,
with understanding, from wine,
will the vines of Paradise rush out to meet,
all the more joyfully,
as each one stretches out and proffers him its clusters;
or if any has lived a life of virginity,
him too they welcome into their bosom,
for the solitary such as he
has never lain in any bosom
nor upon any marriage bed.
St Ephraim hymne on Paradise VII.19.
Those who have been crowned for our Lord's sake
with the martyr's death by the sword
shine out in glory there
with their crowns
Sepintas kalau membaca tidak hati-hati, puisi St Ephraim terjemahan dalam Inggris itu itu mirip dengan ayat-ayat Quran mengenai adanya “pernikahan dan sex “ di kehidupan Firdaus. Tapi sebenarnya dalam pengertian agama Nasrani tidak ada kata pernikahan dalam artian sexual dengan bidadari, malah sebaliknya hawa nafsu ditiadakan. Pesta pernikahan hanyalah metafor. Tanaman anggur (vines) dalam pandangan Kristen adalah merefer ke Kristus sendiri, yang buah-buahnya memberikan kehidupan.
Menurut Kristen, Kristus atau al Masih adalah mempelai pria, dan Gereja atau ummat Nasrani adalah mempelai wanita. Pada saatnya ummat Nasrani akan merayakan pesta pernikahan surgawinya, yaitu ketika kembali bersatu dengan al Masih. Dalam liturgy Orthodox, perayaan eucharist disamakan dengan “pesta pernikahan”. Injil sendiri mengatakan dalam kehidupan diakhirat orang tidak kawin atau mengawinkan.
Tapi bagi orang yang awam dalam hal ajaran Kristen, yang hanya mendengar dari homili atau khutbah-khutbah rahib Nasrani tanpa minta kejelasan arti yang sebenarnya, tentu dengan mudah akan mengasiosasikan istilah “pesta pernikahan” dengan “pernikahan jasmani”, seperti juga Quran menyebut dengan artian “anak biologis” dalam menyebut “anak Allah” nya Kristen . Jadi kelihatannya Muhammad memang salah mengerti tentang “pernikahan” di Firdaus, dan pengaruh puisi Ephraim itu menginspirasi Muhammad tentang salah satu hadiah bagi orang-orang mukmin, pernikahan jamani di Firdaus dengan bidadari.
Menurut buku Christoph Luxenberg , Die Syro-Aramaische Lesart des Koran, banyak ketidak jelasan dalam Quran akan hilang bila kita membacanya dalam Syriac dan bukan dalam bahasa Arab. Contohnya para Huriyah bermata jeli yang disebut dalam Quran. Bersandarkan pada puisi St Ephraim sebenarnya itu kata Syriac “hur” yang artinya “putih” atau “(anggur) putih”. Bila digabungkan dengan cin yang artinya “permata (dari kristal)” akan menjadi “(anggur) putih, permata (dari kristal)” atau “anggur putih yang seperti kristal.” Jadi para Huriyah bermata jeli sebenarnya kata Syriac “anggur putih, yang jernih seperti kristal.”
Dengan cara yang sama Luxenberg menganalisa QS 76:19, yang kalimatnya terasa aneh : anak-anak muda yang tetap muda. yang akan dikira seperti mutiara yang bertaburan. . Menurutnya kata Arab untuk “anak-anak muda” atau “wildun” adalah sama dengan kata Syriac “yalda” yang selalu dipakai untuk menyebut “yalda dagpetta” yang arti harfiahnya “children of vine”, tapi maksudnya adalah “fruit of vine.”
Kata itu bisa dilahat dalam Peshita (Bible Aramic), di mana pokok anggur /buah tananaman anggur diterjemahkan yalda dagpetta, atau “children of vine”. Contoh Matius 26:29 (terjemahan Peshita) :
Aku tidak akan meminum yalda dagpetta ( anak-anak anggur = pokok anggur ) lagi sampai pada hari ketika aku meminum yang baru bersamamu dalam Kerajaan Bapakku.
Sementara “mutiara” adalah biasa untuk metafora dari buah anggur seperti yang didapati dibagian lain dalam Quran. Jadi kalimat aneh “para anak-anak muda yang kelihatannya seperti mutiara bertaburan” sebenarnya kata Syriac “yalda dagpetta” atau “buah dari tanaman anggur” yang kelihatannya seperti mutiara bertaburan. –mm-