“Kami turun dengan tangan kosong, dan mereka (para aktivis) menghukum mati kami,” tutur salah seorang tentara yang tidak disebut namanya, sebagaimana dikutip dari situs berita Israel, Ynet, Selasa (1/6/2010). Ia ikut turun ke Kapal Mavi Marmara. Tangannya patah dalam pertikaian dengan para aktivis di atas kapal.
Ia mengisahkan, setidaknya ada sekitar 30 aktivis yang menyambut mereka di atas geladak. “Mereka datang untuk berperang, sementara kami datang untuk berdialog, meyakinkan mereka untuk tidak meneruskan perjalanan menembus blokade,” ujarnya.
Tentara itu menceritakan, "Setiap dari kami yang turun dari helikopter langsung dikeroyok oleh tiga hingga empat orang setibanya di atas kapal. Mereka menghukum mati kami. Mereka mempersenjatai diri dengan gagang besi, katapel, pisau, dan botol. Di beberapa titik kami berhadapan dengan tembakan yang dilakukan oleh dua orang lelaki.”
“Saya salah satu dari pasukan yang turun belakangan dan saya melihat teman-teman saya tersebar di segala penjuru. Masing-masing dari mereka dikeroyok oleh tiga hingga empat orang. Saya melihat seorang tentara terjatuh di lantai dan dua orang aktivis terus memukulinya. Saya mendorong para penyerang dan mereka berbalik menyerang saya. Serangan ini yang menyebabkan tangan saya patah. Saat itu saya tidak membawa senjata. Setiap dari kami tidak membawa senjata, kami turun hanya dengan senjata paintball di punggung,” terangnya.
“Mereka berlari dan menyerbu ke arah saya. Saya memukul jatuh mereka, mundur beberapa langkah, dan mengambil senjata paintball saya dan menembak ke arah kaki mereka. Salah seorang dari mereka berhasil memukul senjata saya dan merusaknya. Saya berusaha mengambil pistol sehingga saya punya sesuatu untuk dipegang. Pada saat itulah lengan saya sudah tidak berfungsi lagi,” tambah dia.
“Saya melihat dua teman saya terkapar di lantai. Ada yang menembaki kami dari koridor. Kami ditembaki peluru betulan. Saya melihat moncong senjata dan salah seorang dari kami menembak lelaki itu. Kami berlari ke arah lelaki itu, dan dia tidak ada di sana,” kata dia lagi.
Penyergapan di pagi buta ini berujung pada tewasnya sejumlah sukarelawan dan melukai puluhan lainnya. Belum ada angka pasti tentang korban tewas. Ada yang menyebut 10, 16, dan 19. Tindakan Israel ini menuai kecaman dari seluruh dunia. Aksi unjuk rasa mengutuk peristiwa berdarah ini terjadi di mana-mana.
Senjata-senjata yang ditemukan di kapal Mavi Marmara pengangkut "bantuan kemanusian" ke Gaza: