Banyak Rukun Islam (shahadat, sholat, puasa, zakat, haji) yang patut diduga bersumber dari ritual Arab pagan. Untuk menginvestigasinya, diperlukan sumber-sumber sejarah yang dipadukan dengan sumber-sumber primer Islam seperti al-Quran dan Hadits. Adalah menarik, beberapa mufasir Quran seperti Yusuf Ali mau dengan jujur mengakui aspek-aspek hadirnya akar ritual pagan ini dalam Islam. Maka patut diduga, Islam hanyalah proses sosiologis belaka dari ritual kafir Arab menuju Tauhid monoteisme ide Muhammad. Lebih jauh, hal ini bisa mengimplikasikan bahwa sebenarnya tidak ada substansi wahyu yang orisinal dalam Islam.
Agama Arab purba mengenal adanya tugu dan altar persembahan (ansab). Muhammad pernah mempersembahkan kurban untuk dewa-dewa Arab tersebut.
Narrated 'Abdullah: Allah's Apostle said that he met Zaid bin 'Amr Nufail at a place near Baldah and this had happened before Allah's Apostle received the Divine Inspiration. Allah's Apostle presented a dish of meat (that had been offered to him by the pagans) to Zaid bin 'Amr, but Zaid refused to eat of it and then said (to the pagans), "I do not eat of what you slaughter on your stone altars (Ansabs) nor do I eat except that on which Allah's Name has been mentioned on slaughtering." (Sahih al-Bukhari 7:407)
Terjemahan : Diriwayahkan Abdullah : .... Rasulullah menyampaikan hidangan daging (yg telah ditawarkan kpdnya oleh kaum berhala) kpd Zaid, namun Zaid menolak memakannya dan mengatakan "Saya tidak makan apa yg kalian sembelih pada Ansab2 kalian, saya juga tidak memakan appaun kecuali nama Allah disebut pada saat penyembelihan."
Lagi:
The Prophet slaughtered an ewe for one of the idols (nusub min al-ansab); then he roasted it and carried it with him. Then Zayd ibn Amr ibn Nufayl met us in the upper part of the valley; it was one of the hot days of Mecca. When we met we greeted each other with the greeting of the Age of barbarism, in'am sabahan. The Prophet said: "Why do I see you, O son of Amr, hated by your people?" He said, "This (happened) without my being the cause of their hatred; but I found them associating divinities with God and I was reluctant to do the same. I wanted (to worship God according to) the religion of Abraham..." The Prophet said, "Would you like some food?" He said, "Yes." Then the Prophet put before him the (meat of the ewe). He (that is, Zayd ibn Amr) said: "What did you sacrifice to, O Muhammad?"
"He said, "To one of the idols." Zayd then said: "I am not the one to eat anything slaughtered for a divinity other than God."
(Al-Kharqushi, Sharaf al-Mustafa, cited in F. E. Peters, Muhammad and the Religion of Islam [State University of New York Press (SUNY), Albany 1994], pp. 126-127)
Terjemahan : Nabi menyembelih kambing muda bagi salah satu berhala; dan lalu ia membakarnya dan membawanya. ... Nabi mengatkan:"Mengapa saya melihat kau, wahai putera Amr, dibenci oleh rakyatmu ?" Katanya, "Saya bukan penyebab kebencian mereka; namun saya melihat mereka mengasosiasikan dewa2 dgn Allah dan saya enggan melakukan yg sama. saya ingin memuja Allah sesuau dgn agama Ibrahim ..." Nabi mengatakan, "Kau mau makan ?" Ia mengatakan "Ya." Lalu nabi menaruh didepannya (daging kambing). Ia (Zayd ibn Amir) mengatakan: "Kpd siapa kau korbankan ini, Muhamad ?" Kata nabi, "Kpd salah satu berhala." Zayd lalu mengatakan, "Bukan saya yg akan memakan sesuatu yg dikorbankan utk dewa selain utk Allah."
Sejarawan Arab Phillip Hitti mencatat, Muhammad pernah memberikan korban persembahan untuk dewi Venus, al-‘Uzza:
Al-'Uzza (the most mighty, Venus, the morning star) had her cult in Nakhlah east of Makkah. According to al-Kalbi, hers was the most venerated idol among the Quraysh, and Muhammad as a young man offered her a sacrifice. (Hitti, History of the Arabs from the Earliest Times to the Present, revised tenth edition, new preface by Walid Khalidi [Palgrave Macmillan, 2002; ISBN: 0-333-63142-0 paperback], p. 99)
Terjemahan: Cult Al-'Uzza (yg Maha Kuasa, Venus, bintang pagi) berada di Nakhlah, sebelah timur Mekah. Menurut al-Kalbi, ia adalah dewa tertinggi yg dipuja Bani Quraysh dan ketika muda, Muhamad mempersembahkan kurban padanya.
Ibn Ishaq dalam Sirat Rasulullah melaporkan bahwa Muhammad masih menjalankan ritual pagan Arab mengelilingi Ka’bah bahkan setelah klaim kenabiannya.
"And when the apostle of God had finished his period of seclusion and returned (to Mecca), in the first place he performed the circumambulation of the Ka'ba, as was his wont. While he was doing it, Waraqa met him and said, ‘O son of my brother, tell me what thou hast seen and heard.'" (Ibn Ishaq, Sirat Rasulullah, trans. Alfred Guillaume, The Life of Muhammad [Oxford University Press, Karachi], p. 107; bold emphasis ours)
Terjemahan: "Dan ketika rasulullah mengakhiri masa isolasinya dan kembali (ke Mekah), ia terlebih dahulu mengelilingi Kabah. Saat ia melakukan itu, Waraqah bertemu dgnnya dan mengatkan, 'Wahai putera kakakku, katakan kpdku apa yg kau lihat dan dengar.'"
Ironisnya, al-Qur’an justru memelihara ritual pagan Arab tersebut!
Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (Surah al-Baqarah 2:158)
Lihat komentar mufasir Quran Yusuf Ali tentang apa Safa dan Marwa itu:
"The virtue of patient perseverance in faith leads to the mention of two symbolic monuments of that virtue. These are two little hills of Safa and Marwa, now absorbed in the city of Mecca and close to the well of Zam-zam. Here, according to tradition, the lady Hajar, the mother of the infant Isma'il, prayed for water in the parched desert, and in her eager quest round these hills, she found her prayer answered and saw the Zam-zam spring.
["Akhlak dari keteguhan dlm agama membawa kita kpd kedua monumen simbolik dari akhlak tsb. Mereka itu adalah kdua bukit kecil, Safa dan marwa, kini termasuk dlm kota Mekah dan dekat dgn sumur zamzam. Disini, menurut tradisi, Bunda Hagar, ibu bocah Ismail, berdoa bagi air dlm gurun gersang dan dlm pencariannya disekitar bukit2 ini, doanya dikabulkan dan ia melihat sumber air zamzam.]
Unfortunately, the Pagan Arabs had placed a male and female idol here, and their gross superstitious rites caused offense to the early Muslims. They felt some hesitation in going round these places during the Pilgrimage. As a matter of fact they should have known that the Ka'ba (the House of God) had been itself defiled with idols, and was sanctified again by the purity of Muhammad's life and teaching.
[Sayangnya, kaum arab berhala menempatkan patung dewa dan dewi disana, dan ritual2 berhala mereka sangat menyinggung Muslim. Mereka agak ragu2 mengelilingi tempat2 itu selama ziarah. Malah, mereka seharusnya tahu bahwa Kaabah itu sendiri telah dikotori dgn dewa dewi dan dimurnikan kembali oleh kemurnian hidup dan ajaran Muhammad.]
The lesson is that the most sacred things may be turned to the basest uses; that we are not therefore necessarily to ban a thing misused; that if our intentions and life are pure, God will recognize them even if the world cast stones at us because of some evil associations which they join with what we do, or with the people we associate with, or with the places which claim our reverence." (Ali, The Holy Qur'an: Translation and Commentary [Lahore, 1934 and 1937], p. 62, fn. 160)
[Maksudnya adalah bahwa hal2 yg paling suci bisa dirubah utk melayani keperluan mendasar; bahwa kami oleh karena itu tidak perlu melarang sesuatu yg digunakan dgn salah; jika keinginan dan hidup kami murni, Allah akan mengakuinya, bahkan jika mereka melempari kami dgn batu karena maksud keji mereka, karena kami melakukan hal yg sama spt mereka, atau karena kami merujuk kpd orang2 tertentu atau karena kami menganggap tempat2 tertentu suci."]
Jadi, Safa dan Marwa dalam surat al-Baqarah tersebut adalah tempat dimana berhala-berhala ditempatkan dan ritual Arab purba biasa dilaksanakan!
Unik, bahwa Yusuf Ali pun mengakui dengan jujur, bahwa Ka’bah adalah tempat untuk menyimpan berhala-berhala tersebut.
Yusuf Ali tentang ibadah haji dalam surat al-Baqara 2:196-200:
Ketika (ayat ini) diturunkan, kota Mekah berada dlm tangan musuh Islam dan peraturan ttg perang dan hijrah saling interkoneksi. Namun wahyu itu diturunkan utk kondisi2 khusus maupun normal. Mekah segera dibebaskan dari tangan2 musuh Islam. (Ali, Holy Quran, fn. 214, p. 78)
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu [126], atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. [126] Adalah menjadi kebiasaan orang-orang Arab Jahiliyah setelah menunaikan haji lalu bermegah-megahan tentang kebesaran nenek moyangnya. Setelah ayat ini diturunkan maka memegah-megahkan nenek moyangnya itu diganti dengan dzikir kepada Allah. Surah al-Baqarah 2:200
Setelah umroh/hijrah, di jaman berhala, para pehijrah biasanyaberkumpul dan menyanyikan pujian2 kpd nenek moyang mereka. Karena seluruh umroh dispiritualisasi kedalm Islam, maka akhir hijrah ini juga di-spiritualisasi. Diusulkan agar pehijrah utk berdiam disana selama 3 hari setelah hijrah tsb, namun mereka harus memanfaatkannya dlm doa dan pemujaan Allah. (Ibid., fn. 223, p. 80)
Jadi, ibadah haji adalah adopsi ritual Arab kafir pra Islam!
Mencium batu hitam ‘hajar aswad’:
Muhammad yang mengajarkan.
Narrated 'Abis bin Rabia: 'Umar came near the Black Stone and kissed it and said "No doubt, I know that you are a stone and can neither benefit anyone nor harm anyone. Had I not seen Allah's Apostle kissing you I would not have kissed you." (Sahih al-Bukhari 2:667)
Narrated Salim that his father said: I saw Allah's Apostle arriving at Mecca; he kissed the Black Stone Corner first while doing Tawaf and did ramal in the first three rounds of the seven rounds (of Tawaf). (Sahih al-Bukhari 2:673; see also 675, 676, 679, 680)
Sheikh Sha’rawi tentang mencium hajar aswad. Harus ditaati walaupun asal-usulnya tidak jelas :
"Penciuman batu meteorit itu adalah praktek kuat dlm hukum Islam karena Muhamad sendiri melakukannya. Anda tidak boleh tanya ttg asal usulnya, karena upacara ini adalah (expresi) ibadah walaupun asal usulnya tidak jelas." (Sha'rawi, Legal Opinions, pt. 3, p. 167 as cited in Behind the Veil, p. 287)
RITUAL SHOLAT
Sholat lima waktu adalah adopsi dari ritual Sabeanisme (Shabi’in) pra- Islam:
Kaum Sabean memiliki LIMA waktu solat mirip dgn kelima solat Muslim. Ada yg mengatakan mereka memiliki 7 solat, lima yg mirip dgn waktu solat Muslim [yi, isa, subuh, lohor, azan, magrib; yg ke-6 adalah tengah malam, dan ke-7 adalah sebelum siang tengah hari].
Adalah praktek utk berdoa bagi orang mati tanpa berlutut atau membungkukkan lutut.
Mereka juga berpuasa selama satu bulan atau 30 hari; mereka mulai puasa mereka pada saat sebelum malam berakhir dan melanjutkannya sampai matahari terbenam.
Ada aliran2 yg berpuasa selama bulan Ramadan, menghadap Ka'bah saat berdoa, memuja Mekah, dan berhijrah/naik haji ke Mekah. Mereka menganggap mayat, darah dan daging babi sbg najis. Mereka melarang perkawinan dgn alasan sama Muslim melarang perkawinan. (Muhammad Shukri al-Alusi, Bulugh al-'Arab fi Ahwal al-'Arab, pp. 121-122)
Perhatikan, hampir semua ritual yang dijalankan oleh kaum Sabean sama dan diadopsi oleh Islam! Bahkan, Allah memerintahkan Muslim meniru mereka.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (surat al-Baqarah 2:183)
Hihihiihi....yeaahh!! Nyontek kafir Arab purba.
Muhammad ibn 'Abdalkarim al-Sharastani in his Al-Milal wa al-Nihil mengakui dengan jujur, bahwa sebagian besar ritual Islam diambil dari kaum pagan Arab pra Islam!
"Arab jaman pra-Islam mempraktekkan beberapa hal yg dicakupkan dlm Shariah Islam. Contoh, mereka tidak menikahi ibu dan anak sekaligus. Mereka menganggap perkawinan dua kakak beradik perempuan sbg tindak kejahatan paling berat. Mereka juga melarang perkawinan dgn ibu tiri, dan mengutuk sang pelaku sbg 'dhaizan.' Merkea melakukan hijrah mayor (naik haji) dan umroh (hijrah minor) ke Ka'bah, yg dilakukan dgn mengelilingi Ka'bag [tawaf], lari tujuh kali antara Lembah Safa dand Marwa [sa'y], melemparkan batu2 dan mencuci diri setelah senggama. Mereka juga kumur2, memasukkan air kedalam hidung, memotong kuku, mencabut rambut ketiak, mencukur jembut dan sunat. Mereka juga memotong tangan kanan maling. (Ibid., vol. 2 chapter on the opinions of the pre-Islamic Arabs as cited by al-Fadi, p. 122)
TAWAF
Ritual tawaf mengelilingi Ka’bah dilakukan sebanyak jumlah planet (bintang besar) yang dikenal oleh suku Arab purba pra-Islam, yaitu tujuh kali!
Namun 'bintang2' bergerak, atau planet, masing2 dgn gerakan dan oleh karena itu akan atau mempengaruhi diri sendiri. Saat mereka tahu dan mengerti (bintang2 itu), mereka berjumlah tujuh, viz.: (1) dan (2) bulan dan matahari, dua obyek yg sangat dekat dan mempengaruhi air pasang/surut, temperatur, dan kehidupan di planet kita; (3) dan (4) kedua planet dekat, Mercury dan Venus, yg merupakan bintang2 pagi dan malam, dan tidak pernah bergerak jauh dari matahari; dan (5), (6) dan (7) Mars, Jupiter, dan Saturnus, planet2 luar yg perjalanan dari matahari bisa berbentuk ecliptic dan seluas mungking. Angka TUJUH sendiri adalah angka mystik, spt dijelaskan dlm n. 5526 to lxv. 12.
6. Matahari dan bulan dan kelima planet masing2 di-identifikasi dgn dewa atau dewi, dgn karakter masing2. (Ali, Holy Quran, Appendix XIII, p. 1621)
Jadi, ketujuh planet (bintang besar) itu termasuk matahari dan bulan, didewakan oleh masyarakat Arab purba!. Maka, ketika orang melaksanakan ibadah haji, apakah yang sebenarnya mereka lakukan???
Observasi ini mengimplikasikan beberapa hipotesa:
1. Islam penuh dengan tradisi kafir pra-Arab yang dibungkus kembali dalam bentuk agama monoteistik.
2. “Tidak ada yang baru dalam Islam”, seperti diungkapkan Manuel Paleologus, raja Byzantium terakhir sebagaimana ditulis oleh sejarawan Arab Adel Theodor Khoury yang dikutip oleh Paus Benedictus XVI (apakah ungkapan ini terbukti benar? Silakan menilai sendiri).
3. Quran adalah fungsi dari Judaisme, Injil Kristen, Sabeanisme dan ritual Arab purba. Saya risetkan lebih jauh kapan-kapan.
4. Islam hanyalah seperangkat ritual pagan Arab purba yang di-Tauhid-kan.
5. Tidak ada orisinalitas wahyu dalam diri Muhammad. Dari ritual pagan ke Islam hanyalah proses antropologis saja.
Maka menurut saya, Islam adalah paganisme berbungkus Tauhid, atau Tauhidisasi ritual Arab pagan.
Muhammad, Tawaf, Safa, Marwa, Pagan2 BUGIL
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=24717
Mari kita cerna kedua hadist berikut ini. Di situ tertulis, sebelum Muhammad melakukan ritual haji yang TERAKHIR, Abu Bakar diperintahkannya untuk menulis perintah untuk MELARANG orang-orang PAGAN dan ORANG-ORANG BUGIL melakukan ritual Tawaf.
Kenapa ada perintah tersebut, TENTUNYA hanya ada satu kesimpulannya. Di ritual2 haji sebelumnya, muhammad melakukan tawaf bersama pagan-pagan yang memiliki kebiasaan BUGIL dalam mengelilingi kabah!... Pertanyaannya adalah : apakah muhammad mengikuti kebiasaan BUGIL tersebut?
BUKHARI, Volume 1, Book 8, Number 365:
Narrated Abu Huraira:
On the Day of Nahr (10th of Dhul-Hijja, in the year prior to the last Hajj of the Prophet when Abu Bakr was the leader of the pilgrims in that Hajj) Abu Bakr sent me along with other announcers to Mina to make a public announcement: "No pagan is allowed to perform Hajj after this year and no naked person is allowed to perform the Tawaf around the Ka'ba. Then Allah's Apostle sent 'All to read out the Surat Bara'a (At-Tauba) to the people; so he made the announcement along with us on the day of Nahr in Mina: "No pagan is allowed to perform Hajj after this year and no naked person is allowed to perform the Tawaf around the Ka'ba."
BUKHARI, Volume 2, Book 26, Number 689:
Narrated Abu Huraira:
n the year prior to the last Hajj of the Prophet when Allahs Apostle made Abu Bakr the leader of the pilgrims, the latter (Abu Bakr) sent me in the company of a group of people to make a public announcement: 'No pagan is allowed to perform Hajj after this year, and no naked person is allowed to perform Tawaf of the Kaba.' (See Hadith No. 365 Vol. 1)
Ada kemungkinan BESAR muhammad ikut BUGIL BERSAMA dengan para pagan tersebut. Sudah pengetahuan umum muhammad MENG-COPY habis budaya pagan dan mem-spritualisasikan menjadi ajaran islam. Kebiasaan puasa paganpun DILAKUKAN muhammad. BAHKAN muhammad mensabotase simbol-simbol pagan, Safa dan Marwa, sebagai simbol2nya allah!.
Volume 5, Book 58, Number 172:
Narrated 'Aisha:
'Ashura' (i.e. the tenth of Muharram) was a day on which the tribe of Quraish used to fast in the pre-lslamic period of ignorance. The Prophet also used to fast on this day. So when he migrated to Medina, he fasted on it and ordered (the Muslims) to fast on it. When the fasting of Ramadan was enjoined, it became optional for the people to fast or not to fast on the day of Ashura.
BUKHARI, Volume 2, Book 26, Number 706:
Narrated 'Urwa:
I asked 'Aisha : "How do you interpret the statement of Allah,. : Verily! (the mountains) As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah, and whoever performs the Hajj to the Ka'ba or performs 'Umra, it is not harmful for him to perform Tawaf between them (Safa and Marwa.) (2.158). By Allah! (it is evident from this revelation) there is no harm if one does not perform Tawaf between Safa and Marwa." 'Aisha said, "O, my nephew! Your interpretation is not true. Had this interpretation of yours been correct, the statement of Allah should have been, 'It is not harmful for him if he does not perform Tawaf between them.' But in fact, this divine inspiration was revealed concerning the Ansar who used to assume lhram for worship ping an idol called "Manat" which they used to worship at a place called Al-Mushallal before they embraced Islam, and whoever assumed Ihram (for the idol), would consider it not right to perform Tawaf between Safa and Marwa.
When they embraced Islam, they asked Allah's Apostle (p.b.u.h) regarding it, saying, "O Allah's Apostle! We used to refrain from Tawaf between Safa and Marwa." So Allah revealed: 'Verily; (the mountains) As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah.' " Aisha added, "Surely, Allah's Apostle set the tradition of Tawaf between Safa and Marwa, so nobody is allowed to omit the Tawaf between them." Later on I ('Urwa) told Abu Bakr bin 'Abdur-Rahman (of 'Aisha's narration) and he said, 'i have not heard of such information, but I heard learned men saying that all the people, except those whom 'Aisha mentioned and who used to assume lhram for the sake of Manat, used to perform Tawaf between Safa and Marwa.
When Allah referred to the Tawaf of the Ka'ba and did not mention Safa and Marwa in the Quran, the people asked, 'O Allah's Apostle! We used to perform Tawaf between Safa and Marwa and Allah has revealed (the verses concerning) Tawaf of the Ka'ba and has not mentioned Safa and Marwa. Is there any harm if we perform Tawaf between Safa and Marwa?' So Allah revealed: "Verily As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah." Abu Bakr said, "It seems that this verse was revealed concerning the two groups, those who used to refrain from Tawaf between Safa and Marwa in the Pre-lslamic Period of ignorance and those who used to perform the Tawaf then, and after embracing Islam they refrained from the Tawaf between them as Allah had enjoined Tawaf of the Ka'ba and did not mention Tawaf (of Safa and Marwa) till later after mentioning the Tawaf of the Ka'ba.'
BUKHARI, Volume 2, Book 26, Number 710:
Narrated 'Asim:
I asked Anas bin Malik: "Did you use to dislike to perform Tawaf between Safa and Marwa?" He said, "Yes, as it was of the ceremonies of the days of the Pre-lslamic period of ignorance, till Allah revealed: 'Verily! (The two mountains) As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah. It is therefore no sin for him who performs the pilgrimage to the Ka'ba, or performs 'Umra, to perform Tawaf between them.' " (2.158)
Jika muhammad dengan seenaknya mensabotase simbol-simbol pagan menjadi simbol allah, dan TANPA MERASA BERSALAH mengikuti puasa pagan, Ashura, MAKA sangat besar KEMUNGKINAN sebelum haji muhammad yang terakhir, MUHAMMAD BUGIL bersama para pagan bugil melakukan ritual haji! :D
Agama Arab purba mengenal adanya tugu dan altar persembahan (ansab). Muhammad pernah mempersembahkan kurban untuk dewa-dewa Arab tersebut.
Narrated 'Abdullah: Allah's Apostle said that he met Zaid bin 'Amr Nufail at a place near Baldah and this had happened before Allah's Apostle received the Divine Inspiration. Allah's Apostle presented a dish of meat (that had been offered to him by the pagans) to Zaid bin 'Amr, but Zaid refused to eat of it and then said (to the pagans), "I do not eat of what you slaughter on your stone altars (Ansabs) nor do I eat except that on which Allah's Name has been mentioned on slaughtering." (Sahih al-Bukhari 7:407)
Terjemahan : Diriwayahkan Abdullah : .... Rasulullah menyampaikan hidangan daging (yg telah ditawarkan kpdnya oleh kaum berhala) kpd Zaid, namun Zaid menolak memakannya dan mengatakan "Saya tidak makan apa yg kalian sembelih pada Ansab2 kalian, saya juga tidak memakan appaun kecuali nama Allah disebut pada saat penyembelihan."
Lagi:
The Prophet slaughtered an ewe for one of the idols (nusub min al-ansab); then he roasted it and carried it with him. Then Zayd ibn Amr ibn Nufayl met us in the upper part of the valley; it was one of the hot days of Mecca. When we met we greeted each other with the greeting of the Age of barbarism, in'am sabahan. The Prophet said: "Why do I see you, O son of Amr, hated by your people?" He said, "This (happened) without my being the cause of their hatred; but I found them associating divinities with God and I was reluctant to do the same. I wanted (to worship God according to) the religion of Abraham..." The Prophet said, "Would you like some food?" He said, "Yes." Then the Prophet put before him the (meat of the ewe). He (that is, Zayd ibn Amr) said: "What did you sacrifice to, O Muhammad?"
"He said, "To one of the idols." Zayd then said: "I am not the one to eat anything slaughtered for a divinity other than God."
(Al-Kharqushi, Sharaf al-Mustafa, cited in F. E. Peters, Muhammad and the Religion of Islam [State University of New York Press (SUNY), Albany 1994], pp. 126-127)
Terjemahan : Nabi menyembelih kambing muda bagi salah satu berhala; dan lalu ia membakarnya dan membawanya. ... Nabi mengatkan:"Mengapa saya melihat kau, wahai putera Amr, dibenci oleh rakyatmu ?" Katanya, "Saya bukan penyebab kebencian mereka; namun saya melihat mereka mengasosiasikan dewa2 dgn Allah dan saya enggan melakukan yg sama. saya ingin memuja Allah sesuau dgn agama Ibrahim ..." Nabi mengatakan, "Kau mau makan ?" Ia mengatakan "Ya." Lalu nabi menaruh didepannya (daging kambing). Ia (Zayd ibn Amir) mengatakan: "Kpd siapa kau korbankan ini, Muhamad ?" Kata nabi, "Kpd salah satu berhala." Zayd lalu mengatakan, "Bukan saya yg akan memakan sesuatu yg dikorbankan utk dewa selain utk Allah."
Sejarawan Arab Phillip Hitti mencatat, Muhammad pernah memberikan korban persembahan untuk dewi Venus, al-‘Uzza:
Al-'Uzza (the most mighty, Venus, the morning star) had her cult in Nakhlah east of Makkah. According to al-Kalbi, hers was the most venerated idol among the Quraysh, and Muhammad as a young man offered her a sacrifice. (Hitti, History of the Arabs from the Earliest Times to the Present, revised tenth edition, new preface by Walid Khalidi [Palgrave Macmillan, 2002; ISBN: 0-333-63142-0 paperback], p. 99)
Terjemahan: Cult Al-'Uzza (yg Maha Kuasa, Venus, bintang pagi) berada di Nakhlah, sebelah timur Mekah. Menurut al-Kalbi, ia adalah dewa tertinggi yg dipuja Bani Quraysh dan ketika muda, Muhamad mempersembahkan kurban padanya.
Ibn Ishaq dalam Sirat Rasulullah melaporkan bahwa Muhammad masih menjalankan ritual pagan Arab mengelilingi Ka’bah bahkan setelah klaim kenabiannya.
"And when the apostle of God had finished his period of seclusion and returned (to Mecca), in the first place he performed the circumambulation of the Ka'ba, as was his wont. While he was doing it, Waraqa met him and said, ‘O son of my brother, tell me what thou hast seen and heard.'" (Ibn Ishaq, Sirat Rasulullah, trans. Alfred Guillaume, The Life of Muhammad [Oxford University Press, Karachi], p. 107; bold emphasis ours)
Terjemahan: "Dan ketika rasulullah mengakhiri masa isolasinya dan kembali (ke Mekah), ia terlebih dahulu mengelilingi Kabah. Saat ia melakukan itu, Waraqah bertemu dgnnya dan mengatkan, 'Wahai putera kakakku, katakan kpdku apa yg kau lihat dan dengar.'"
Ironisnya, al-Qur’an justru memelihara ritual pagan Arab tersebut!
Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (Surah al-Baqarah 2:158)
Lihat komentar mufasir Quran Yusuf Ali tentang apa Safa dan Marwa itu:
"The virtue of patient perseverance in faith leads to the mention of two symbolic monuments of that virtue. These are two little hills of Safa and Marwa, now absorbed in the city of Mecca and close to the well of Zam-zam. Here, according to tradition, the lady Hajar, the mother of the infant Isma'il, prayed for water in the parched desert, and in her eager quest round these hills, she found her prayer answered and saw the Zam-zam spring.
["Akhlak dari keteguhan dlm agama membawa kita kpd kedua monumen simbolik dari akhlak tsb. Mereka itu adalah kdua bukit kecil, Safa dan marwa, kini termasuk dlm kota Mekah dan dekat dgn sumur zamzam. Disini, menurut tradisi, Bunda Hagar, ibu bocah Ismail, berdoa bagi air dlm gurun gersang dan dlm pencariannya disekitar bukit2 ini, doanya dikabulkan dan ia melihat sumber air zamzam.]
Unfortunately, the Pagan Arabs had placed a male and female idol here, and their gross superstitious rites caused offense to the early Muslims. They felt some hesitation in going round these places during the Pilgrimage. As a matter of fact they should have known that the Ka'ba (the House of God) had been itself defiled with idols, and was sanctified again by the purity of Muhammad's life and teaching.
[Sayangnya, kaum arab berhala menempatkan patung dewa dan dewi disana, dan ritual2 berhala mereka sangat menyinggung Muslim. Mereka agak ragu2 mengelilingi tempat2 itu selama ziarah. Malah, mereka seharusnya tahu bahwa Kaabah itu sendiri telah dikotori dgn dewa dewi dan dimurnikan kembali oleh kemurnian hidup dan ajaran Muhammad.]
The lesson is that the most sacred things may be turned to the basest uses; that we are not therefore necessarily to ban a thing misused; that if our intentions and life are pure, God will recognize them even if the world cast stones at us because of some evil associations which they join with what we do, or with the people we associate with, or with the places which claim our reverence." (Ali, The Holy Qur'an: Translation and Commentary [Lahore, 1934 and 1937], p. 62, fn. 160)
[Maksudnya adalah bahwa hal2 yg paling suci bisa dirubah utk melayani keperluan mendasar; bahwa kami oleh karena itu tidak perlu melarang sesuatu yg digunakan dgn salah; jika keinginan dan hidup kami murni, Allah akan mengakuinya, bahkan jika mereka melempari kami dgn batu karena maksud keji mereka, karena kami melakukan hal yg sama spt mereka, atau karena kami merujuk kpd orang2 tertentu atau karena kami menganggap tempat2 tertentu suci."]
Jadi, Safa dan Marwa dalam surat al-Baqarah tersebut adalah tempat dimana berhala-berhala ditempatkan dan ritual Arab purba biasa dilaksanakan!
Unik, bahwa Yusuf Ali pun mengakui dengan jujur, bahwa Ka’bah adalah tempat untuk menyimpan berhala-berhala tersebut.
Yusuf Ali tentang ibadah haji dalam surat al-Baqara 2:196-200:
Ketika (ayat ini) diturunkan, kota Mekah berada dlm tangan musuh Islam dan peraturan ttg perang dan hijrah saling interkoneksi. Namun wahyu itu diturunkan utk kondisi2 khusus maupun normal. Mekah segera dibebaskan dari tangan2 musuh Islam. (Ali, Holy Quran, fn. 214, p. 78)
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu [126], atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. [126] Adalah menjadi kebiasaan orang-orang Arab Jahiliyah setelah menunaikan haji lalu bermegah-megahan tentang kebesaran nenek moyangnya. Setelah ayat ini diturunkan maka memegah-megahkan nenek moyangnya itu diganti dengan dzikir kepada Allah. Surah al-Baqarah 2:200
Setelah umroh/hijrah, di jaman berhala, para pehijrah biasanyaberkumpul dan menyanyikan pujian2 kpd nenek moyang mereka. Karena seluruh umroh dispiritualisasi kedalm Islam, maka akhir hijrah ini juga di-spiritualisasi. Diusulkan agar pehijrah utk berdiam disana selama 3 hari setelah hijrah tsb, namun mereka harus memanfaatkannya dlm doa dan pemujaan Allah. (Ibid., fn. 223, p. 80)
Jadi, ibadah haji adalah adopsi ritual Arab kafir pra Islam!
Mencium batu hitam ‘hajar aswad’:
Muhammad yang mengajarkan.
Narrated 'Abis bin Rabia: 'Umar came near the Black Stone and kissed it and said "No doubt, I know that you are a stone and can neither benefit anyone nor harm anyone. Had I not seen Allah's Apostle kissing you I would not have kissed you." (Sahih al-Bukhari 2:667)
Narrated Salim that his father said: I saw Allah's Apostle arriving at Mecca; he kissed the Black Stone Corner first while doing Tawaf and did ramal in the first three rounds of the seven rounds (of Tawaf). (Sahih al-Bukhari 2:673; see also 675, 676, 679, 680)
Sheikh Sha’rawi tentang mencium hajar aswad. Harus ditaati walaupun asal-usulnya tidak jelas :
"Penciuman batu meteorit itu adalah praktek kuat dlm hukum Islam karena Muhamad sendiri melakukannya. Anda tidak boleh tanya ttg asal usulnya, karena upacara ini adalah (expresi) ibadah walaupun asal usulnya tidak jelas." (Sha'rawi, Legal Opinions, pt. 3, p. 167 as cited in Behind the Veil, p. 287)
RITUAL SHOLAT
Sholat lima waktu adalah adopsi dari ritual Sabeanisme (Shabi’in) pra- Islam:
Kaum Sabean memiliki LIMA waktu solat mirip dgn kelima solat Muslim. Ada yg mengatakan mereka memiliki 7 solat, lima yg mirip dgn waktu solat Muslim [yi, isa, subuh, lohor, azan, magrib; yg ke-6 adalah tengah malam, dan ke-7 adalah sebelum siang tengah hari].
Adalah praktek utk berdoa bagi orang mati tanpa berlutut atau membungkukkan lutut.
Mereka juga berpuasa selama satu bulan atau 30 hari; mereka mulai puasa mereka pada saat sebelum malam berakhir dan melanjutkannya sampai matahari terbenam.
Ada aliran2 yg berpuasa selama bulan Ramadan, menghadap Ka'bah saat berdoa, memuja Mekah, dan berhijrah/naik haji ke Mekah. Mereka menganggap mayat, darah dan daging babi sbg najis. Mereka melarang perkawinan dgn alasan sama Muslim melarang perkawinan. (Muhammad Shukri al-Alusi, Bulugh al-'Arab fi Ahwal al-'Arab, pp. 121-122)
Perhatikan, hampir semua ritual yang dijalankan oleh kaum Sabean sama dan diadopsi oleh Islam! Bahkan, Allah memerintahkan Muslim meniru mereka.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (surat al-Baqarah 2:183)
Hihihiihi....yeaahh!! Nyontek kafir Arab purba.
Muhammad ibn 'Abdalkarim al-Sharastani in his Al-Milal wa al-Nihil mengakui dengan jujur, bahwa sebagian besar ritual Islam diambil dari kaum pagan Arab pra Islam!
"Arab jaman pra-Islam mempraktekkan beberapa hal yg dicakupkan dlm Shariah Islam. Contoh, mereka tidak menikahi ibu dan anak sekaligus. Mereka menganggap perkawinan dua kakak beradik perempuan sbg tindak kejahatan paling berat. Mereka juga melarang perkawinan dgn ibu tiri, dan mengutuk sang pelaku sbg 'dhaizan.' Merkea melakukan hijrah mayor (naik haji) dan umroh (hijrah minor) ke Ka'bah, yg dilakukan dgn mengelilingi Ka'bag [tawaf], lari tujuh kali antara Lembah Safa dand Marwa [sa'y], melemparkan batu2 dan mencuci diri setelah senggama. Mereka juga kumur2, memasukkan air kedalam hidung, memotong kuku, mencabut rambut ketiak, mencukur jembut dan sunat. Mereka juga memotong tangan kanan maling. (Ibid., vol. 2 chapter on the opinions of the pre-Islamic Arabs as cited by al-Fadi, p. 122)
TAWAF
Ritual tawaf mengelilingi Ka’bah dilakukan sebanyak jumlah planet (bintang besar) yang dikenal oleh suku Arab purba pra-Islam, yaitu tujuh kali!
Namun 'bintang2' bergerak, atau planet, masing2 dgn gerakan dan oleh karena itu akan atau mempengaruhi diri sendiri. Saat mereka tahu dan mengerti (bintang2 itu), mereka berjumlah tujuh, viz.: (1) dan (2) bulan dan matahari, dua obyek yg sangat dekat dan mempengaruhi air pasang/surut, temperatur, dan kehidupan di planet kita; (3) dan (4) kedua planet dekat, Mercury dan Venus, yg merupakan bintang2 pagi dan malam, dan tidak pernah bergerak jauh dari matahari; dan (5), (6) dan (7) Mars, Jupiter, dan Saturnus, planet2 luar yg perjalanan dari matahari bisa berbentuk ecliptic dan seluas mungking. Angka TUJUH sendiri adalah angka mystik, spt dijelaskan dlm n. 5526 to lxv. 12.
6. Matahari dan bulan dan kelima planet masing2 di-identifikasi dgn dewa atau dewi, dgn karakter masing2. (Ali, Holy Quran, Appendix XIII, p. 1621)
Jadi, ketujuh planet (bintang besar) itu termasuk matahari dan bulan, didewakan oleh masyarakat Arab purba!. Maka, ketika orang melaksanakan ibadah haji, apakah yang sebenarnya mereka lakukan???
Observasi ini mengimplikasikan beberapa hipotesa:
1. Islam penuh dengan tradisi kafir pra-Arab yang dibungkus kembali dalam bentuk agama monoteistik.
2. “Tidak ada yang baru dalam Islam”, seperti diungkapkan Manuel Paleologus, raja Byzantium terakhir sebagaimana ditulis oleh sejarawan Arab Adel Theodor Khoury yang dikutip oleh Paus Benedictus XVI (apakah ungkapan ini terbukti benar? Silakan menilai sendiri).
3. Quran adalah fungsi dari Judaisme, Injil Kristen, Sabeanisme dan ritual Arab purba. Saya risetkan lebih jauh kapan-kapan.
4. Islam hanyalah seperangkat ritual pagan Arab purba yang di-Tauhid-kan.
5. Tidak ada orisinalitas wahyu dalam diri Muhammad. Dari ritual pagan ke Islam hanyalah proses antropologis saja.
Maka menurut saya, Islam adalah paganisme berbungkus Tauhid, atau Tauhidisasi ritual Arab pagan.
Muhammad, Tawaf, Safa, Marwa, Pagan2 BUGIL
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=24717
Mari kita cerna kedua hadist berikut ini. Di situ tertulis, sebelum Muhammad melakukan ritual haji yang TERAKHIR, Abu Bakar diperintahkannya untuk menulis perintah untuk MELARANG orang-orang PAGAN dan ORANG-ORANG BUGIL melakukan ritual Tawaf.
Kenapa ada perintah tersebut, TENTUNYA hanya ada satu kesimpulannya. Di ritual2 haji sebelumnya, muhammad melakukan tawaf bersama pagan-pagan yang memiliki kebiasaan BUGIL dalam mengelilingi kabah!... Pertanyaannya adalah : apakah muhammad mengikuti kebiasaan BUGIL tersebut?
BUKHARI, Volume 1, Book 8, Number 365:
Narrated Abu Huraira:
On the Day of Nahr (10th of Dhul-Hijja, in the year prior to the last Hajj of the Prophet when Abu Bakr was the leader of the pilgrims in that Hajj) Abu Bakr sent me along with other announcers to Mina to make a public announcement: "No pagan is allowed to perform Hajj after this year and no naked person is allowed to perform the Tawaf around the Ka'ba. Then Allah's Apostle sent 'All to read out the Surat Bara'a (At-Tauba) to the people; so he made the announcement along with us on the day of Nahr in Mina: "No pagan is allowed to perform Hajj after this year and no naked person is allowed to perform the Tawaf around the Ka'ba."
BUKHARI, Volume 2, Book 26, Number 689:
Narrated Abu Huraira:
n the year prior to the last Hajj of the Prophet when Allahs Apostle made Abu Bakr the leader of the pilgrims, the latter (Abu Bakr) sent me in the company of a group of people to make a public announcement: 'No pagan is allowed to perform Hajj after this year, and no naked person is allowed to perform Tawaf of the Kaba.' (See Hadith No. 365 Vol. 1)
Ada kemungkinan BESAR muhammad ikut BUGIL BERSAMA dengan para pagan tersebut. Sudah pengetahuan umum muhammad MENG-COPY habis budaya pagan dan mem-spritualisasikan menjadi ajaran islam. Kebiasaan puasa paganpun DILAKUKAN muhammad. BAHKAN muhammad mensabotase simbol-simbol pagan, Safa dan Marwa, sebagai simbol2nya allah!.
Volume 5, Book 58, Number 172:
Narrated 'Aisha:
'Ashura' (i.e. the tenth of Muharram) was a day on which the tribe of Quraish used to fast in the pre-lslamic period of ignorance. The Prophet also used to fast on this day. So when he migrated to Medina, he fasted on it and ordered (the Muslims) to fast on it. When the fasting of Ramadan was enjoined, it became optional for the people to fast or not to fast on the day of Ashura.
BUKHARI, Volume 2, Book 26, Number 706:
Narrated 'Urwa:
I asked 'Aisha : "How do you interpret the statement of Allah,. : Verily! (the mountains) As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah, and whoever performs the Hajj to the Ka'ba or performs 'Umra, it is not harmful for him to perform Tawaf between them (Safa and Marwa.) (2.158). By Allah! (it is evident from this revelation) there is no harm if one does not perform Tawaf between Safa and Marwa." 'Aisha said, "O, my nephew! Your interpretation is not true. Had this interpretation of yours been correct, the statement of Allah should have been, 'It is not harmful for him if he does not perform Tawaf between them.' But in fact, this divine inspiration was revealed concerning the Ansar who used to assume lhram for worship ping an idol called "Manat" which they used to worship at a place called Al-Mushallal before they embraced Islam, and whoever assumed Ihram (for the idol), would consider it not right to perform Tawaf between Safa and Marwa.
When they embraced Islam, they asked Allah's Apostle (p.b.u.h) regarding it, saying, "O Allah's Apostle! We used to refrain from Tawaf between Safa and Marwa." So Allah revealed: 'Verily; (the mountains) As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah.' " Aisha added, "Surely, Allah's Apostle set the tradition of Tawaf between Safa and Marwa, so nobody is allowed to omit the Tawaf between them." Later on I ('Urwa) told Abu Bakr bin 'Abdur-Rahman (of 'Aisha's narration) and he said, 'i have not heard of such information, but I heard learned men saying that all the people, except those whom 'Aisha mentioned and who used to assume lhram for the sake of Manat, used to perform Tawaf between Safa and Marwa.
When Allah referred to the Tawaf of the Ka'ba and did not mention Safa and Marwa in the Quran, the people asked, 'O Allah's Apostle! We used to perform Tawaf between Safa and Marwa and Allah has revealed (the verses concerning) Tawaf of the Ka'ba and has not mentioned Safa and Marwa. Is there any harm if we perform Tawaf between Safa and Marwa?' So Allah revealed: "Verily As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah." Abu Bakr said, "It seems that this verse was revealed concerning the two groups, those who used to refrain from Tawaf between Safa and Marwa in the Pre-lslamic Period of ignorance and those who used to perform the Tawaf then, and after embracing Islam they refrained from the Tawaf between them as Allah had enjoined Tawaf of the Ka'ba and did not mention Tawaf (of Safa and Marwa) till later after mentioning the Tawaf of the Ka'ba.'
BUKHARI, Volume 2, Book 26, Number 710:
Narrated 'Asim:
I asked Anas bin Malik: "Did you use to dislike to perform Tawaf between Safa and Marwa?" He said, "Yes, as it was of the ceremonies of the days of the Pre-lslamic period of ignorance, till Allah revealed: 'Verily! (The two mountains) As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah. It is therefore no sin for him who performs the pilgrimage to the Ka'ba, or performs 'Umra, to perform Tawaf between them.' " (2.158)
Jika muhammad dengan seenaknya mensabotase simbol-simbol pagan menjadi simbol allah, dan TANPA MERASA BERSALAH mengikuti puasa pagan, Ashura, MAKA sangat besar KEMUNGKINAN sebelum haji muhammad yang terakhir, MUHAMMAD BUGIL bersama para pagan bugil melakukan ritual haji! :D