Osherow menjelaskan: “Jika kau menodongkan pistol ke kepala seseorang, kau sanggup menyuruh orang itu berbuat apapun. Jemaat Kenisah Rakyat selalu hidup dalam ketakutan akan hukuman berat, pemukulan2 brutal, ditambah dengan hinaan di muka umum karena melakukan pelanggaran ringan atau tak sengaja. Jim Jones menggunakan ancaman hukuman berat untuk menegakkan disiplin dan ketaatan mutlak yang dituntutnya. Dia melakukan hal ini agar jemaatnya tidak berontak dan menolaknya.”
Muslim terus-menerus hidup dalam ancaman hukuman berat. Aku telah menerima ribuan e-mail dari Muslim2 yang marah dan semuanya punya pesan yang sama yakni aku akan masuk neraka karena berani mengritik Islam. Mereka tidak menantang pendapatku; mereka tidak mengecam logikaku, tapi hanya mengancamku dengan hal yang paling menakutkan bagi mereka – Neraka. Dengan membaca beberapa ayat Qur’an, dapat diketahui dari mana datangnya rasa takut ini. Para Muslim dibesarkan dengan ketakutan akan Neraka dan hukuman bagi yang berani mempertanyakan otoritas Muhammad sungguh menakutkan bagi mereka.
Rasa takut ini tidak terbatas pada ancaman rohani saja. Hukuman badani juga termasuk bagian dari Islam. Di madrasah2, anak2 dipukuli kalau melanggar hukum, dan di beberapa kejadian, bahkan dirantai. Pemukulan tidak hanya diterapkan kepada anak2 saja, tapi orang dewasa pun dipukuli, dipecuti di muka umum, dihina, dicaci, atau dirajam sampai mati karena melanggar hukum Islam.
Banyak hukum yang melarang segala bentuk pemberontakan dan kemandirian. Para pengritik, pemikir merdeka, pembaharu, dan murtadin harus dibunuh. Bahkan mempertanyakan ajaran Islam saja tidak diperbolehkan! Inilah satu2nya cara untuk mempertahankan kepalsuan Islam yang menuntut iman buta yang hanya dapat dibentuk melalui rasa takut dan kebodohan.
Osherow berkata: “Tapi orang yang berkuasa tidak perlu harus mengancam secara terang2an agar orang2 tunduk melakukan tuntutannya, dan hal ini dibuktikan melalui riset kejiwaan sosial. Berdasarkan percobaan2 Milgram [247], secara tak terduga, sejumlah besar orang taat pada perintah2 seseorang dan hal ini dengan kuat mempengaruhi orang lain untuk taat pula.”
[247] Milgram, S. Penelitian sikap taat. Journal of Abnormal and Social Psychology, 1963, 67, 371-378.
Muslim terus-menerus hidup dalam ancaman hukuman berat. Aku telah menerima ribuan e-mail dari Muslim2 yang marah dan semuanya punya pesan yang sama yakni aku akan masuk neraka karena berani mengritik Islam. Mereka tidak menantang pendapatku; mereka tidak mengecam logikaku, tapi hanya mengancamku dengan hal yang paling menakutkan bagi mereka – Neraka. Dengan membaca beberapa ayat Qur’an, dapat diketahui dari mana datangnya rasa takut ini. Para Muslim dibesarkan dengan ketakutan akan Neraka dan hukuman bagi yang berani mempertanyakan otoritas Muhammad sungguh menakutkan bagi mereka.
Rasa takut ini tidak terbatas pada ancaman rohani saja. Hukuman badani juga termasuk bagian dari Islam. Di madrasah2, anak2 dipukuli kalau melanggar hukum, dan di beberapa kejadian, bahkan dirantai. Pemukulan tidak hanya diterapkan kepada anak2 saja, tapi orang dewasa pun dipukuli, dipecuti di muka umum, dihina, dicaci, atau dirajam sampai mati karena melanggar hukum Islam.
Banyak hukum yang melarang segala bentuk pemberontakan dan kemandirian. Para pengritik, pemikir merdeka, pembaharu, dan murtadin harus dibunuh. Bahkan mempertanyakan ajaran Islam saja tidak diperbolehkan! Inilah satu2nya cara untuk mempertahankan kepalsuan Islam yang menuntut iman buta yang hanya dapat dibentuk melalui rasa takut dan kebodohan.
Osherow berkata: “Tapi orang yang berkuasa tidak perlu harus mengancam secara terang2an agar orang2 tunduk melakukan tuntutannya, dan hal ini dibuktikan melalui riset kejiwaan sosial. Berdasarkan percobaan2 Milgram [247], secara tak terduga, sejumlah besar orang taat pada perintah2 seseorang dan hal ini dengan kuat mempengaruhi orang lain untuk taat pula.”
[247] Milgram, S. Penelitian sikap taat. Journal of Abnormal and Social Psychology, 1963, 67, 371-378.