FIRDAUS QURAN BERBASIS HYMNE ST. EPHRAIM ?.

Akitivis Hammas Muhammad Abu Wardeh yang merekrut para pengebom bunuh diri pernah berbicara di CBS th 2001 sbb : “ Aku menjelaskan bagaimana Allah akan mengganjar para syuhada atas pengorbanan hidupnya untuk tanah ini. Bila engkau menjadi seorang syuhada, Allah akan memberikan 70 perawan, 70 istri dan kebahagiaan kekal.”

Jelaslah keinginan untuk mendapat kehidupan “hedonis” di akhirat telah memicu muslim-muslim kurang akal untuk melakukan tindakan bunuh diri. Kelihatannya hal yang sama dilakukan Muhamad dalam merekrut dan memotivasi anggotanya. Dengan iming-iming itu pasukan muslim akan bertempur sampai mati, kalau menang dapat rampasan perang berupa harta dan wanita, sebaliknya kalaupun harus mati langsung akan masuk surga dan mendapatkan 72 perawan.

Sahih Muslim 4 No : 6793
Muhammad mengabarkan bahwa beberapa menyatakan dengan perasaan bangga dan yang lain membahas apakah di Firdaus akan lebih banyak pria atau lebih banyak wanita. Atas ini Abu Huraira mengabarkan bahwa Abu’l Qasim ( Muhammad) berkata :Rombingan pertama yang masuk ke Firdaus mukanya akan bercahaya seperti cahaya bulan purnama di malam hari, dan rombongan berikutnya mukanya akan bercahaya seperti gemertlap bintang dilangit, dan tiap orang akan mendapatkan sepasang istri dan sumsum tulang keringnya akan berkilap dibawah daging dan tidak ada seorangpun di Firdaus yang tanpa istri.

Surah 56 : 22-23 Dan (di dalam surga/taman itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.

Surah 56: 35-36 Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan,

Surah 37 : 45-46 Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.

Surah 55.
[51] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[52] Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. [53] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[54] Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.
55] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[56] Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
[57] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[58] Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.

Surah 76 :
[12] Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,
[13] di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.
[14] Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
[15] Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,
[16] (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
[17] Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.
[18] (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
[19] Dan mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
[20] Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.

Muhammad sendiri barangkali merasa yakin tentang kehidupan “hedonis” ala dunia di Firdaus, seperti yang tercantum dalam beberapa surah Quran. Tapi apakah benar konsep Firdaus nya Muhammad di inspirasi dan dipengaruhi oleh metafor dalam puisi St. Ephraim?

St Ephraim the Syrian (303-373 ) seorang Bapak Gereja dan penulis puisi mengarang Hymne on Paradise, yang kategorikan sebagai salah satu puisi St Ephraim yang paling indah dengan gaya puisi yang disebut madrase. Hymne ini merupakan salah satu yang dinyanyikan dalam litury gereja, dan sangat dikenal luas dikalangan gereja Syriac.

Contoh beberapa kutipan Hymne of Paradise.
( tr S Brock : St Ephrem the Syrian, Hymns on Paradise).

St Ephraim hymne on Paradise VII.5

Both men and women
are clothed in raiment of light,
the garments provided to cover their nakedness,

are swallowed up in glory;
all the limbs' vile emotions
are silenced,
the fountains of lust
are stopped up,

anger is removed
and the soul purified
and, like wheat, it flourishes in Eden,
unchoked by thorns

St Ephraim hymne on Paradise VII.15

The virgin who rejected
the marriage crown that fades
now has the radiant marriage chamber
that cherishes the children of light,
shining out because she rejected
the works of darkness.
To her who was alone
in a lonely house
the wedding feast now grants tranquility,
here angels rejoice,
prophets delight, and apostles add splendor

St Ephraim hymne on Paradise VII.18.

The man who abstained,
with understanding, from wine,
will the vines of Paradise rush out to meet,
all the more joyfully,
as each one stretches out and proffers him its clusters;
or if any has lived a life of virginity,
him too they welcome into their bosom,
for the solitary such as he
has never lain in any bosom
nor upon any marriage bed.

St Ephraim hymne on Paradise VII.19.

Those who have been crowned for our Lord's sake
with the martyr's death by the sword
shine out in glory there
with their crowns


Sepintas kalau membaca tidak hati-hati, puisi St Ephraim terjemahan dalam Inggris itu itu mirip dengan ayat-ayat Quran mengenai adanya “pernikahan dan sex “ di kehidupan Firdaus. Tapi sebenarnya dalam pengertian agama Nasrani tidak ada kata pernikahan dalam artian sexual dengan bidadari, malah sebaliknya hawa nafsu ditiadakan. Pesta pernikahan hanyalah metafor. Tanaman anggur (vines) dalam pandangan Kristen adalah merefer ke Kristus sendiri, yang buah-buahnya memberikan kehidupan.

Menurut Kristen, Kristus atau al Masih adalah mempelai pria, dan Gereja atau ummat Nasrani adalah mempelai wanita. Pada saatnya ummat Nasrani akan merayakan pesta pernikahan surgawinya, yaitu ketika kembali bersatu dengan al Masih. Dalam liturgy Orthodox, perayaan eucharist disamakan dengan “pesta pernikahan”. Injil sendiri mengatakan dalam kehidupan diakhirat orang tidak kawin atau mengawinkan.

Tapi bagi orang yang awam dalam hal ajaran Kristen, yang hanya mendengar dari homili atau khutbah-khutbah rahib Nasrani tanpa minta kejelasan arti yang sebenarnya, tentu dengan mudah akan mengasiosasikan istilah “pesta pernikahan” dengan “pernikahan jasmani”, seperti juga Quran menyebut dengan artian “anak biologis” dalam menyebut “anak Allah” nya Kristen . Jadi kelihatannya Muhammad memang salah mengerti tentang “pernikahan” di Firdaus, dan pengaruh puisi Ephraim itu menginspirasi Muhammad tentang salah satu hadiah bagi orang-orang mukmin, pernikahan jamani di Firdaus dengan bidadari.

Menurut buku Christoph Luxenberg , Die Syro-Aramaische Lesart des Koran, banyak ketidak jelasan dalam Quran akan hilang bila kita membacanya dalam Syriac dan bukan dalam bahasa Arab. Contohnya para Huriyah bermata jeli yang disebut dalam Quran. Bersandarkan pada puisi St Ephraim sebenarnya itu kata Syriac “hur” yang artinya “putih” atau “(anggur) putih”. Bila digabungkan dengan cin yang artinya “permata (dari kristal)” akan menjadi “(anggur) putih, permata (dari kristal)” atau “anggur putih yang seperti kristal.” Jadi para Huriyah bermata jeli sebenarnya kata Syriac “anggur putih, yang jernih seperti kristal.”

Dengan cara yang sama Luxenberg menganalisa QS 76:19, yang kalimatnya terasa aneh : anak-anak muda yang tetap muda. yang akan dikira seperti mutiara yang bertaburan. . Menurutnya kata Arab untuk “anak-anak muda” atau “wildun” adalah sama dengan kata Syriac “yalda” yang selalu dipakai untuk menyebut “yalda dagpetta” yang arti harfiahnya “children of vine”, tapi maksudnya adalah “fruit of vine.”

Kata itu bisa dilahat dalam Peshita (Bible Aramic), di mana pokok anggur /buah tananaman anggur diterjemahkan yalda dagpetta, atau “children of vine”. Contoh Matius 26:29 (terjemahan Peshita) :

Aku tidak akan meminum yalda dagpetta ( anak-anak anggur = pokok anggur ) lagi sampai pada hari ketika aku meminum yang baru bersamamu dalam Kerajaan Bapakku.

Sementara “mutiara” adalah biasa untuk metafora dari buah anggur seperti yang didapati dibagian lain dalam Quran. Jadi kalimat aneh “para anak-anak muda yang kelihatannya seperti mutiara bertaburan” sebenarnya kata Syriac “yalda dagpetta” atau “buah dari tanaman anggur” yang kelihatannya seperti mutiara bertaburan. –mm-


Ada dua Sabean, yaitu Sabean Haran dan Mandean Sabean di Iraq . Sabean Haran adalah kelompok penyembah bintang di Haran, yang kerena takut dibunuh Muslim pada abad ke 9 menyebut diri mereka adalah Sabean yang di Quran. Sabean Haran sekarang disebut psedo Sabean. Keduanya kadang dikacaukan dengan Sabaean yaitu orang-orang Semitik dari utara beremigrasi ke Selatan, biasa juga disebut Arab Selatan.

Tapi Sabean atau Sabiin dalam Quran barangkali adalah orang-orang Mandean Sabean di Iraq (Babylonia) Selatan yang disebut dalam bahasa Aram sebagai Subba atau saba (berkaitan dengan baptisan) asal kata Sabiin / Sabean, yaitu kelompok yang mengakui dirinya sebagai pewaris ajaran Yohanes Pembaptis dan Adam.

Menurut Al-Biruni (penulis abad ke 9 ) Mandean Sabean adalah sisa-sisa Yahudi pada pembuangan yang pertama yang masih tinggal di Babylonia (Iraq) dan tidak kembali ke Jerusalem pada jaman Cyrus dan Artaxerxes. Mereka kemudian mencampurkan Magisme dengan Judasime.’ Di Arab masa Muhammad barangkali ada berbagai sempalan dari Mandaean yang mempengaruhi kemunculan para hanif.

Dalam Quran mereka di sebut sebagai kelompok ke 3 dari para ahli kitab selain Yahudi dan Nasrani yang tentu saja tidak termasuk dalam kelompok jahilyah. Zakharia dan Yohannes Pembaptis (nabiYahya) yang bukan nabi Judaism tapi disebut “nabi” oleh Quran cocok dengan kepercayaan orang Mandean Sabean.

Orang-orang Mandean Sabean menyebut diri mereka monotheism (menyebut Tuhan dengan istilah “Great life”) , berkiblat ke arah Timur , puasa pada hari-hari tertentu, mengerjakan zakat, melakukan wudhu, dan shalat wajib 3 kali sehari (subuh, lohor dan magrib) dan tidak wajib (dua jam sesudah matahari terbit, 9 jam sesudah matahari terbit, dan malam) jadi mirip dengan jam-jam waktu sembahyang Kristen Orthodox.

www.mandaeans.org/frameset.htm

Orang Mandean percaya kepada nabi-nabi dan malaikat. Tapi mereka menolak Musa dan Yesus. Nabi mereka adalah nabi-nabi Yahudi sebelum Musa, seperti Adam, Seth, Nuh ,Sem, Enoch, ……….plus Zakaria dan Yohanes Pembaptis (Yahya). Mereka mengakui Abraham yang disebut Birham. Tapi nabi utama dari orang Mandean adalah Yohanes Pembaptis.

Menurut Mandaeans (seperti pada umumnya kaum Gnostik) Yur-ba (YHWH ) adalah kekuatan gelap (Spenta Manyu menurut zoroasterian). Mandaean melarang mutilasi dan melukai diri sendiri termasuk sunat. Tetapi Abraham yang adalah seorang imam, terpaksa disunat kerena “korengan” :roll: . Kerena perbuatannya Abraham merasa kotor dan memisahkan diri ke padang gurun bersama orang-orang yang lain yang tidak bersih dan berpenyakitan. Di sana Abraham mulai menyembah Yur-ba yang memberinya kekuatan magis sehingga tidak terbakar oleh api.Nimrod. Dan Yurba pun menjanjikan keturunan, sehingga keturunan Abraham menjadi satu bangsa (bni Sriil atau orang Israel).

Menurut Mandaean Musa tidak disunat kerena sejak orok dipungut oleh putri Firaun (istri menurut Quran), tapi Musa adalah pesuruh Yurba sehingga tidak diakui sebagi Nabi. Yesus juga tidak disunat tapi dipertimbangkan sebagai “almasih palsu” kerena mempermudah hidup yaitu dengan menganggap remeh peraturan ablution. (orang Mandean juga mengkritik baptisan Kristen kerena tidak menggunakan air mengalir atau “the living water “). Tapi Mani penerus Mandaean menggabungkan Mandaean dengan Kristen dan Buddha menjadi apa yang disebut Manicheism

Orang Mandean adalah gnostik (mungkin campuran Judaism dan Zoroasterian), meski Mandean Sabean tidak menyembah bintang seperti Sabean Haran, tetapi percaya bahwa zodiac mempengaruhi hidup manusia. Jam-jam dalam satu hari dan satu Munggu dipengaruhi kekuatan planet-planet tertentu. Barangkali orang-orang Magi dalam Injil adalah kelompok mirip Mandean.

Orang-orang Mandaean sangat “suka air” dan menjadikan ablution upacara penting, termasuk baptis dan wudhu. Sama seperti Muhammad, orang Mandean menganggap setan-setan bisa tinggal di bagian-bagian tubuh manusia. Ini juga mengingatkan kepada kelompok yang disebut dalam naskah Qumran, yang mempunyai peraturan kebersihan mirip kebersihan di negara maju, tetapi bukan didasarkan kepada masalah higienis tapi lebih ke masalah tahyul (animisme).

Mereka melarang pedukunan, tapi kepercayaan mereka kepada zodiac (astrology) dan ketakutan akan setan-setan…menyebabkan pengikutnya dekat dengan jimat-jimat (amulet). Perbedaan yang mencolok Muhammad dan Mandean adalah, bagi Mandean perbuatan yang menimbulkan kerusakan termasuk melukai diri sendiri berasal dari kuasa gelap, sebaliknya Muhammad malah membantai orang-orang yang dianggap menghinanya. Itulah sebabnya dalam beberapa tulisan kuno Mandean, Muhammad disebut sebagai son of slaughter (putera pembantain).

Beberapa yang mungkin diambil oleh Muhammad dari Mandean adalah untuk dijadikan konsep Islam adalah :

1.Wudhu disebut Rus'hma,
Mencuci tangan dan kaki, telinga, muka, mulut/hidung 3 x. dilakukan sebelum shalat sambil mengucapkan bacaan tertentu.

2. Waktu shalat.

3. Mendukung pernikahan (selibat diangap dosa).

4. Larangan memakai bangkai (sama dengan Kristen dan Yahudi).

5. Larangan minum minuman beralkohol,

6. Larangan memungut riba (sama dengan Yahudi).

7. Konsep agama Abraham, penyebutan Adam dan semua patriakh sebagai nabi, serta mengaku diri sebagai agama monotheist mula-mula (akar Judaism, Kristen dan Islam) seperti juga Islam mengklaim diri sebagai agamanya Abraham, Nuh, atau Adam…..

8. Puasa. (orang Mandaean puasa pada hari-hari tertentu 36 hari setahun mengikuti pergerakan bulan).

9. Beberapa peraturan untuk wanita.

Muhammad jelas mencampur adukan tiga agama yang berbeda (Sabean yang Gnostik), Judaism, dan Kristen dan menganggap agama gado-gadonya sebagai “yang paling sempurna”……………….


Orang Mandaean masih eksis meskipun ada di bawah tekanan Islam. Informasi Mandean di Iraq : http://www.usnews.com/usnews/culture/ar ... eans_2.htm

Kitab Suci utamaMandaean adalah Ginza Rba, yang awalnya ditulis dalam huruf Mandaic berasal dari jaman pra Islam. www.gnosis.org/library/mand.htm

Kutipan dan terjemahan chapter III dari :
THE INFLUENCE OF ANIMISM ON ISLAM
( http://www.geocities.com/mabcosmic/articles/anis.zip )
AN ACCOUNT OF POPULAR SUPERSTITIONS
BY SAMUEL M. ZWEMER, F.R.G.S.

Theodore Nöldeke dari Jerman dan sarjana Belanda Prof. A.J. Wensinck membuat study khusus tentang asal dan detail dari ritual shalat, belakangan lebih khusus mengenai aturan wudhu Muslim . Study lebih lanjut dari sumber-sumber yang diberikan dan pengalaman panjang di banyak Negara Muslim menghasilkan pengamatan dan kesimpulan berikut.

Dalam persiapan shalat lima waktu, khususnya dalam proses wudhu – tujuan Muslim kelihatannya untuk membebaskan dirinya dalam kaitannya dengan kekuatan supernatural atau jin-jin yang menentang penyembahan kepada Tuhan yang sejati. Itulah alasan kenapa ini begitu penting. Wensinck mengatakan kepada kita bahwa kepercayaan ini tidak ada kaitannya dengan kebersihan jasmani, tetapi dimaksudkan untuk membebaskan orang-orang yang hendak shalat dari kehadiran dan pengaruh roh jahat.

Dalam dua tradisi muslim kita baca , “kata nabi : ‘Bila ada diantaramu bangun dari tidur maka supaya menghembus hidungnya tiga kali. Kerena setan tinggal semalaman dalam lubang hidung manusia.’” Dan lagi “ “Kata Umar ibn el Khitab : ‘ Seseorang mengerjakan wudhu tetapi meninggalkan bagian yang kering di kakinya.’ Ketika nabi Allah melihatnya dia berkata : ‘Kembali dan basuh lebih baik,’ kemudian dia balik dan kembali untuk shalat. Kata nabi Allah : ‘Bila seorang Muslim hamba Allah mengerjakan wudhu ketika dia membasuh mukanya setiap dosa yang dilakukan mukanya dibersihkannya dengan air atau dengan tetsan air terakhir. Dan ketika dia membersihkan tangannya dosa dari tangannya dihapus dengan air atau tetesan air yang terakhir. Dan ketika dia membersihkan kakainya semua dosa yang dilakukan kakinya dibersihkan dengan air atau dengan tetesan air yang terakhir sampai dia menjadi suci dari dosa seluruhnya.” Goldziher memperlihatkan dalam satu tulisannya bahwa menurut konsep semitik, air mengusr setan-setan.

Bahwa pembasuhan dalam Islam sebagaimana diajarkan oleh Muhammad kepada muridnya asalnya tidak dimaksudkan untuk menghilangkan kekotoran jasmani tetapi sebuah upacara pencegahan terhadap serangan roh jahat, setan-setan, dsb., menjadi jelas ketika kita membandingkannya dengan pembasuhan yang dipraktekkan oleh para penyembah berhala. Sebagai contoh, Skeat menggambarkan upacara pembasuhan diprektekkan di Perak :

“ Limau dipakai di Perak, seperti kita menggunakan sabun. Ketika seorang Melayu menggunakannya mereka memotong menjadi dua dan menekan (ramas) dalam tangannya. Di Penang sebuah akar pohon bernama sintok biasanya lebih disukai daripada limau. Ketika badan dianggap cukup bersih, pelaku, menghadapkan tangannya ke Timur, meludah 7 kali, dan kemudian menghitung sampai 7 dengan suara keras. Sesudah kata “tujuh” dia melempar sisa limau atau sintok ke Barat, dan berkata keras, “Pergilah semua sial jambalang daripada badan aku ke pusat tasek Pawjangi,’ roh-roh jahat celaka, pergilah dari tubuhku ke pusaran air danau Paujangi!’ Kemudian dia melempar (jurus) beberapa embar air ke dirinya sendiri, lalu ritual selesai.”

Upacara yang baru saja digambarkan adalah sebuah bentuk penyucian dengan air. Upacara penyucian yang sejenis juga menjadi bagian integral dalam kebiasaan pada kelahiran, keremajaan, perkawinan, kematian, dan faktanya pada setiap periode krtis dalam hidup seorang Melayu.”

Menurut Al Bukhari pembasuhan sebelum shalat harus dimulai dari bagian kanan tubuh dan bukan yang sebelah kiri. Tradisi yang lain menghormati rambut Nabi ketika mereka jatuh di bak pembasuhan. Nabi mencuci kakinya ketika dia menggunakan sandal dengan hanya menggosokkan tangannya di bagian luar sandal; bendanya, kerena itu, tidak dapat membersihkan kotoran tetapi dimaksudkan untuk menangkal setan-setan.

Tradisi yang lain sebagai berikut : Menurut 'Abd-el-Rahman,, seorang datang kepada Omar ibn el-Khattab dan berkata, “ Aku dalam keadaan kotor dan tidak menemukan air.” Ammar ibn Yasir berkata ke Omar ibn el-Khattab, “ Tidakkah engkau ingat hari dimana engkau dan aku berpergian bersama. Engkau tidak shalat, tetapi aku menggulingkan diriku di pasir dan shalat. Ketika aku mengatakannya kepada Nabi, dia berkata, “ Itu cukup.’ dan sambil berbicara dia mengambil di tangannya, meniupnya dan menggososk mukanya dan tangan dengannya.” 'Abd-el-Rahman adalah saksi ketika “Amar berkata ke Omar, “ “Kami ada dalam satu detasemen dan kami dalam keadaan kotor, etc….” dan dia menggunakan kata-kata : “ dia meludah di tangannya” sebagai ganti “dia menghembus.”

Ada dua tradisi dari Bukhari juga memperlihatkan penghargaan terhadap kebiasaan animistik menghembus dan meludah.

Ada sejumlah tradisi berkenaan meludah di Masjid. Ini sama sekali tidak boleh dilakukan di depan siapapun, maupun di sebelah kanan tetapi sebelah kiri. Menurut Annas bin Malek, meludah dalam sebuah masjid adalah sebuah dosa : sesuatu yang dapat ditebus dengan menyeka air ludah. Kembali, dalam memasuki sebuah masjid harus dengan kaki kanan terlebih dahulu kerena takut akibat yang buruk. Dengan cara yang sama kami menceritakan bahwa seseorang yang membawa anak panah di tangannya memasuki sebuah masjid, dan Nabi berteriak : “ Pegang mereka pada ujungnya.” Satu-satunya alasan dari perintah ini, adalah kerena ujung anak panah atau benda-benda tajam yang lain mungkin membangunkan jin atau merusak niat shalat. Kami juga menemukan tradisi-tradisi mengenai praktek animistik seperti menyilangkan hari-jari pada waktu shalat.

Dalam berhubungan dengan ritual penbasuhan (ghasl) sesudah fungsi-fungsi alamiah tertentu, Wensinck menerangkan, "Das Geschlechtsleben stand im semitischen Heidentum unter dem Schutze gewisser Götter and war ihnen somit geweiht. Die männlichen und weiblichen Prostituierten bei den pälastinischen und babylonischen Heiligtümern sind ja bekannt genug. Ich brauche darüber kein Wort zu verlieren. Weil nun der betreffende Gott für den Monotheismus Dämon geworden ist, so ist auch sein Kult, das Geschlechtsleben, für den Monotheismus dämonisch." Ada beberapa tradisi yang menegaskan hubungan dekat antara tidur dan kehadiran jin. Selama tidur roh, menurut kepercayaan animistic dipercaya meninggalkan tubuh. Tidak hanya selama tidur, tetapi selama sakit setan-setan hadir dan di Mesir dianggap sebagai kesialan bagi siapapun yang tidak bersih mendekati seorang pasien penderita ophthalmia.

Muslim ketika dia bersembahyang, menurut tradisi, menutup kepalanya, khususnya bagian belakang kepala. Ini menurut Wensinck juga berkaitan dengan kepercayaan animistic; kerena roh jahat memasuki tubuh melalui ini. Goldziher memperlihatkan bahwa nama yang diberikan untuk bagian ini (al aqfa) berhubungan erat dengan sejenis puisi yang disebut Qafiya, yang asalnya berarti sebuah syair untuk melukai tengkorak kepala, atau dengan kata lain sebuah syair kutukan. Oleh kerena itu kerena ketkutan akan kekuatan jahat yang mungkin masuk ke pikiran kepala harus ditutupi selama shalat. Keterangan mengenai praktek ini ditemukan baik pada tradisi Muslim dan dalam Talmud, yang merupakan contekannya. Kembali ini penting dicatat bahwa tempat-tempat yang secara ritual tidak bersih seperti closet, bak mandi, etc, di anggap sebagai tempat tinggal setan-setan.

Panggilan Muezzin menurut al Bukhari mengusir roh-roh jahat dan setan. Tidak ada seorangpun yang berani melafal Quran, tanpa lebih dahulu mengulang kata-kata, “ aku berlindung kepada Allah dari Setan terkutuk.” Kami mungkin menambahkan semua yang Mittwoch ketengahkan dalam bukunya "Zur Entstehungsgeschichte des islamischen Gebets und Kultus," bahwa Takbir sendiri ( berteriak Allahu Akbar) satu dari element shalat harian, adalah sebuah teriakan melawan setan-setan. Pengangkatan kedua tangan sewaktu shalat dan bergeraknya ujung jari mungkin untuk menangkal roh-roh di udara, atau ini barangkali berhubungan dengan Qanut.

Di antara orang Arab sebelum Muhammad dan di antara Muslim sampai hari ini, bersin, terutama selama shalat, adalah sebuah tanda sial dan harus dibarengi dengan sebuah ucapan soleh. Ini juga nyata animitik; di antara suku-suku Malaysia kepercayaan umum adalah bahwa ketika sesorang bersin, roh meninggalkan tubuh. Pada penutupan shalat, orang yang shalat memberi hormat kepada dua malaikat di kanan dan kiri pundaknya. Ketika seseorang bersin dia harus berkata, “aku memohon pengampunan Allah”’ ketika menguap, nafas (roh) masuk ke dalam dan harus berkata, “Syukur kepada Allah.”

Tidak hanya persiapan untuk shalat dan shalat itu sendiri tetapi waktu shalat mempunyai kaitan yang jelas dengan kepercayaan animitik. Shalat lohor (tengah hari) tidak pernah dilakukan pada puncaknya tetapi sejenak sesudah matahari mencapai meridian. Wensinck menunjukkan bahwa ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa dewa matahari adalah sesungguhnya setan dan tidak boleh disembahyangi oleh monotheist. Menurut al Bukhari nabi menunda shalat lohor hingga sesudah tengah hari demi “panas yang tebesar dari siang hari berasal dari neraka.” Juga tidak diijinkan untuk shalat sejenak sesudah matahari terbit kerena “matahari terbit di antara tanduk-tanduk Iblis.” Menurut Abu Huraira Abdallah ibn 'Omar, Rasulullah berkata : “ Ketika panas sangat menyengat tunggu sampai menjadi lebih dingin untuk mengerjakan shalatmu, kerena panas yang menyengat berasal dari neraka.”

Abu-Dzarr berkata : Muezzin nabi Nabi memanggil untuk shalat lohor. “ Tunggu sampai ini lebih dingin, tunggu sampai lebih dingin, atau tunggu…..”kata Nabi. Kemudian dia menambahkan : “Panas yang menyengat dari neraka: maka ketika panas berlebihan tunggu sampai menjadi dingin, kemudian kerjakan shalatmu.” Abu-Dzaar menambahkan : “ Dan kami menunggu sampai kami melihat bayangan menurun.”

Kepercayaan bahwa pada jam-jam tertentu dari satu hari membawa sial dan harus dijaga darinya adalah sebuah kepercayaan pagan, barangkali didasarkan kepada ketakutan akan kegelapan. Maxwell. dikutip oleh Skeat (page 15), berkata : “Matahari terbenam adalah saat dimana roh-roh jahat dari berbagai jenis mempunyai sebagian besar kekuatannya. Di Perak, anak-anak selalu dipanggil masuk rumah pada jam-jam ini untuk melindungi dari bahaya tak terlihat. Kadang-kadang, dengan obyek yang sama, seorang wanita pemilik rumah yang ada anak kecil, akan mengunyah kunyit terus , kerena dianggap tidak disukai oleh setan-setan dari berbagai jenis, dan meludah di tujuh titik berbeda dengan berjalan mengitari rumah.

“ Sinar kuning yang menyebar di langit barat, ketika dipancarkan sebagai sinar terakhir sebelum matahari terbenam, disebut mambang kuning (illah kuning), sebuah sebutan yang menandakan ketakutan akan tahayul yang terkait dengan periode tertentu.

Dalam kaitan ini penting untuk dicatat waktu-waktu sial di antara orang-orang Melayu berhubungan tepat dengan dengan waktu shalat Muslim. Di antara orang-orang Melayu masing-masing periode ini mempunyai arti khusus dan dewa penjaga khusus, satu dari antara dewa-dewa Hindu. Tabel yang diberikan berhubungan erat dengan jadwal waktu shalat Muslim. “Barangkali system keberuntungan dan kesialan yang paling tua dan dikenal baik disebut Katika Lima, atau Lima Waktu. Dibawah itu hari dibagi menjadi lima bagian (saat matahari terbit , menjelang tengah hari, tengah hari, sesudah tengah hari, dan saat matahari terbenam) dalam bentuk sebuah siklus : masing-masing divisi ini ditandai dengan sebuah nama, yaitu Maswara (Maheswara), Kala; Sri, Brahma, dan Bisnu (Vishnu).

Yang sangat menarik dari semuanya, adalah tradisi mengenai Sutra (lihat : Bukhari vol 1: Hadith No. 472-499…..). Kata itu berarti suatu yang menutupi atau melindungi; dari apa perlindungan itu dan mengapa ini dipakai ? Komentar-komentar tidak menjelaskan apa arti sesungguhnya dari Sutra tetapi ini sangat jelas sebuah perlindungan dari setan-setan, sebagaimana diperlihatkan oleh tradisi.

Menurut Ibn Omar, pada hari raya (ketika puasa selesai) Rasulullah memberi dia perintah kalau dia pergi supaya membawa kan dia sebuah tongkat dan menancapkakannya didepannya dan di depan tongkat ini dia mengerjakan shalat, sementara orang mukmin berada di belakangnya. Dia melakukan hal yang sama ketika dia menempuh perjalanan, dan berasal dari sinilah para emir mengambil kebiasaan itu. Yang lain mengatakan Sutra nabi adalah tombak pendek atau pelana onta, atau ontanya sendiri ketika berlutut. Sebuah tradisi diberikan oleh Abu Dawud dengan pewari Ibn Abbas yang berkata, “ Aku pikir Rasulullah berkata, ‘Bila salah satu darimu shalat tanpa sebuah sutra (sesuatu yang di letakkan oleh orang yang shalat) di depan dia, shalatnya cenderung dibatalkan oleh seekor anjing, atau seekor keledai, atau babi, atau YAHUDI ( benci amat …..sih), atau seorang Magi , atau wanita yang mens; bila mereka lewat didepannya mereka hendaknya dihukum kerena perbuatan itu; dengan dilempar batu.’”

Abu-Johaifa berkata : “Nabi pergi selagi panas siang hari dan ketika dia datang ke El Batha dan shalat lohor dua rakaat dan shalat isa, menancapkan tombak di depannya dan mengambil wudhu. Para mukmin membasuh diri mereka dengan sisa air.”

Tradisi berikut sangat penting dan ini memperlihatkan arti asalnya. Penunjukan ke setan-setan adalah animistik : “Abu Salih es-Sam'an berkata : ‘aku melihat sesuatu yang memisahkan dia dari kerumunan. Seorang muda dari bani Abu Mo’ait mencoba lewat di depannya, Abu Said memberinya dorongan kuat di dada. Orang muda melihat ke sekeliling mencari jalan keluar dan tidak menemukannya, dia kembali. Abu Said mendorong dia kembali lebih kasar. Orang muda mengutuk dia dan kemudian pergi dan mengatakan tindak tanduk Abu Said. Yang belakangan saat itu masuk dan Merwan berkata padanya : “ Apa yang terjadi denganmu, O Abu Said, bahwa engkau memperlakukan seperti itu kepada salah satu dari agamamu sendiri ?” “ Aku mendengar Nabi mengucapkan kata-kata ini, “ jawab Abu Said, “ ketika salah seorang darimu shalat, letakkan sesuatu di depan nya yang akan memisahkan dia dari tempat umum, dan bila siapapun mencoba lewat di antaranya usir dia pergi dan bila dia menolak gunakan paksaan, kerena ia adalah setan.” “Muslim menambahkan : “Bila salah satu darimu shalat jangan mengizinkan seorangpun untuk melewati antara dia dan sutra kerena perlindungannya dari setan-setan.”

Sutra atau penjaga yang ditempatkan di depan sesorang ketika shalat biasanya benda-benda seperti sebuah batu atau sebuah tongkat yang ditempatkan pada jarak tertentu dari orang yang shalat : yakni kira-kira satu kaki di luar tempat dimana kepalanya menyentuh tanah. Ini juga sebuah tanda bahwa tidak ada orang boleh lewat di depannya, tetapi tidak pernah digunakan kecuali oleh orang-orang dewasa dan berpikiran serius, dan kemudian hanya di ruang terbuka atau umum; tidak pernah dalam sebuah ruangan atau atap rumah. Bila batu-batu digunakan mereka tidak boleh kurang dari tiga, jika tidak itu akan terlihat seperti benda sesembahan.

Ada beberapa kasus yang mana lewat di depan orang yang shalat diperhitungkan sebagai dosa baik bagi yang shalat maupun yang lewat, i.e :

(a) Bila yang shalat diharuskan shalat jalan umum, dan tidak ada jalan lain untuk lewat kecuali di depannya, dosanya ditimpakan baik kepada yang shalat maupun kepada yang lewat.

(b) Bila dia yang shalat memilih sebuah tempat umum yang cenderung sedikit terekspos dan seseorang lewat di depannya, yang sebenarnya bisa dengan mudah lewat di belakangnya, dosanya diperhitungkan kepada keduanya.

(c) Bila dia yang shalat memilih sebuah tempat umum yang cenderung sedikit terekspos dan seseorang lewat di depannya, dan tidak ada pilihan lagi, dosanya diperhitungkan kepada yang shalat.

(c) Bila dia yang shalat memilih sebuah tempat yang tidak terlihat dan seseorang dengan bebas lewat di depannya, padahal ada ruang di belakangnya, dosanya diperhitungkan kepada yang lewat

“Praktek di kalangan Muslim Shiah berbeda dalam hal tertentu dari yang Sunni. “ kata Miss Holliday of Tabriz, Persia. “ Seorang Shiah akan shalat menempatkan diri ke arah Kiblat di Mekkah; bila dia seorang Muslim yang keras dia akan meletakkan di depan dia paling dekat dengan Kiblat dan di mana dia dapat meletakkan jidad di atasnya, Muhr yang harus ada. Ini umumnya berisi tanah dari Karbala, dipadatkan menjadi sebuah lempengan kecil dengan inskripsi Arab; dalam berbagai bentuk. Bila ssorang tidak mempunyai benda ini dia dapat menggunakan sebuah batu biasa, potongan kayu atau bongkahan tanah; di pemandian-pemandian mereka menyimpan potongan-potongan kecil kayu untuk kenyamanan yang shalat Mengenai kayu, mereka katakan semua pohon di dunia berasal dari surga, dan hidup mereka langsung dari Allah, maka mereka adalah benda yang suci. Jimat-jimat Kerbala disebut ‘turbat’ dibuat dari tanah suci dari kuburan kota Imam Hussein. Pada sisi terdekat dia dari Muhr yang shalat meletakkan sisir saku kecil, kemudian berikutnya kepada dirinya tasbih.

“Sesudah shalat mereka mengarahkan jari telunjuk kanan pertama ke arah Kiblat, menghormat Muhammad sebagai anak Abdullah dan Imam Hussein’ cucu sang Nabi, anak Fatima,’kemudian ke timur menghormati Imam Riza sebagai Gareeb atau orang asing, di Meshhed di Khorassan, kemudian ke barat, menghormati Imam Mahdi, sebagai Sahib-i-zaman. Bagian belakang adalah utara; ini seperti memuja matahari.

Di antara kebiasaan yang dilarang selama shalat adalah menyilang atau menutup jari-jari. Mereka harus dijaga tetap terbuka lebar-lebar. Menurut tradisi Ibn Maja : “Kata Nabi : ‘Jangan menempatkan jari-jarimu menutup bersama selama shalat. Juga dilarang untuk menutupi mulut selama shalat.’” Tradisi yang lain mengatakan bahwa rasulullah melihat sesorang yang menyilangkan jari-jarinya selama shalat atau menggabungkan mereka menjadi satu, dia mendekatinya dan membuatnya meregangkan jari-jarinya.

Muslim hidup secara konstan dalam ketakutan akan roh jahat; ini diperlihatkan oleh tradisi yang lain mengenai ritual shalat. Sebagai contoh, kita baca di Sunnan Ibn Maja bahwa Muhammad melarang shalat di kerjakan pada atau dekat tempat onta yang berair kerena onta diciptakan oleh Iblis. Ini sebuah tahayul kuno bahwa setan ikut campur di penciptaan onta; penjelasan di berikan dalam komentar. Kami dengan hormat mengatakan bahwa jari-jari harus terbuka agar tidak ada tempat untuk roh jahat bersembunyi dan oleh kerena itu metoda membasuh tangan (rakhlil) terdiri dari menggosokkan jari-jari terbuka dari kedua tangan satu sama lain (Ibn Maja, Vol. I, p. 158, Nasai, Vol. I, pp. 30, 173, 186-7.). Referens terakhir khususnya penting kerena menunjukkan bahwa Muhammad merulang kali mengajarkan kebiasaan menggerakkan jari pertama saat shalat. Tidak dapat disangkal kebiasaan menyisir rambut dengan jari-jari terbuka (Takhlil esh-Sha'ar) pada yang mana al Bukhari merefer (Vol.1, p.51) mempunyai arti yang sama.

Relung dalam sebuah masjid yang berfungsi menunjukan arah shalat disebut Mihrab, yaitu, “tempat berperang, “ atau barangkali, alat yang dengannya kita memerangi setan-aetan ? Ada banyak tradisi mengenai Muhammad bergumul dengan Ifrit dan Jin dalam sebuah Masjid. Yang sangat menarik diceritakan dalam Muslim (Vol. I, p. 204). “kata rasulullah (saw) : ‘ Satu setan tertentu dari kalangan jin menyerang aku kemarin untuk menghentikan shalatku, tetapi, sungguh, Allah memberikan aku kemenangan atasnya. Aku mengikatnya di sisi salah satu pilar masjid supaya engkau bangun di pagi hari dan melihatnya, kalian semuanya, ketika aku ingat doa saudaraku Solomon : “O Tuhan, ampuni aku dan beri aku kuasa yang tidak seorangpun pernah mempunyai,” dan sesudah itu Allah membebaskan setan!’” Mihrab dalam masjid, kelihatannya, menggantikan sutra di luar masjid dan mempunyai fungsi sama.

Membentuk barisan dalam shalat muslim seperti mereka menghadap Mihrab, adalah sangat penting dan oleh kerena itu sangat hati-hati untuk itu. Ada banyak tradisi dalam hal ini yang hanya dapat dihungungkan dengan kepercayaan kepad Jin. Sebagai contoh, tidak hanya orang yang shalat berdiri dalam sebuah baris, tetapi dalam sebuah masjid sangat penting untuk berdiri dekat satu sama lain sehingga tidak ada apapun yang bisa lewat. Mereka berdiri siap laksana pasukan dalam formasi kelompok. Ini tradisinya :

Anas menyatakan bahwa Nabi berkata : “ Amati barisanmu, kerena aku dapat melihat mu dari belakang punggungku.” “masing-masing dari kita,” dia menambahkan, “tempatkan bahunya sehingga menyentuh yang sebelahnya dan kakinya dengan apa yang ada pada sebelahnya.” Kita harus menambahkan untuk ini tahayul yang lain, yaitu, katanya membawa sial kalau shalat di sebelah kiri Imam. Ibn-'Abbas berkata : “ Pada suatu malam tertentu aku mengerjakan shalat bersama nabi. Ketika aku menempatkan diriku di sisi kirinya, rauslullah memegang belakang kepalaku, dan menempatkan aku di sebelah kanannya. Sesudah kami selesai shalat, dia merebahkan diri dan istirahat sampai muezzin datang untuk mencarinya. Kemudian dia bangun dan mengerjakan shalat tanpa mengambil wudhu.

Kita sekarang membicarakan mengenai mengangkat kedua tangan saat shalat. Ini adalah sebuah bahan diskusi yang penting untuk dibicarakan.

Dalam doa yang disebut Qunut (Qunut ‘l witr), yang dilakukan saat dan sebagai bagian shalat pagi, tangan dinaikkan. Goldziher percaya makna asalnya adalah sebuah kutukan atau pengutukan terhadap musuh; seperti kebiasaan orang arab. Nabi mengutuk musuh-musuhnya dengan cara yang demikian. Demikian juga khalifah pertama. Dalam Lane's Dictionary (Art. Qunut) kami menemukan saat itu orang yang shalat mengucapkan : “ O Allah. sesungguhnya kami memohon pertolonganmu, dan kami memohon pengampunanmu. Dan kami percaya kepadamu dan kami mempercayakan kepadamu, dan kami memuji engkau , dan kami tidak akan tidak berteima kasih kepadamu kerena rahmatmu, dan kami menyingkirkan dan meninggalkan dia yang tidak mematuhi engkau: O allah, engkau kami sembah dan kepadamu kami mengerjakan shalat dengan sempurna, dan kami bersujud; dan kami cepat bekerja untukmu dan melayani mu ; kami mengharapkan ampunanmu, dan kami takut hukumanmu; sesungguhnya hukumanmu mengejar orang yang tidak beriman,. Ini perkataan nabi ketika dia berdiri saat bulan penuh sesudah shalat fajar mengutuki suku Rial dan Dhukwan. Kita baca di Al-Muwatta (Vol. I, p. 216) bahwa pada waktu Qunut mereka mengutuk musuh mereka, para kafir, di bulan Ramadhan. Di kemudian kebiasaan ini dimodifikasi atau diperjelas.

Tidak dapat diragukan mengenai asal doa Qunut. Kita belajar dari Yusuf as Safti dalam komentarnya pada buku Fiqh Ibn Turki yang dikenal baik (p. 157): “ Alasan untuk peraturan mengenai Qunut adalah sebagai berikut : Suatu hari datang ke Nabi kafir tertentu yang berpura-pura menjadi Muslim dan meminta kepadanya bahwa dia akan memberikan mereka bantuan dari antara para Sahabatnya sebagai satu pasukan melawan musuh-musuh mereka. Maka dia memberikan mereka tujuh puluh orang dari antara para Sahabatnya; ketika mereka berangkat bersamai mereka, mereka membawanya ke gurun dan membunuh mereka melempar mereka ke dalam sumur Mayrah. Ini kemudian diketahui oleh Nabi dan dia mencurigai mereka dan dipenuhi dengan kemarahan dan mulai menguktuki mereka katanya : ‘O Allah, kutuk Ra'ala dan Lahyan dan Beni Dhakwan kerena mereka menghina Allah dan Rasulnya. O Allah, sebab datangnya kepada mereka bencana/kelaparan seperti di hari-hari Yusuf dan tolong el-Walid ibn el-Walid dan sekutu yang lemah di Mekkah.’ Kemudian Jibril turun kepadanya dan mengatakan kepadanya untuk diam, katanya, ‘Allah tidak mengirim engkau seorang pemaki dan seorang pengutuk tetapi sesungguhnya dia mengirim engkau sebagai sebuah rahmat. Dia tidak mengirim engkau sebagai sebuah hukuman. Urusan tidak berhubungan denganmu, kerena kehendak Allah akan memaafkan mereka atau menghukum mereka. Mereka adalah pelanggar.’ Kemudian dia mengajar dia Qunut tersebut di atas, i.e, shalat yang sekarang digunakan.”

Kendati penuntutan akan keesaan Tuhan, ada banyak hal lain yang berhubungan dengan shalat Muslim yang memperlihatkan sihir pagan, seperti kekuatan melalui kata-kata tertentu dan gerakan untuk mempengaruhi YMK. Praktek ini lazim sebelum Islam. Professor Goldziher menyebut kebiasan mantera (Manashada) yang sama seperti yang dilakukan para Kahin jahiliyah. Dari beberapa pembaca tertentu pada awal Islam dikatakan : “ Bila lagi dan lagi akan mendesak apapun di atas Allah dia akan yakin memperolehnya.” Tidak hanya shalat wajib tetapi juga Du’a (doa/permohonan) ada praktek magic, khususnya dalam shalat gerhana dengan mengangkat kedua tangan. Kita mengatakan (al-Bukhari) bahwa pada suatu kesempatan Nabi sementara shalat untuk hujan mengangkat tangannya begitu tinggi sehingga sesorang dapat melihat kulit putih pada lengannya. Dalam kasus Du’a oleh kerena itu, Kiblat dikatakan adalah langit sendiri dan bukan Mekkah.

Isyarat yang lain yang digunakan pada Du’a adalah mengusap muka, atau badan dengan kedua tangan. Kebiasaan ini, ditiru dari Nabi juga berefek magis. Menjelang kematiannya Nabi meletakkan kuda tangannya dalam air dan membasuh mukanya dengan itu, merapal syahadat.

Goldziher menunjuk terutama kepada element-element magis dalam shalat untuk hujan dan shalat gerhana matahari atau bulan. Ini , seperti musim kering berkepanjangan, dimengerti dan dilawan oleh Arab jahiliyah dalam kebiasan bertahayul. Muhammad melarang mereka untuk mengenali segala fenomena demikian lebih dari sekedar manisfestasi keberadaan Sang Pencipta, namun mentasbiskan juga dalam hal ini ritual shalat tertentu, yang akan berlanjut terus selama gerhana ada.

Pendahuluan.

Sepanjang “kenabian” Muhammad dia selalu mencoba untuk merukunkan Yahudi dan Kristen dengan harapan meyakinkan mereka bahwa ia adalah seorang nabi sejati seperti nabi-nabi lain dalam Bibel. Beberapa cara yang dia usahakan adalah dengan mengadopsi praktek keagamaan tertentu dariYahudi dan Kristen seperti puasa, tayyamun, peraturan makan, dll. Ketika dia melihat Yahudi dan Kristen tidak menerimanya, dengan menolak menerimanya sebagai nabi, Muhammad berbalik memusuhi mereka dan menghapuskan beberapa dari kebiasaa dan praktek yang asalnya diadopsi dari mereka.

Bukti.

Menurut sumber muslim Muhammad pertama kali mengadopsi puasa Yahudi, yang dilakukan pada Hari Penyesalan (Taubat), ketika dia datang ke Medina :
Diriwayatkan Ibn Abbas : Nabi datang ke Medina dan melihat Yahudi puasa pada hari Ashura. Dia bertanya kepada mereka tentang itu. Mereka menjawab, “Ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh-musuh mereka. Maka, Musa puasa pada hari ini.” Nabi berkata, “Kami lebih mengakui Musa ketimbang engkau.” Maka, Nabi puasa pada hari itu dan memerintahkan (muslim) untuk puasa (pada hari itu).(Sahih al-Bukhari, Volume 3, Book 31, Number 222) lihat juga (Sahih al-Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 202)

Diriwayatkan Aisha : Orang-orang puasa pada hari Ashura (hari ke 10 pada bukan Muharram) sebelum puasa Ramadan menjadi kewajiban. Dan pada hari Kabah ditutup dengan sebuah penutup. Ketika Allah menjadikan puasa pada bulan Ramadhan wajib, Rasulullah berkata, “Siapapun yang ingin puasa ( pada hari Ashura) kerjakan itu; dan siapaun yang ingin meninggalkan lakukan itu.” (Sahih al-Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 662) lihat juga (Sahih al-Bukhari, Volume 3, Book 31, Number 116).

Dia juga memerintahkan muslim shalat menghadap Jerusalem, arah shalat Yahudi, tetapi kemudian membatalkannya dan mengatkan kepada mereka untuk shalat menghadap Kabah di Mekkah. Quran mencatat reaksi orang-orang ketika Muhammad memutuskan mengubah arah shalat :
[142] Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitulmakdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. [143] Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. [144] Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. [145] Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang lalim.QS. 2:142-145 terjemahan Al Islam.

Catat baik-baik bahwa text di atas menyatakan secara jelas bahwa Allah juga menetapkan qiblat yang lama (sebagai sebuah test).

Sarjana Islam Iran kemudian Ali Dashti menulis mengenai pembatalan Muhammad atas ketaatan muslim atas beberapa ritual Yahudi tertentu. Langkah awal adalah mengubah arah shalat dari Masjid Terjauh (ol-Masjed ol-Aqsa) di Jerusalem ke Kabah di Mekkah. Akibatnya adalah Yahudi sesudah itu dikenakan pajak terpisah dari Muslim. Akibat yang lain adalah orang-orang Arab Medinah dan juga orang-orang Arab secara umum melepaskan kompleks rendah diri dan mereka digerakkan kepada sejenis kebanggaan nasional, untuk seluruh suku-suku yang memuja Kabah, yang dari sebuah kuil berhala menjadi rumah Abraham dan Ishmael, leluhur umumnya setiap orang Arab.

Dengan cara yang sama berkenaan dengan puasa, pembuat hukum Islam berhenti untuk mengikuti Yahudi dan mengubah jangka waktu awal dari hari ke sepuluh Muharram, yang adalah praktek mereka, ke sejumlah hari dalam bulan Ramadan dan kemudian seluruh Ramadan. (Dashti, Twenty-Three Years: A Study of the Prophetic Career of Mohammad, translated from Persian by F.R.C. Bagley [Mazda Publishers, Costa Mesa, CA 1994], p. 92)

Catatan sejahrawan Sunni dan komentator al – Tabari menyediakan beberapa informasi latar belakang untuk ayat-ayat di bawah di atas.

Perubahan Qiblat

Salah satunya Allah mengubah Qiblat Muslim dari Syria (Jerusaelm) ke Kabah. Itu terjadi pada tahun kedua Nabi tinggal di Medina, waktu Sha’ban ( mulai 28 January, 624). Para cendekiawan mula-mula tidak sepakat mengenai tanggal perubahan Qiblat di tahun ini, mayoritas berkata bahwa perubahan dilakukan setengah jalan melewati Sha’ban, delapan belas bulan sesudah singgahnya Rasulullah di Medina.

Mereka yang berkata seperti ini..

Menurut Musa b. Harun al-Hamdani –‘Amr b. Hammad - Asbat – al-Suddi – Abu Malik and Abu Salih – Ibn ‘Abbas and Murrah al-Hamdani – Ibn Mas‘ud dan beberapa sahabat nabi : Orang-orang mengerjakan shalat menghadap Jerusalem ketika Nabi datang ke Medina, selama delapan belas bulan sesudah perpindahannya. Dia mengangkat kepalanya ke langit ketika shalat, untuk melihat apa yang akan diperintahkan kepadanya , dia mengerjakan shalat ke arah Jerusalem, kemudian ini dibatalkan berpihak kepada Kabah. Nabi mengingini shalat menghadap Kabah dan Allah mewahyukan ayat : “Kami melihat mukamu menengadah ke langit…..”

Menurut Ibn Humayd – Salamah – Ibn Ishaq: Qiblat dirubah pada Sha’ban, delapan belas bulan sesudah Rasulllah singgah di Medina.

Ibn Sa‘d - al-Waqidi memberkan catatan yang sama, menambhkan: Qiblat diubah ke Ka’nah pada hari Selasa siang, separuh jalan melewati Sha’ban.

Menurut Abu Ja‘far (al-Tabari): Yang lain berkata bahwa Qublat diubah ke Ka’bah enambelas bulan sesudah masa Hijrah.
Others say that the Qiblah was changed to the Ka‘bah sixteen months after the beginning of the Hijrah era.

Mereka yang berkata seperti ini..

Menurut Al-Muthanna b. Ibrahim al-Amuli – al-Hajjaj – Hammam b. Yahya – Qatadah: Mereka shalat menghadap Jerusalem sementara Rasuullah ada ddi Mekkah sebelum Hijrah. Sesudah Rasulullsh berpindah, dia shalat menghadap Jerusalem untuk 16 bulan dan sesudah itu diubah kearah Ka’bah.

Menurut to Yunus b. ‘Abd al-A‘la – Ibn Wahb – Ibn Zayd: Nabi menghadap kea rah Jerusalem 16 bulan, dan kemudian terdengar di telinganya Yahudi berkata, “Demi Allah, Muhammad dan para sahabatnya tidak tahu Qiblat mereka sampai kami mengarahkan mereka.” Ini tidak menyenangkan nabi dan dia menengadahkan mukanya ke Langit, dan Allah berkata, “Kami melihat mukamu menengadah ke langit…..”(The History of Al-Tabari: The Foundation of the Community, translated by M. V. McDonald, annotated by W. Montgomery Watt [State University of New York Press (SUNY), Albany 1987], Volume VII, pp. 24-25; bold emphasis ours)

Al-Tabari tidak masalah mengakui bahwa Muhammad memutuskan mengubah arah shalat sesudah Yahudi memperoloknya.

Menariknya, sumber Muslim menyatakan bahwa Muhammad telah shalat menghadap Jerusalem semasa ada di Mekkah :
…Sementara dia ada di Mekkah dia menghadap ke Syria ketika shalat, dan ketika dia berdoa di antara sudut sebelah selatan dan batu hitam, memposisikan Kabah antara dirinya dan Syria…..(The Life of Muhammad: A Translation of Ishaq’s Sirat Rasul Allah, with introduction and notes by Alfred Guillaume [Oxford University Press, Karachi, tenth impression 1995], p. 135)

Pada lain kesempatan seseorang yang shalat menghadap Mekkah di koreksi oleh Muhammad dan mengarahkannya kea rah Jerusalem !!
Ma‘bad b. Ka‘b b. Malik b. Abu Ka‘b b. al-Qayn, saudara B.Salima, berkata kepadaku bahwa saudaranya ‘Abdullah b. Ka‘b yang adalah salah seorang Ansar yang sangat terpelajar mengatakan kepadanya bahwa ayahnya Ka‘b salah seorang yang hadir di al-‘Aqaba dan melakukan penghormatan kepada rasul, menginformasikan dia berkata : ‘ Kami pergi bersama para pesiarah musyrik dari orang-orang kami untuk shalat dan mempelajari tata cara ziarah. Bersama kami adalah al-Bara’ b. Ma‘rur ketua dan senior kami. Ketika kami mulai perjalanan dari Medina al Bara berkata, “Aku sampai pada suatu kesimpulan dan aku tidak tahu apakah engkau akan setuju denganku atau tidak. Aku pikir bahwa aku tidak akan memutar punggungku pada bangunan ini” (Ka’bah), “dan aku akan sembahyang menghadapnya.” Kami menjawab bahwa sebegitu jauh yang kami tahu nabi kami shalat menghadap Syria dan kami tidak menginginkan bertindak berbeda. Dia berkata, “ Aku shalat menghadap Ka’ba.” Kami berkata, “Tetapi kami tidak.” Ketika saatnya shalat datang kami shalat ke arah Syria dan dia shalat kea rah Ka’nah sampai kami datang ke Mekkah. Kami menyalahkan dia untuk apa yang dia lakukan, tetapi dia menolak untuk berubah. Ketika datang ke Mekkah dia berkata kepadaku, “Kemenakan, mari kita pergi ke rasul dan bertanya kepadanya tentang apa yang kita kerjakan dalam perjalanan kita. Kerena aku merasa was-was sejak aku melihat perlawanmu.” Maka kami pergi untuk bertanya kepada rasul…..Al Bara berkata, “ O rasulullah, aku datang dalam perjalanan ini Allah membimbingku kepada Islam dan aku merasa bahwa aku tidak bisa membelakangi bangunan ini, maka aku shalat menghadapnya, tetapi ketika para sahabatku berlawanan denganku aku merasa was-was. Apa pendapatmu, O rasulullah? “Dia menjawab, “Engkau akan mempunyai Qiblat bila engkau menjaganya, “ maka al Bara’ kembali ke qiblat rasul dan shalat menghadap Syria. Tetapi orang-orangnya menyatakan bahwa dia shalat menghadap Ka’ba sampai hari matinya; tetapi tidak demikian. Kami tahu lebih banyak tentang dia daripada mereka (237).’ (Ibid., p. 202; bold emphasis ours)

Pada faktanya, sumber ini mengklaim yang sama bahwa Jerusalem adalah arah Muslim yang paling awal, bukan Mekkah :
Dan ketika qiblat diubah dari Syria ke Ka’ba – itu diubah dalam Rajab pada awal bulan ke tujuh belas sesudah rasul datang ke Median -- Rifa‘a b. berkata : Qardam b. ‘Amr, sekutu Ka‘b’s; al-Rabi b. al-Rabi‘ Abu’l-Huqayq; dan Kinana b. al Rabi‘ b. Abu’l-Huqayq datang kepada rasul bertanya kenapa dia membelakangi pada Qiblat yang dia gunakan untuk menghadap ketika dia menganggap bahwa dia mengikuti agama Abraham. Bila dia mau kembali kepada qibla di Jerusalem mereka akan mengikuti dia dan menyatakan nya benar. Niat tunggal mereka adalah untuk merayu dia dari agamanya, maka Allah mengirim wahyu mengenai mereka : “Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. ; --yakni untuk mengetest dan menemukan mereka.-- Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah;--yaitu godaan--Dan sungguh itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu—yaitu PADA QIBLA YANG PERTAMA, kepercayaanmu kepada nabimu dan ketaatanmu kepadanya kepada Qiblat yang kemudian dan kepatuhanmu kepada nabimu ditempat itu, yaitu dia akan memberikan pahala kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia (Ibid., pp. 258-259; capital emphasis ours)
Seluruh sumber, Quran, Sira dan Tafsir, berbicara hanya satu perubahan qiblat, dari Qiblah awal (Jerusalem) kepada Qiblah yang baru (Mekkah). Tampaknya Muhammad dan pengikutnya shalat kea rah Jerusalem ( yang sama dengan ke arah Syria) dari sangat awal karir kenabian Muhammad, yaitu lebih dari 13 tahun (seluruh waktu di Mekkah, plus 18 bulan di Medina).

Apa yang menakjubkan adalah bahwa Muhammad menggantikan praktik yang sangat monotheistic untuk hal yang berasal dari orang Arab Mekkah penyembah berhala !

Catat bahwa pengubahan arah shalat muslim –dari Jerusalem ke Kabh—terjadi pada saat ketika Kabah penuh dengan berhala dan penyembahan kepada ilah yang palsu adalah praktik harian pada tempat pemujaan itu, bertahun-tahun sampai Muhammad menyerbu Mekkah….

Muhammad mencari Yahudi untuk memenangkannya ke Islam, dan mengadopsi arah shalatnya adalah salah satu alat yang digunakan untuk usahanya. Sesudah menjadi nyata bahwa Yahudi tidak akan pernah mengikutinya, dia berbalik melawan meraka, dan meninggalkan puasa pada Ashura dan Qiblat yang dia pilih untuk mengesankan mereka dan memenangkan mereka. Sesudah Muhammad kehilangan harapan bahwa komunitas Yahudi dan Kristen akan bergabung dengan gerakannya, satu-satunya kelompok yang masih dapat diharapkan untuk bergabung dengan dengannya adalah berbagai suku-suku Arabia.
Muhammad mengikuti berbagai ibadah Yahudi untuk memperoleh sympati mereka. Tampaknya untuk alasan oportunis yang sama dia sekarang merubah Qiblat Muslim ke arah Kabah, pusat pemujaan Arab Jahiliyah, meskipun faktanya Ka’bah penuh dengan berhala. Adalah susah untuk dikatakan spekulasi tak berdasar anggapan bahwa dia memberi tempat suci mereka posisi yang sangat penting dalam agamanya adalah dalam rangka untuk membuatnya lebih menarik perhatian orang Arab untuk bergabung dengan Islam.

Catatan penutup.

Ini sangat nyata dari contoh-contoh di depan bahwa Quran berisi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan Muhammad. Pandangan Muhammad terhadap orang-orang dan kejadian tertentu membantu untuk membentuk gaya dan isi Quran. Sebagai contoh, penolakan Yahudi membawanya untuk membatalkan kewajiban agama tertentu seperti arah shalat Muslim dan memasukkan ini ke dalam Quran dalam rangka memberi mereka sebuah sangsi ilahi. Ini menunjukan asal Quran yang sangat manusiawi, bahwa perintah dan instruksi Quran tidaklah diturunkan dari tempat tinggi tetapi hanyalah sebagai akibat perasaan dan pengalaman Muhammad.

Muslim harus mengatasi persoalan ini oleh fakta bahwa Quran berisi buah pikiran manusia dan ekspresi dari Muhammad, dan oleh kerena itu bukanlah berasal dari yang ilahi sepenuhnya. Atau mereka harus menerima fakta bahwa Allah berubah pikiran dan ajaran dalam rangka memenuhi hasrat dan keinginan Muhammad, sesuatu yang bahkan Quran sendiri menegaskanya secara gamblang. :
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu (Muhammad) menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat YANG KAMU SUKAI. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. QS 2:144 Al Islam

Melihat semua hal ini, apakah ada yang mengherankan bahwa banyak sarjana dan penulis melihat Quran membatalkan praktek monotheistic yang khas sebagai pengganti kebiasaan dan upacara kafir sebagai bukti bahwa Quran adalah sungguh-sungguh produk Muhammad ketimbang wahyu dari Tuhan?

Juga, apakah ini mengejutkan para pembaca ketika individu-individu semacam penulis Kristen dan apologist DR. Robert Morey bisa membuat pernyataan berikut tentang Muhammad membatalkan arah shalat ?

Awalnya Muhammad mengatakan pengikutnya untuk shalat menghadap Jerusalem. Kemudian dia mengatakan kepada mereka kerena Allah ada di mana-mana mereka boleh menghadap ke arah manapun yang mereka ingini. Kemudian dia mengubah pikiran kembali dan mengarahkan mereka shalat menghadap Mekkah (Sura 2:115 vs 2: 144). Banyak sarjana percaya bahwa perubahan arah tergantung kepada dia mencoba menyenangkan Yahudi ataukah orang-orang pagan. (Morey, The Islamic Invasion: Confronting the World’s Fastest Growing Religion [Harvest House Publishers, Eugene, Oregon 1992], p. 146)

Dan adakah sesorang yang sungguh-sungguh terkejut bahwa istri Muhammad sendiri bisa membuat pengamatan cerdas seperti ini berkaitan bagaimana “wahyu” yang selalu datang disesuaikan dengan kesenangan dan khayal Muhammad ?

Diriwayatkan Aisha : Aku mengawasi wanita-wanita itu yang memberikan diri mereka ke rasulullah dan aku berkata, “Dapatkah seorang wanita memberikan dirinya (kepada pria)?” Tetapi ketika Allah mewahyukan : “Engkau (O Muhammad) dapat membatalkan siapapun yang engkau kehendaki dari mereka (istri-istri mu), dan engkau dapat menerima siapapun dari mereka yang engkau ingini; dan tidak disalahkan bagimu bila engkau mengajak kembali salah satu dari yang engkau ceraikan (bersifat sementara) (33.51) Aku berkata (kepada Nabi) , “Aku merasa bahwa Tuhan selalu dengan cepat memenuhi keinginan dan hasratmu.” (Sahih al-Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 311)

PERBEDAAN antara ibadah semitik dan non semitik salah satunya adalah kuilnya. Orang-orang semitik selalu membuat kuil lebih sebagai rumah Tuhan (baetylus) ketimbang tempat ibadah. Tuhan yang ada di “antah barantah” dibuatkan rumahnya di bumi sehingga bisa ada ditengah-tengah bangsa yang memujanya.

Contoh rumah Tuhan adalah ziggurat Babylonia, dimana hanya imam yang ditunjuk saja yang boleh memasuki ruangan. Di samping itu rumah Tuhan jaga berfungsi menjadi pemersatu, dimana di tiap-tiap kota besar hanya ada satu ( bnd kisah menara Babel). Kuil Solomo dan Kabah tidak terkecuali, keduanya adalah baetyl atau baitullah, dimana ummat diwakili imam mempersembahkan qurban bakarannya kepada Ilaahnya.

Perbedaan orang Israel dengan non Isreal adalah orang Isarel tidak membuat patung Tuhannya dalam baetyl, tetapi hanya diwakili dengan hukumnya (dalam loh batu) di samping melarang menyembah Ilaah lain selain Ilaahnya Isreal maupun pengorbanan manusia. Yang lain baik ukupan, pelataran ummat, mezbah atau altar kurang lebih sama.
Seperti sudah diuraikan pada postingan sebelumnya, ketika bangsa Israel dibuang ke Babylonia, mereka tidak punya lagi baetyl yang menjadi pusat ibadah. Satu-satunya cara untuk tetap berbakti adalah beribadah di rumah tanpa qurban bakaran dengan cara menghadap ke Kuil yang sudah hancur di Yerusalem. Itulah asal usul kiblat dalam ibadah Yahudi..

Muhammad awalnya (dengan malu-malu) mengintip dan meniru Qiblat Yahudi (Orang Kristen dan Manichean menghadap ke Timur tapi bukan keharusan), tapi kemudian kerena Muhammad bertentangan dengan Yahudi maka mengubahnya :

HR Bukhari 1.39
Diriwayatkan Al Bara (bin Azib) : Ketika Nabi datang ke Medina, dia awalnya tinggal dengan kakeknya atau paman dari pihak ibu dari Ansar. Dia melakukan shalatnya menghadap Baitul Maqdis (Jerusalem) untuk enam belas atau tujuh belas bulan, tetapi ia mengharapkan dapat shalat menghadap Kabah (di Mekkah). Shalat pertama menghadap Kabah adalah shalat Asr dalam satu rombongan beberapa orang. Kemudian salah satu yang melakukan shalat itu dengannya datang dan melewati beberapa orang dalam sebuah mesjid yang sedang melakukan ruku (menghadap Jerusalem) selagi shalat. Dia berkata kepad mereka, “Demi Allah, aku menyaksikan bahwa aku shalat dengan Rasulullah menghadap Kabah di Mekkah . :Mendengar itu, orang-orang itu dengan segera mengubah arah mereka kearah Kabah. Yahudi dan ahl Kitab senang ketika melihat nabi shalat menghadap Yerusalem, tetapi ketika dia mengubah arah shalat ke Kabah, mereka menyalahinya.

Shalat berasal dari kata Aramaic Zhelot a (ash shalat) yang artinya pelayanan doa, berasal dari masa pembuangan Isreal ke Babylonia. Sebelum itu orang Isreael melakukan ibadah dengan mempersembahkan korban bakaran terpusat di kuil Solomo 3 x sehari (qurban pagi, siang dan petang)

Pada masa pembuangan ke Babylonia dan kuil Yerusalem dihancurkan, orang Israel tidak bisa lagi beribadah mempersembahkan qurban bakaran melalui imam di kuil Yerusalem. Saat itulah ibadah Isarel kuno mengalami modifikasi dan mengadopsi “agama tanpa qurban bakaran”. Orang-orang Yahudi mulai membiasakan diri membaca Bibel , melakukan shalat 3 kali sehari (Shacharit /Subuh, Mincha /tengah hari, Ma’ariv/Magrib) dan melakukan pengajian di rumah-rumah. Ibadah dilakukan tanpa binatang Qurban tapi hanya ucapan mulut atau “pengorbanan di bibir” melalui doa dan penyesalan . Itulah awal munculnya ibadah di synagoge (masjid menurut Islam atau gereja menurut Kristen).

Ibadah qurban bakaran praktis lenyap ketika kuil Jerusalem di hancurkan pada th 70 Masehi. Sebaliknya praktek-prektek individual seperti tata cara makan; shalat harian, mengaji, hukum perkawinan, serta berbagai ucapan salam, insya Allah, Bismillah, makin ditekankan dan dilaksanakan secara meluas.

Baik Yahudi, Nasrani, Samaritan, dan berbagai sekte sempalan seperti Manichean, Mandean, melakukan shalat 3 atau 7 kali sehari dengan berbagai posisi yang merupakan ekspresi dari doa mereka. Tetapi pada umumnya dilakukan dengan berdiri atau an niyah dalam shalat Islam. Beberapa posisi lainnya adalah orans atau takbir yaitu mengangkat kedua tangan, merangkapkan tangan di perut atau atau qiyam, membungkuk atau metenia atau ruku, great metania atau sujud, serta posisi duduk di lantai.


Gambar mozaik di lantai satu Synagoge abad ke 5 M, Daniel melakukan orans (takbir).


Enam posture shalat manichesim atau mazdakism, takbir, ruku, qiyam dan sujud, dilakukan 5 atau 7 kali dengan jumlah rakaat tertentu


Baik Yahudi atau Kristen (Syriac), mempunyai kebiasaan menempatkan wanita dibelakang pria pada shalat berjamaah. Wanita (untuk Yahudi yang sudah menikah) harus memakai pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh serta menutupi rambut. atau disebut tzeniut (mukena ). Dalam shalat keluarga, kepala keluarga adalah imam. Dalam agama Kristen kebiasaan itu dapat dilacak lewat ucapan Paulus yang adalah eks Yahudi Farisi dalam 1 Kor. 11:3-16. Dalam Katolik Rum, hanya biarawati saja yang diwajibkan menutupi rambut.

Shalat Kristen Orthodox, metania (ruku) dengan wanita memakai berkerudung :
Image

Perbedaan antara shalat non Islam dengan Islam adalah bagi non Islam shalat muncul kerena keinginan pribadi akan ketaatan, yang datangnya dari dalam diri manusia, sebaliknya dalam Islam shalat direduksi menjadi kewajiban rutin yang terpisah ekspresi batin yaitu suatu kewajiban yang datangnya dari luar (perintah Allah) dan menjadi seperti suatu gerak badan tanpa makna. Hal itu ditunjukan dengan dilarangnya shalat memakai bahasa setempat, padahal non Arab tentu akan kesulitan dalam hal memaknai suatu ritual dalam bahasa asing. Dalam Islam peraturan shalat sendiri tidak ada di Quran, Itu adalah sunnah nabi yang tertulis dalam hadist-hadist kemudian.

Kesimpulan :
Shalat harian bukanlah khas Islam. Shalat dilakukan oleh berbagai komunitas keagamaan pra Islam. Muhammad hanyalah meniru apa yang dilakukan oleh mereka, tanpa mengetahui makna yang sebenarnya. Shalat yang adalah ekspresi dari dalam diri manusia kepada Tuhannya, direduksi menjadi semacam “program computer” yang dipaksakan dari luar (Allah).

Di bawah ini beberapa hadist shahih yang kalau benar itu menunjukan bahwa Muhammad memang sering mendengar khotbah-khotbah Nasrani dan dengan ingatannya menjiplaknya ditambah bumbu di sana sisi. Tapi anehnya walaupun menurut Muhammad firman Tuhan tapi tidak termasuk dalam Quran.

Shahih Bukhari Vol 9, no 237 (juga Vol 1 no 532 / 533)
Plagiat dari Injil Matius 24.
Diriwayatkan Abu Huraira :
Rasullah berkata. “Saatnya tidak akan tiba (1) sampai dua kelompok besar berperang satu sama lain lalu sesudah itu akan ada sejumlah besar malapetaka pada keduanya dan mereka akan mengikuti ajaran agama yang sama, (2) sampai tigapuluh Dajjal tampil, dan masing-masing darinya akan mengklaim bahwa dia adalah rasulullah, (3) sampai pengetahuan agama akan hilang (oleh matinya para ahli agama) (4) gempa bumi akan bertambah jumlahnya (5) waktu akan lewat dengan cepat, (6) penderitaan akan muncul, (7) Al Harj (pembunuhan) akan meningkat, (8 ) sampai kekayaan akan berlimpah , begitu berlimpah sehingga orang-orang kaya akan gelisah kalau-kalau tidak ada seorangpun yang akan menerima Zakatnya, dan kapan saja dia akan memberikan itu kapada seseorang, orang itu akan berkata, ‘Aku tidak butuh itu,’ (9) sampai orang-orang bersaing satu sama lain dalam mambangun banguanan-bangunan tinggi, (10) sampai sesorang ketika melewati sebuah kuburan seseorang akan berkata, ‘Seandainya aku di tempatnya, (11) sampai matahari terbit dari Barat. Maka ketika matahari akan terbit dan orang-orang akan melihatnya mereka semua akan percaya (mask Islam) tetapi pada waktu itu akan menjadi saatnya ketika : (Allah berkata) ‘ Tidak ada kebaikan akan didapatkan untuk sebuah jiwa yang percaya kemudian, bila kepercayaannya bukan dari sebelumnya atau bukan mendapat kebaikan melalui (oleh kelakuan yang saleh) Imannya.’ (QS 6.158)



Shahih Bukhari Vol 9 no 589 (juga Muslim Vol 4 no 6780)
Plagiat dari I Korintus 2:9
Diriwayatkan Abu Huraira : Nabi berkata, “ Allah berfirman, “ Aku menyediakan bagi hamba-hambaku yang saleh apa tidak penah mata melihat, atau telinga pernah mendengar maupun hati manusia memikirkannya.”


Shahih Bukhari Vol 9, no 208:plagiat istilah Yesus
............................................Dan kemudaian akan dikatakan tentang sesorang, ‘Betapa sopan dan kuatnya dia !; Meski dia tidak mempunyai iman sekalipun sebesar biji sesawi dalam hatinya
………………………………
Istilah biji sesawi untuk iman berasal dari ucapan Yesus, dan merupakan ucapan Kristen. Dengan mengambil istilah itu maka terlihat Muhammad cukup familiar dengan Nasrani.


Sahih Muslim no 6232.
Plagiat dari : Injil Matius 25 : 34-44, cuman dalam hadist Yesus diganti dengan Allah.
Abu Huraira melaporkan Rasulullah SAW berkata: Sesungguhnya, Allah SWT, akan berkata pada Hari Kebangkitan :
O anak Adam, Aku sakit tetapi engkau tidak mengunjungi aku. Dia akan berkata : O Tuhanku, kapan aku mengunjungi engkau sedangkan engkau Tuhan segala dunia ? Sesudah itu dia (Allah) akan berkata : Tidakkah engkau tahu bahwa hambaku sakit tetapi engkau tidak mengunjunginya dan engkau tidak sadar akan hal ini yaitu bila engkau mengunjungi dia, engkau akan menemukan aku melalui nya ?
O anak Adam, aku meminta makanan darimu tetapi engkau tidak memberi makan padaku.. Dia akan berkata : O Tuhanku, kapan aku mengunjungi engkau sedangkan engkau Tuhan segala dunia ? Sesudah itu dia (Allah) akan berkata : Tidakkah engkau tahu bahwa hambaku meminta makanan darimu tetapi engkau tidak memberinya makan dan engkau tidak sadar akan hal itu yakni bila engkau memberinya makan engkau akan menemukan dia di sisiku (Allah) ?
O anak Adam, aku meminta minum darimu tetapi engkau tidak menyediakan untukku. Dia akan berkata : O Tuhanku, kapan aku mengunjungi engkau sedangkan engkau Tuhan segala dunia ? Sesudah itu dia (Allah) akan berkata : Tidakkah engkau tahu bahwa hambaku meminta minum darimu tetapi engkau tidak menyediakan untuk dia dan engkau tidak sadar akan hal itu yakni bila engkau memberi dia minum engkau akan menemukan dia ada dekatku (Allah) ?


Sahih Bukhari Vol 9, no 559
plagiat dari Matius 20 tentang pekerja tapi sudah dipermak.

Diriwayatkan 'Abdullah bin 'Umar: Aku mendengar rasul Allah sementara berdiri di mimbar, berkata, “ Sisa masamu tinggal (di bumi) dibandingkan bangsa-bangsa sebelum engkau, seumpama masa antara shalat Asr dan Magrib. Kaum Taurat diberi Taurat dan mereka bertindak atasnya sampai tengah hari, dan kemudian selesailah mereka dan untuk pekerjaan mereka diberi masing-masing satu qirat. Kemudian kaum Injil diberi Injil dan mereka bertindak atasnya sampai waktu shalat Asr, dan kemudian selesailah mereka dan untuk pekerjaan mereka diberi masing-masing satu qirat. Kemudian engkau kaum yang diberi Quran dan engkau bertindak atasnya sampai magrib dan maka engkau diberi masing-masing dua qirat.” Maka kemudian kaum Taurat berkata, ‘O Tuhanku ! Orang-orang ini mengerjakan pekerjaan yang sedikit (lebih sedikit dari kami) tetapi diberi upah yang lebih besar. ‘Allah berkata, ‘Apakah aku menahan apapun dari upahmu ? ‘ Mereka berkata, ‘Tidak’. Kemudian Allah berkata, ‘ Itu adalah pemberianku yang aku berikan kepada siapapun yang aku kehendaki.’

Dalam pandangan Muslim, Muhammad menerima setiap kata dari Quran langsung dari Allah. Quran memperlihatkan, dan dengan marah ditolak, tudingan bahwa Nabi mereproduksi hal-hal yang diambil dari sumber lain. Para sarjana Barat yang menganalisa isi dari berbagai wahyu memperlihatkan bahwa banyak dari isi narasi mengenai orang-orang di Bibel dan kejadian-kejadian berbeda dengan kisah di Bibel dan kelihatannya berasal dari Nasrani yang sejaman dan , diatas semuanya, dari sumber Yahudi (e.g Midsrash). Motif lainnya, seperti ide-ide mengenai penghakiman yang akan terjadi dan penggambaran-penggambaran firdaus sesuai dengan topic standar dalam khotbah-khotbah penginjilan bapak-bapak gereja Syriac di jaman itu. Ketergantungan itu, bagaimanapun, tidak melalui kesusastraan, tetapi barangkali kerena pengaruh tradisi oral.
(Ensyclopaedia Britannica, on Quran – views of those outside Islam-)


Thread ini akan berisi informasi apa saja yang dicontek Muhammad dari agama-agama di yang berkembang di jazirah Arab pada Abad ke 7 yang diklaim berasal dari Allah, baik berupa terjemahan, ringkasan maupun artikel orisinil, dan merupakan extension dari forum diskusi :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 47a528cd07

PEDAHULUAN.

DALAM hadist Muhammad melarang muslim meniru kafir alias “asal beda” sendiri, oleh kerena itu muslim beringas ketika ada kafir yang “meniru” muslim, contohnya ketika ada liputan khusus SCTV mengenai umat Katholik Betawi yang merayakan natal dengan memakai adat dan pakaian betawi berikut kopiah dan kerudung. Melihat itu spontan muslim menuduh SCTV sedang melakukan “Kristenisasi” kerena menampilkan Nasrani yang meniru Muslim (???). SCTV pun minta maaf.

Pada umumnya (terlebih-lebih muslim non Arab) percaya bahwa semua “budaya” muslim adalah orisinil berasal dari Tuhan, termasuk ajaran dan tata cara ibadahnya. Kalaupun ada kemiripan dengan agama samawi yang lain, misal ucapan “amin” atau “amen” itu wajar kerena ajaran terdahulu sebelum terkorupsi adalah Islam ! Bahkan menurut muslim Ibrahim beragama Islam. Benarkah demikian ? Thread ini akan dikhususkan untuk menyajikan materi-materi yang membuktikan bahwa Islam adalah plagiat dan BUKAN penerus tradisi agama terdahulu, dan lebih tepat disebut imitasi.

Kenapa imitasi ? Imitasi adalah sesuatu yang menyerupai aslinya tapi bahan atau infra struktur berbeda. Banyak orang yang tertarik kepada Islam kerena monotheisme atau kesederhanaan ibadahnya yang begitu mengkilat di permukaan tanpa mengetahui apa yang menjadi esensi sebenarnya dari Islam, yaitu ibadah jahiliyah yang didasarkan nafsu primordial seperti : menumpahkan darah, hasrat sexual, kekerasan, naluri kebinatangan, perbudakan, dsb. yang dibungkus dengan moralitas semu.

JUDAISM sebagai MATERI UTAMA ISLAM.

Judaism adalah berakar dari agama Ibrani kuno tapi muncul sesudah pembuangan Israel pada abad ke 6 BC. Judaism adalah merupakan gabungan system hukum sipil, kriminal, hubungan keluarga, etika, sosial dan hukum agama.

System hukum itu disebut Halakah, yang mengatur segala hal baik rohani maupun jasmani serta tetek bengek cara makan dan berpakaian . Isa dalam Injil menyebutnya “adat istiadat buatan manusia.” Dalam Islam itu disebut hukum syariah, yang sering dibanggakan oleh kaum muslimin sehingga menganggap Islam adalah satu-satunya agama yang mempunyai peraturan yang lengkap dan “sempurna”.

Muhammad yang tidak mengetahui bahwa Halakah hanyalah ciptaan manusia belaka, menganggap berasal dari Tuhan….sehingga banyak hukum Yahudi yang dicontek mentah-mentah, disamping tentu saja beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan selera dan nafsu pribadi Muhammad sendiri, kerena Yahudi menolak klaim Muhammad sebagai nabi penerus nabi-nabi terdahulu.

APA YANG DI CONTEK MUHAMMAD DARI JUDAISM ?
Diterjemahkan dari : a summary of The Origins of The Koran: Classic Essays on Islam's Holy Book, dengan beberapa tambahan dan kutipan ayat Quran yang urutannya sudah disesuikan. http://debate.org.uk/topics/books/origins-koran.html

Konsep-konsep yang diambil dari Judaism.

Tabut – perahu,
Taurat – hukum
Jannatu’Adn – Taman Eden.
Jahannam – Gehinom : neraka.
Ahbar –guru,
Darasa- mempelajari Kitab Suci,
Furqan- pembebasan, penebusan (QS 3:3, 21:48, 8:42, 2:181, juga di salah artikan sebagai wahyu)
Sabt-Sabbath
Malakut –pemerintah,
Sakinat –Shekinah (kehadiran Tuhan)
Taghut –error,
Masanil – pengulangan,
Rabani –guru
Ma'un –perlindungan.

Empat belas kata asal Ibrani itu digunakan dalam Quran menunjukkan bahwa ide-ide tentang petunjuk ilahi, wahyu, dan penghakiman sesudah mati seluruhnya dicontek dari Judaism oleh Islam. JIKA TIDAK, KENAPA TIDAK MENGGUNAKAN KATA ARAB?

Pandangan yang diambil dari Judaism.

A. Yang berkenaan dengan doktrin.

1. Tawhid,
2. Penciptaan -6 hari, tujuh lapis langit ( dinyatakan dalam Chagiga, juga 7 lintasan digunakan dalam Talmud), 7 neraka –termasuk 7 gerbang dan pohon-pohon di masing-masing gerbang,
3. Gaya pewahyuan, kitab induk surgawi,
4. Ganjaran, termasuk hari penghakiman dan Kebangkitan – yaitu pertalian antara kebangkitan dan penghakiman, keadaan yang bobrok sebelum Messiah/Mahdi, perang antara Gog dan Magog, tubuh sesorang akan bersaksi melawan mereka (QS 24:24), perhala-berhala akan dilempar ke api, orang jahat akan dibiarkan makmur sehingga semakin jahat, 1000 tahun seperti satu hari Tuhan, orang yang dibangkitkan akan tampil dengan pakaian saat ia dikubur,
5. Doktrin mengenai roh-roh –kepercayaan yang sama mengenai malaikat dan jin. Meskipun ide Islam mengenai Surga lebih bersifat duniawi, masih ada beberapa kesamaan.

B. Hukum-hukum moral dan legal,

1. Shalat,
-Posisi shalat (berdiri, duduk dan berbaring) lihat QS 10:12,
-Shalat singkat dalam perang,
-Waktu shalat dilarang mabuk, - Shalat harus dilagukan tanpa diucapkan dengan keras.
-Fajar harus dikenali dengan kemampuan untuk membedakan sebuah garis tipis biru (hitam) dari yang putih.

2. Wanita.
-Menceraikan wanita harus menunggu 3 bulan sebelum menikah kembali,
-Waktu menyusui 2 tahun,
-Beberapa pembatasan dalm kawin campur.

3.Lain-lain.
-Hukum perang , dilarang membunuh wanita,anak-anak, ternak,
-Larangan mengambil riba, wajib mengerjakan zakat, puasa.

C. Pandangan Hidup.

-Meninggal dengan kejujuran akan dihargai (QS 3:193 dan Bilangan 23:10)
-Pemahaman yang penuh (kematangan) pada usia 40 tahun (QS 46:15 dan Aboth 5:21)
-Campur tangan secara efektif menuju pahala (QS 4:88 dan Baba Kamma 92)

Kisah-kisah yang diambil dari Judaism (pp 185-223).

Patriarchs (pp. 187-204)

A.Dari Adam ke Nuh
-Penciptaan – Adam lebih bijaksana daripada para malaikat kerena dia dapat menamai binatang (QS 2:28-32) c.f. Midrash Rabbah pada Ulangan 19, Midrash Rabbah pada Kejadian 8 dan 17, dan Sanhendrin 38,

-Kisah Setan menolak sujud kepada Adam ( QS 7:10-18; 17:63-68, 18:48, 20:115, 38:71-86) dengan tegas ditolak oleh Yahudi c.f. Midrash Rabbah pada Kejadian 8.

-Kain dan Abel – pengorbanan dan pembunuhan.
Quran – gagak mengatakan kepada Kain cara mengubur mayat.(QS. 5:31)
Yahudi – gagak mengatakan kepada Adam dan hawa cara mengubur mayat (Pirke Rabbi Eliezer Ch. 21)
Quran – membunuh satu jiwa sama dengan membunuh seluruh ummat manusia (S. 5:35) diambil diluar konteks dari Mishna Sanhedrin 4:5

-Idris (Enoch) – diangkat ke Firdaus sesudah mati dan dibangkitkan kembali c.f. QS 19:57 dengan Kejadian 5:24 dan Tract Dereen Erez (dikutip dalam Midrash Yalku ch 42)

B. Dari Nuh ke Abraham.
-Malaikat-malaikat tinggal di bumi, birahi kepada wanita. QS 2:102 –menunjuk ke Mdr. Abhkhir (dikutip dalam Midr. Yalkut Ch. 44)

-Nuh- berperan sebagai guru dan penglihat dan banjir air panas (hukuman yang menyakitkan) sesuai dengan ide-ide rabi Yahudi . [Bnd QS 7:57-63, 10:70-75, 11:27-50, 26:106-121, 29:13-14, 37:73-82, 54:9-18, 71: 1 dengan Sanhendrin 108, dan QS. 11: 40 dengan Midrash Tanchuma, bagian Nuh, QS 11:42, 23:27 dengan Rosh Hashanan 162] Kata-kata Nuh tidak dapat dibedakan dengan Muhammad (atau Jibril/Allah)

C. Dari Abraham ke Musa

-Abraham – nabi asali, sahabat Allah, hidup di kuil, menulis buku. Permusuhannya dengan berhala membawanya ke bahaya dibakar hidup-hidup tetapi diselamatkan oleh Tuhan. (Bnd QS 21:64-74, 29:23-27, 37:95-99 dengan Midrash Rabba pada Kejadian 38). Begitu kuat indentifikasi Muhammad dengan Abraham sampai-sampai dia menempatkan kata-kata di mulut Abraham yang tidak cocok dengan siapapun selain dalam konteks Muhammad ( mis. 29:16-23 )

-Yusuf adalah subyek sebagian besar surah ke 12. Penambahan kepada kisah-kisah Bibel diambil dari legenda Yahudi. (mis. Yusuf diperingatkan menjauh dari istri Potiphar dalam sebuah mimpi (QS 12:24, Sotah 6:2), wanita Mesir memotong tangan mereka kerena kecantikan Yusuf ( QS 12:31, bandingkan dengan keterangan dalam Midrash Yalkut untuk 'The Great Chronicle'.),

C. Musa dan masanya (pp 201-216)

Ini sangat mirip dengan kisah-kisah Bibel, tetapi dengan beberapa tambahan dari dongeng-dongeng Yahudi dan beberapa kesalahan.
- Bayi Musa menolak disusui oleh wanita Mesir (QS 28:12, Sotah 12,2)
- Firaun mengklaim keilahian (QS 28:38, Midrash pada Kejadian 5)
- Firaun pada akhirnya menyesal (Qs 10:90, Pirke Rabbi Elieze bagian 43)
- Tuhan mengancam untuk menjungkirkan gunung kepada orang Israel (QS 2:63, Abodah Zarah 2:2)
- Ada kebingungan berkenaan dengan jumlah bencana - lima (QS 7:133 ) atau sembilan(QS 17:101; 27:12)
- Haman (QS 28:6, 8, 38 ; 29:39) dan Korah / Karun(QS 29:39; 40:24) disangka penasehat Firaun.
- Miriam saudara Harun juga disamakan ibu Jesus (QS 19:28 )

Raja-raja yang memerintah seluruh Israel (pp 216-220)

Sangat sedikit detail mengenai Saul atau Daud. Sulaiman dibahas lebih mendetail. Kisah Ratu Sheba (QS 27:20-46) nyaris sama dengan Targum ke 2 pada Kitab Esther.

Orang suci sesudah jaman Sulaiman (pp 220-223)

Elijah, Jonah, Job, Shadrach, Mishach, Abednego (not by name), Ezra, Elisha

Konklusi : Muhammad mencontek sebagian besar dari Judaism – baik kitab suci maupun legenda. Dia dengan bebas mempermak apa yang ia dengar. ‘Konsepsi, isi syahadat, pandangan moralitas dan hidup secara umum, dan lebih khusus materi kisah dan tradisi-tradisi, faktanya dibawa dari Judaism ke Quran (p.222)

Appendix: Pernyataan dalam Quran memusuhi Judaism (pp. 223-226).

Tujuan Muhammad adalah menatukan semua agama, tetapi Judaism, dengan sumber hukumnya, berdiri di jalannya. Maka dia membuat keretakan hubungan dengan Yahudi, mengumumkan mereka adalan musuh (QS 5:85) yang membunuh nabi-nabi (QS 2:58, 5:74), mengangankan diri mereka didukung Tuhan (QS 5:21) percaya bahwa mereka sendiri yang akan masuk firdaus (QS 2:88, 62:6), menganggap Ezra adalah anak Allah (QS 9:30), percaya kepada pengantaraan para pendahulunya (QS2:128,135), dan mengubah Bibel (QS 2:73)

Untuk itu dia mengubah beberapa tradisi Yahudi. Sebagai contoh :
1. Makan malam mendahului shalat (sunna 97ff) bertentangan dengan Talmud bahwa shalat diprioritaskan.
2. Sex diijinkan selama Ramadhan. Talmud melarangnya pada malam puasa. Juga, pria hanya mengawini kembali istri-istri yang diceraikan bila sudah dikawini dulu dan diceraikan oleh sesorang (QS 2:230). Ini adalah bertentangan secara langsung dengan Bibel.
3. Sebagian besar tata cara makan yahudi dihilangkan,
4. Muhammad mengutip ‘mata ganti mata’ dan mengejak yahudi untuk menggantinya dengan pembayaran uang (QS 5:45).


Postingan terkait.
KUMPULAN KISAH DONGENG DALAM QURAN/ISLAM.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1525


PONDASI YAHUDI PADA ISLAM (pp. 293-348 ) –
-Charles Cutler Torrey
Diterjemahkan dari : a summary of The Origins of The Koran: Classic Essays on Islam's Holy Book. http://debate.org.uk/topics/books/origins-koran.html

Allah dan Islam (pp. 293-330 )

Muhammad mencoba menciptakan sebuah sejarah keagamaan untuk orang-orang Arab, tetapi riwayat keagamaan orang Arab tidak menyediakan sumber daya untuk dia, yang merupakan sebagian besar rujukan yang muncul dalam periode Mekkah. Dia merujuk kepada Hud nabi orang Ad; Salih, nabi Thamud; dan Shuaib, nabi Midian. Seluruh kebiasaan jahiliyah secara tidak langsung termasuk penyembahan berhala dipelihara dalam Islam, misal ibadah Hajj.

Sesudah tanpa hasil dengan orang-orang Arab Muhammad mulai bergantung kepada materi Yahudi kerena dikenal dengan baik dan akan memberi agama baru kredibelitas yang lebih besar dalam dunia yang lebih luas. Selain karya-karya apokrip, Muhammad terbiasa dengan Bibel kanonik, terutama Taurat. Dia hanya mengetahui nabi-nabi dengan kisah-kisah yang menarik oleh kerena itu tidak punya pengetahuan mengenai Yesaya, Yehezkiel, Yeremia, dan seluruh nabi-nabi kecil kecuali Yunus.

Dari dongeng-dongeng popular orang-orang Arab mengetahui bahwa Yahudi menganggap bahwa mereka keturunan dari satu nenek moyang , Abraham, via Ismail dan Ishak berturut-turut. Hagar tidak disebut dalam Quran. Quran mengatakan bahwa mereka membangun Kabah( meskipun doktrin Muslim kemudian mengatakan bahwa Adam yang membangunnya dan Abraham membersihkan nya dari berhala-berhala). Adalah mungkin bahwa para hanif ( monotheist Arab yang mengikuti agama Abraham) merupakan sebuah penemuan dari Islam kemudian. Kisah Iblis (Shaitan) sujud di depan Adam (38:73-77 ) mungkin tidak mengacu kepada penyembahan sebagaimana juga pada sumber Yahudi dari kisah ini dalam Sanhendrin 596 dan Mir Rabba 8. Shu'aib barangkali Jethro dalam Bibel. ‘Uzair adalah Ezra, dan Yahudi dituduh mengangkat Uzair sebagai anak Allah. Idris adalah juga Ezra ( nama Yunani). Kronology Ibrani sangat lemah dalam Quran, misal Muhammad kelihatannya menghubungkan Musa dekat kepada Yesus ( saudara perempuan Musa juga ibu Yesus).

Isa ibn Maryam adalah Yesus. Sangat sedikit yang diketahui Muhammad tentangnya dan tidak ada doktrin Kristen yang unik di Quran. Sedikit pengetahuan tentang Yesus berasal dari (1) fakta-fakta dan kayalan yang tersebar di seluruh Arabia, dan (2) sedikit lewat Yahudi. Nama Isa sendiri tidak sesuai, seharusnya Yeshu dalam bahasa Arab. Itu merupakan nama yang diberikan oleh Yahudi (menghubungkan Yesus dengan musuh kuno mereka Esau) atau korupsi dari kata Syriac Isho. Dalam Quran sendiri Yesus tidak mempunyai posisi lebih tinggi dari Abraham, Musa dan Daud. Pengangkatan terjadi kemudian pada masa kekhalifahan ketika orang-orang Arab melakukan kontak lebih dekat dengan orang-orang Kristen. Beberapa teminologi Kristen seperti Messiah, Roh, Kalimat Allah, ada dalam Quran tanpa pengertian yang sebanarnya dari istilah itu. Barangkali migrasi ke Abyssinia menambah ketertarikan Muhammad kepada kisah-kisah Nasrani.

Rudolph dan Ahrens berpendapat bahwa bila Muhammad belajar tentang Yeusu dari Yahudi maka dia akan mengabaikn atau menghinanya. Tertapi banyak Yahudi yang menghormati Yesus sebagai guru sekaligus menolak dogma Kristen. Juga, Muhammad sadar akan kekaisaran Kristen yang besar, maka dia akan berhati-hati siapapun yang menghina Yesus. Satu-satunya informasi tentang Messiah dalam Quran sesuatu yang membuat Yahudi tidak merasa terganggau. Pandangan Quran mengenai misi Yesus adalah : (1) menegaskan doktrin yang benar mengenai Taurat, (2)mendakwahkan Tawhid, (3) memperingatkan terhadap sekte-sekte baru. QS 15:1-15 adalah bergubungan secara harfiah dengan Pernjanjian baru (Lukas 1:4-25, 57-66). Itu adalah kisah Zakharia dan Yohanes yang barangkali berkaitan dengan seorang terpelajar tetapi bukan seorang Kristen kerena ia terputus dari kaitannya dengan kelahiran Yesus. Secara ringkas tidak ada yang khas Kristen dalam Quran.

Torrey sekarang pindah untuk mediskusikan komposisi Surah Mekkah, sedekat mungkin dengan tradisi Muslim. Dia menujukkan kemungkinan ayat-ayat Mekkah dan Medinah sudah tercampur kerena kenyataannya Muhammad melafal di depan umum wahyu-wahyunya dan diingat oleh para pengikutnya sebagaimana yang telah diwahyukan. Akankah ini tidak menyebabkan kebingungan (atau keraguan) kerena secara kontinu memasukan materi yang baru kepada surah surah yang diwahyukan sebelumnya? Komentator tradisionil seringkali mengabaikan populasi Yahudi di Mekkah yang barangkali adalah target dari beberapa ayat Mekkah. Faktanya, kontak pribadi Muhammad dengan Yahudi lebih lama dan lebih dekat sebelum Hijrah daripada sesudahnya. Mengapa kita berasumsi bahwa di sana tidak ada permusuhan dengan Yahudi Mekkah ? Dan, sesudah pengusiran dan pembantaian Yahudi di Yathrib, adalah tidak mengejutkan kalau Yahudi juga segera meninggalkan Mekkah. Torrey menyarankan untuk mempertanyakan bahwa surah Mekkah selesai tanpa penyisipan kecuali jika ada bukti-bukti yang tidak dapat diragukan membantahnya.

Contoh sisipan (by MM) :

Q.Surah 5 : 3

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekek, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala

Dan (diharamkan) juga mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.

Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepadaKu. Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat yang ditebalkan jelas keluar dari konteks dan jelas itu merupakan sisipan.


‘Asal terminology Islam’ (pp 327-330)

Tradisi Islam mengatakan artinya ‘tunduk atau pasrah’, khususnya kepada Allah. Tetapi, ini bukanlah arti yang biasa diharapkan dari tangkai ke empat kata kerja ‘salima’. Ini terutama ganjil kerena ‘tunduk’ bukanlah penampilan utama dari Muhammad atau agamanya maupun penekanan yang khas Quran. Bagaimanpun, ini adalah sebuah atribut yang penting dari Abraham, khususnya kesanggupannya mengorbankan Ishmael.


Penuturan kisah dalam Quran (pp. 330-348 )

Kegunaan kisah-kisah nabi bagi Muhammad ada dua fungsi: (1) menyajikan hubungan yang jelas dengan agama-agama Kitab terdahulu, dan (2) menujukkan kepada bangsanya bahwa agamanya telah di ajarkan sebelumnya dan siapapun yang menolak akan dihukum. Tetapi cara bercerita Muhammad membosankan dan dia diejek oleh an Nadr ibn al-Harith yang menyatakan bahwa dongengannya mengenai raja-raja Persia jauh lebih menarik. (Sesudah perang Badr Muhammad membalas dendam dan membantai an-Nadr). Muhammad sendiri menghargai kisah-kisah yang bagus dan menyatukan sedikit dongeng rakyat yang bagus ke dalam Quran. Bagaimanapun, ini memberikan dilemma bagi Muhammad. Bila ia hanya sekedar mereproduksi dongeng-dongeng dia akan dituduh plagiat, tetapi bila dia merubahnya di akan dituduh memalsukan. Dia tidak bisa membuat kisah-kisah yang baru, kerena imajinasinya hidup tetapi tidak kreatif. Solusinya dia mengulang kisah-kisah yang dia pelajari, tetapi dalam potongan-potongan, menggunakan kata-kata pengantar yang menyiratkan bahwa dia dapat bercerita lebih banyak kalau dia mau ( misal ‘dan ketika….’, ‘dan kemudian pada waktu itu.)…….

Kisah Yusuf adalah yang paling lengkap dalam Quran, tetapi masih ini masih mengganjal kerena kurangnya detail. Kenapa wanita diberi pisau ? Mengapa Yusuf di masukkan ke dalam penjara sesudah istri Potifar mengaku ? Solomon dan Ratu Sheba (27 : 16-45 ) di contek langsung dari Hagada . Yunus (37:138-148) adalah pemadatan dari kisah Bibel, tetapi nama yang diberikan berdasarkan kepada bentuk Yunani ketimbang Ibrani. Saul dan Goliath (Talut dan Jalut) adalah kerancuan dari kisah Gideon ( Jdg 7:47) dengan Daud dan Goliath. Kisah Musa (QS 28:2-46) adalah ringkasan dari Ex 1-4, meskipun Muhammad tidak mengaitkan Musa dengan Israel. Haman dipercaya sebagai penglihat Firaun (juga QS 29 dan 40). Seperti dalam Talmud (Sotah 126) bayi Musa menolak disusui oelh payudara orang Mesir. Pernikahan Musa di Midian dengan bebas dipolakan sesudah Yakub dan Rachel ; dan sebuah menara (nyaris sama dengan menara Babel) dibangun oleh Firaun untuk menjangkau Allah. Tuturan ini menggambarkan kebebasan yang Muhammad rasakan sebagai seorang nabi untuk mempermak tradisi Bibel.

Surah 18 tidak biasa kerena kisah-kisahnya bukan berasal dari Bibel atau literatur Rabbinik, dan Muhammad tidak menyebut ditempat lain dalam Quran. Kisah “seven sleepers” adalah dari legenda 7 orang muda Kristen yang melarikan diri dari Efesus ke gunung untuk menghindari penyiksaan dari Decius (250 AD). Meskipun dongeng Kristen, kelihatannya datang kepada Muhammad via Yahudi oleh beberapa alasan 9a) Hadist mengatakan bahwa Yahudi Mekkah teristimewa tertarik dengan kisah ini (lihat Baidawi pada vs 23) (b) bukti internal menunjukan kepada ayat 18, yang menyebut pentingnya makanan yang bersih, sebuah konsep yang penting bagi Yahudi, tapi tidak bagi Kristen. Tidak ada keunikan Kristen mengenai dongeng ini. Ini hanyalah para pe muda Israel. Nampaknya legenda eksis dalam bentuk yang berbeda dan Muhammad ditantang untuk menyebut berapa jumlah yang benar dari pemuda-pemuda itu. Quran menolak tantangan itu dengan menyatakan secara tegas hanya Allah yang mengetahui jawaban yang benar.

Kisah selanjutnya adalah sebuah perumpamaan yang umum dari seorang miskin yang takun tuhan vs seorang kaya bodoh dan tidak beriman. Yang belakangan dihukum. Kemudian ada kisah Musa mencari gunung kehidupan yang mirip dengan sebuah episode dari legenda Alexander Agung dengan nama yang dirubah. Legenda ini berakar dari epik Gilgamesh. Terakhir, kisah pahlawan “dzul Qarnaen” kembali berasal dari kisah Aleksander Agung. Perjalanannya ke tempat matahari terbenam dan ke tempat terbitnya sebagai utusan Tuhan. Dia melindungi dari Gog dan Magog (Yajuj wa Majuj) dan Aleksander membangun sebuah tembok / gerbang yang besar. Gaung fantasi ini dapat ditemukan dalam Hagada, yang memperkuat dugaan sebuah sumber Yahudi untuk seluruh surah, sepertinya subuah sumber tunggal.

Maka, sunber untuk Quran yang digunakan Muhammad meliputi :
  • Kisah Bibel yang sudah dipermak.
  • Haggada Yahudi, yang terpelihara dengan baik.
  • Sejumlah kecil materi Kristen dari Aramik.
  • Legenda yang umum di dunia pustaka yang dimasukkan lewat Yahudi di Mekkah.

Seluruh nya dipermak dan di atur kembali untuk kepentingan memberikan para pendengarnya sebuah wahyu ala Arab dengan kredibilitas yang ditingkatkan sehingga akan terlihat sebagai bagian dari sebuah wahyu ilahi…..yang universal.