Pada tanggal 3 Juni 2010, artikel di-harian Al Watan, Wartawan Kuwait 'Abdullah Al-Hadlaq mendukung keputusan Israel untuk menghentikan armada Gaza, Abdullah mengatakan bahwa operasi Angkatan Laut Israel "berhadapan langsung dengan kekerasan" dari armada aktivis, dan penyelenggara armada diketahui memiliki hubungan dengan organisasi teror regional dan global.

Berikut ini adalah kutipannya: [1]

"Senjata di kapal jelas telah dipersiapkan dengan sangat baik dan tidak ada pilihan lain bagi tentara israel kecuali meresponnya "

"Angkatan Laut Israel telah memberi peringatan berulang ke kapal-kapal "kemanusiaan" yang berusaha mematahkan blokade atas gerakan Teroris Hamas di Gaza, dan juga mengundang mereka ke pelabuhan di Asdod, sehingga dapat muatan kapal dapat diperiksa secara menyeluruh oleh keamanan [pasukan] sebelum dikirimkan ke Jalur Gaza. Ketika armada mengabaikan peringatan dan permintaan tersebut, angkatan laut Israel tidak punya pilihan selain untuk mengambil alih kapal. Pada akhirnya, Tentara IDF berhadapan dengan tindak kekerasan [yang telah direncanakan terlebih dahulu: para penumpang Flotilla menyerang tentara Israel dengan senjata api, pipa logam, pisau dan klub, dan meraih senapan salah satu tentara. Senjata yang ada di Flotila jelas-jelas sudah dipersiapkan sebelumnya dan tentara Israel tidak punya pilihan selain meresponnya, termasuk dengan tembakan senapan.

"Operasi Angkatan Laut Israel dilakukan sesuai dengan perintah dan petunjuk dari pejabat politik tertinggi, [bertujuan] menghentikan kapal dan menjaga mereka dari pelanggaran blokade laut dan mencapai Gaza. Pesan peringatan yang dikirim oleh [Angkatan Laut Israel untuk Mavi Marmara] adalah sebagai berikut: "Kepada kapten kapal [Mavi] Marmara: Anda mendekati daerah konflik (Israel-Hamas), yang berada di bawah blokade laut Daerah pesisir Gaza dan Pelabuhan Gaza yang ditutup untuk lalu lintas maritim. Kami mengundang Anda untuk berlabuh di Asdod, pasokan bantuan akan dikirimkan melalui darat secara formal ke Gaza, setelah itu Anda dapat kembali ke pelabuhan asal Anda ". [2] Perlu dicatat bahwa, menurut Perjanjian Oslo 1993, Israel berhak mengontrol perairan laut sejauh 40 kilometer di lepas pantai Gaza. "

"Penyelenggara Flotilla adalah pendukung Gerakan dan Organisasi seperti sebagai [Global] Jihad, Hamas, Hizbullah dan Al-Qaeda"

Armada Mavi Marmara, didukung oleh gerakan teroris Hamas dan mencoba melanggar blokade melalui gerakan kemanusian ini di Gaza, adalah suatu bentuk provokasi yang direncanakan terhadap Israel. Pengambilalihan kapal Mavi Marmara berhadapan langsung dengan kekerasan [yang dilakukan oleh aktivis armada] ketika mereka mencoba [untuk pelanggaran] blokade. Panitia armada [] adalah pendukung gerakan dan organisasi seperti [] Jihad global, Hamas, Hizbullah dan Al-Qaeda, dan memiliki catatan hitam dalam hal penyelundupan senjata dan operasi teror. Dan kenyataannya adalah benar, pasukan Israel menemukan senjata dan amunisi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

"Blokade laut atas gerakan Hamas di Gaza adalah legal. Ketika Israel mengizinkan armada - yang tidak sah - untuk mencapai gerakan Hamas, itu akan membuka jalan bagi penyelundupan senjata dan teroris ke Jalur Gaza. Tidak ada negara berdaulat yang akan membiarkan warga negaranya atau kedaulatannya terancam. Selain itu, upaya untuk memaksa jalan ke Gaza lewat laut tidak [benar-benar] bermanfaat bagi rakyat Gaza, karena pengiriman bantuan melalui darat cukup untuk [tujuan] memasok kebutuhan penduduk Palestina. Organisasi-organisasi internasional telah membantu Gaza dengan semua kebutuhan pasokan makanan yang diperlukan, pakaian dan medis. Lebih dari 15.000 ton pasokan bantuan dasar masuk ke Gaza setiap minggunya. Bahan konstruksi masuk di bawah pengawasan organisasi internasional, untuk mencegah gerakan teroris Hamas menyita/merampoknya dan menggunakannnya untuk membangun pertahanan militer. Jalur darat adalah cara yang paling efisien untuk memberikan pasokan ke Gaza, dan penyelenggara Flotilla mengetahui bahwa bantuan melalui darat berjalan dengan baik. Mereka juga tahu bahwa sejak Desember 2008, kapal mereka tidak diizinkan untuk memasuki pantai Gaza.

"Protes dan demonstrasi yang pecah di berbagai ibukota negara tidak memiliki makna atau nilai, adalah puncak dari situasi darurat [yang diselenggarakan oleh] Liga Arab, Uni Eropa dan PBB. Gelombang protes tidak akan mengubah apa pun, tetapi investigasi atas peristiwa flotilla akan mengungkapkan semua secara jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi dan [kemudian semua orang] akan mengetahui kebenaran tentang gerakan Hamas "


Endnotes:

[1] Al-Watan (Kuwait), June 3, 2010. [1] Al-Watan (Kuwait), 3 Juni 2010. It should be noted that, at a June 4, 2010 rally, Hizbullah secretary-general Hassan Nasrallah said that some papers in the Gulf had published papers supporting the IDF raid on the flotilla, but their authors were a minority that would be taken care of by people of honor. Al-Safir (Lebanon), June 5, 2010.

[2] The full message of the Israeli navy was as follows: "You are approaching an area of hostilities, which is under a naval blockade. Gaza coastal area and Gaza Harbor are closed to maritime traffic. The Israeli government supports delivery of humanitarian supplies to the civilian population in Gaza Strip and invites you to enter Ashdod port. Delivery of supplies will be in accordance with the authorities' regulations and through the formal land crossing to Gaza and under your observation, after which you can return to your home ports."



sumber:http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/4342.htm