Temporal lobe epilepsy (TLE) didefinisikan thn 1985 oleh the International League Against Epilepsy (ILAE) (Liga Internasional Melawan Epilepsi) sbg sebuah kondisi yg ditandai oleh kejang2 tubuh yg tidak diprovokasi dan berulang2 yg berasal dari the medial or lateral temporal lobe.

Kejang2 tubuh yg di-asosiasikan dgn TLE terdiri dari simple partial seizures atau kejang2 sebagian tubuh tanpa kehilangan kesadaran (dgn atau tanpa aura/peringatan) dan complex partial seizures (yi. dgn kehilangan kesadaran). Sang penderita kehilangan kesadaran selama sebuah complex partial seizure karena kejang2nya melibatkan kedua temporal lobes, yg mengakibatkan gangguan ingatan. Kejang2 Muhamad mencakup kedua macam tipe diatas. Kadang ia jatuh dan kehilangan kesadaran, dan kadang tidak.

Menurut sebuah hadis, selama konstruksi Ka’bah, sebelum ia menerima pemberitahuan akan diangkat sbg nabi, Muhamad jatuh ke tanah tanpa sadar dgn kedua matanya mengarah pada langit. Pada saat itu ia kehilangan kesadaran. Ini jelas tanda kejang2 epilepsi.

Menurut situs emedicine.com, “90% pasien dgn abnormalitas temporal interictal epileptiform pada EEG mereka pernah mengalami kejang2.”

btw, keterangan ttg EEG : http://www.emedicine.com/neuro/topic108.htm
Image
EEG showing epilepsy 7-283
http://www.fotosearch.com/comp/IDX/IDX032/312302.jpg

Kami tahu bahwa sejak masa kecilnya, Muhamad mengalami kejang2. Ia melihat dua lelaki dlm jubah putih membuka dadanya dan mencuci jantungnya dgn salju putih. Neurosurgeon AS dan pionir ahli bedah otak, Harvey Cushing, melaporkan ttg seorang anak lelaki dgn sebuah cystic glioma dlm temporal lobe bagian kanan mengalami halusinasi kuat ttg seseorang dlm tiga dimensi dlm jubah putih.

Neurologis Irlandia-AS, Robert Foster Kennedy (1884-1952) adalah salah seorang yg pertama yg mengidentifikasikan halusinasi kuat yg bersifat audio-visual (bisa didengar dan dilihat) yg terjadi diluar tubuh penderita, sbg berasal dari temporal lobe.

Ttg masa mudanya, Muhamad mengatakan:
Saya berada diantara anak2 lelaki Quraish, mengangkat batu2 spt yg digunakan anak2 utk bermain. Kami semua membuka baju kami, masing2 membuka lapisan atas (selembar kain) dan dililitkan disekeliling leher sambil mengangkat batu2 ini. Saya berbolak-balik bersama mereka ketika sebuah sosok yg tidak nampak menampar saya sampai sakit sambil mengatakan, ‘Kenakan bajumu’. Jadi saya mengenakannya dan memulai mengangkat batu2 itu dileher saya, berbeda dari teman2 saya.”

Nampaknya sosok2 dlm halusinasi Muhamad se-kasar dan se-agresif Muhamad.




http://my.epilepsy.com/?q=node/965833

Sadeghian, Muslim asal Teheran ini mengatakan, ia mendasarkan penemuannya atas pengalamannya dlm bidang kesehatan mental dan 5 thn meriset dokumen2 bersejarah ttg kehidupan Muhamad.

Selama pekerjaan saya di rumah sakit psikiatris, saya sering menemui pasien yg mengaku diri NABI. Ini memang pemandangan lazim di RS2 Penyakit Syaraf.”


Sejak 1988 ia bekerja sbg neuropsychologist, dan mendapatkan ijazah
S-3 dari Alliant International University di San Diego, dan melakukan KKN di Massillon State Hospital.

Sadeghian mengatakan, ia percaya Muhamad tidak sakit mental, melainkan menderita "complex partial seizures,” yg gejala2nya adalah keringat berlebihan, tubuh gemetaran, olfactory, auditory and visual hallucinations, epigastric sensations (rasa tidak sedap di mulut), & “hyper-religiosity.” :wink:

“Ada Muslim yg benci dgn kesimpulan saya ini dan mengintimidasi saya dgn mengatakan ‘Ingat Salman Rushdie.’ Saya sudah mengorbankan segalanya — keluarga, warisan dan teman2 saya — agar dapat menetap dinegara ini, agar saya dapat menikmati kebebasan. Kalau saya tidak dapat melakukan ini, apa gunanya kebebasan ?”