PERBEDAAN antara ibadah semitik dan non semitik salah satunya adalah kuilnya. Orang-orang semitik selalu membuat kuil lebih sebagai rumah Tuhan (baetylus) ketimbang tempat ibadah. Tuhan yang ada di “antah barantah” dibuatkan rumahnya di bumi sehingga bisa ada ditengah-tengah bangsa yang memujanya.

Contoh rumah Tuhan adalah ziggurat Babylonia, dimana hanya imam yang ditunjuk saja yang boleh memasuki ruangan. Di samping itu rumah Tuhan jaga berfungsi menjadi pemersatu, dimana di tiap-tiap kota besar hanya ada satu ( bnd kisah menara Babel). Kuil Solomo dan Kabah tidak terkecuali, keduanya adalah baetyl atau baitullah, dimana ummat diwakili imam mempersembahkan qurban bakarannya kepada Ilaahnya.

Perbedaan orang Israel dengan non Isreal adalah orang Isarel tidak membuat patung Tuhannya dalam baetyl, tetapi hanya diwakili dengan hukumnya (dalam loh batu) di samping melarang menyembah Ilaah lain selain Ilaahnya Isreal maupun pengorbanan manusia. Yang lain baik ukupan, pelataran ummat, mezbah atau altar kurang lebih sama.
Seperti sudah diuraikan pada postingan sebelumnya, ketika bangsa Israel dibuang ke Babylonia, mereka tidak punya lagi baetyl yang menjadi pusat ibadah. Satu-satunya cara untuk tetap berbakti adalah beribadah di rumah tanpa qurban bakaran dengan cara menghadap ke Kuil yang sudah hancur di Yerusalem. Itulah asal usul kiblat dalam ibadah Yahudi..

Muhammad awalnya (dengan malu-malu) mengintip dan meniru Qiblat Yahudi (Orang Kristen dan Manichean menghadap ke Timur tapi bukan keharusan), tapi kemudian kerena Muhammad bertentangan dengan Yahudi maka mengubahnya :

HR Bukhari 1.39
Diriwayatkan Al Bara (bin Azib) : Ketika Nabi datang ke Medina, dia awalnya tinggal dengan kakeknya atau paman dari pihak ibu dari Ansar. Dia melakukan shalatnya menghadap Baitul Maqdis (Jerusalem) untuk enam belas atau tujuh belas bulan, tetapi ia mengharapkan dapat shalat menghadap Kabah (di Mekkah). Shalat pertama menghadap Kabah adalah shalat Asr dalam satu rombongan beberapa orang. Kemudian salah satu yang melakukan shalat itu dengannya datang dan melewati beberapa orang dalam sebuah mesjid yang sedang melakukan ruku (menghadap Jerusalem) selagi shalat. Dia berkata kepad mereka, “Demi Allah, aku menyaksikan bahwa aku shalat dengan Rasulullah menghadap Kabah di Mekkah . :Mendengar itu, orang-orang itu dengan segera mengubah arah mereka kearah Kabah. Yahudi dan ahl Kitab senang ketika melihat nabi shalat menghadap Yerusalem, tetapi ketika dia mengubah arah shalat ke Kabah, mereka menyalahinya.