Ada berbagai versi ttg cerita Mi’raj Muhamad, pelancongan malam harinya ke surga. Ibn Ishaq menyusun tradisi-tradisi yang berasal dari sahabat-sahabatnya, khususnya istrinya, ‘Aisha. Menurut riwayat, Muhamad melaporkan : (terjemahan bebas !)

“Ketika saya tidur dalam hijr, Jibril datang dan membangunkan saya dengan kakinya. Saya bangun namun tidak melihat apa-apa dan merebah kembali. Untuk kedua kalinya ia datang dan membangunkan saya dengan kakinya. Saya tidak melihat apa2 dan merebah kembali. Ia datang kepada saya untuk ketiga kalinya dan membangunkan saya dgn kakinya. Saya bangun dan ia memegang tangan saya dan saya berdiri disebelahnya. Ia membawa saya keluar pintu mesjid, dan disitulah ada seekor hewan putih, setengah keledai ... (half mule, half donkey), dengan sayap2 disisinya yang mempercepat gerakan kakinya …. Ia menaikkan saya padanya. Lalu ia pergi keluar dengan saya, dan terus dekat dengan saya.

Ketika saya mencoba menaikinya, ia [hewan itu] malu-malu. Jibril meletakkan tangannya pada bulu tengkuknya dan mengatakan, Apakah kau tidak malu, wahai Buraq, untuk bertingkah seperti ini ? Demi Allâh, tidak ada yang lebih terhormat bagi Allâh daripada Muhamad menaikimu. Hewan itu begitu malu sampai ia berkeringat dan berdiri sehingga saya bisa menaikinya.”

(Siapa yg nggak malu dinaiki Muhamad ? Keledai aja MALU !!!!) (selingan dari ali5196)
Image
'Shy donkey' ... bersembunyi, malu dinaiki Muhamad.

sori ... ayo, serius ah ! :wink:

Sang periwayah kemudian mengatakan: “Nabi dan Jibril berangkat sampai mereka tiba di kuil Yerusalem. Disana ia berjumpa dengan nabi-nabi seperti Ibraham, Musa dan Yesus. Sang nabi berlaku sebagai imam utama mereka dalam memimpin doa. Lalu ia dibawakan dua ember, yang satu berisi anggur dan yang lainnya berisi susu. Sang nabi mengambil susu itu dan meminumnya, menolak anggur tersebut. Jibril mengatakan, ‘Kau telah diantarn dengan benar kepada hukum alami, agama asli yang benar dan begitu pula pengikutmu, Muhamad. Anggur diharamkan bagimu.’ Lalu sang nabi kembali ke Mekah dan dipagi hari ia mengatakan kepada Quraish apa yang terjadi. Kebanyakan dari mereka mengatakan, ‘Demi Allâh, ini jelas sebuah absurditas ! Sebuah karavan saja memerlukan waktu satu bulan untuk mencapai Syria dan satu bulan untuk kembali. Bagaimana Muhamad bisa melakukan perjalanan pulang-pergi dalam satu malam ?’”

Ibn Sa’d mengatakan; “Setelah mendengar cerita ini banyak orang yang berdoa dan bergabung dengan Islam menjadi pembelot dan meninggalkan Islam.” Dan kemudian ayat Qur’an berikutlah kabarnya diturunkan sebagai tanggapan: “Kami membuat visi yang Kami tunjukkan hanya untuk menguji manusia.”

Para periwayat Muslim sampai jungkir balik membumbui cerita ini agar nampak kredibel. Mereka menambahkan bahwa setelah orang menuntut bukti darinya, Muhamad menjawab bahwa ia dan kuda buraqnya telah melewati karavan si ini dan si itu di sebuah lembah dan bahwa sang buraq mengagetkan mereka sampai salah satu onta mereka meloncat kaget dan melarikan diri. Lalu Muhamad dikutip sebagai mengatakan;

“Dan saya menunjuk kepada mereka dimana (karavan) itu berada, saat saya dalam perjalanan ke Syria. Saya meneruskan perjalanan sampai di Dajanan, sebuah gunung didekat Tihama, sekitar 25 mil dari Mekah. Saya melewati karavan Banu ini dan itu. Saya menemukan mereka tertidur. Mereka memiliki ember air yg ditutupi dengan alas penutup. Saya melepaskan penutup itu dan meminum airnya, dan meletakkan kembali alas penutup tersebut.

Yang ingin dibuktikannya adalah bahwa karavan mereka itu pada saat ini sedang turun dari al-Baida’ di Celah al-Tan’im, yg dipimpin oleh onta berwarna ke-abu2an yg dibebani dengan dua kantong, salah satunya berwarna hitam dan satunya lagi berwarna warni.’ Baida adalah sebuah lembah didekat Mekah, disisi Medinah. Tan’im berada di tanah tinggi didekat Mekah. Orang-orang itu bergegas mencapai Celah itu dan onta pertama yang mereka temukan adalah sesuai dengan yang digambarkan (nabi). Mereka menanyakan lelaki-lelaki itu tentang ember air itu dan mereka mengatakan bahwa ember itu tadinya penuh air, dan mereka menutupinya dengan sebuah alas namun ketika mereka bangun, ember itu, walau tertutup ternyata kosong isinya. Mereka bertanya orang lain yang juga berada di Mekah dan mereka mengatakan bahwa memang benar mereka dikagetkan dan seekor onta berlari kaget. Mereka mendengar seseorang memanggil mereka, yg menunjuk pada arah larinya sang onta sehingga mereka bisa menangkapnya kembali.”

Tradisi-tradisi ini ditulis lebih dari seratus tahun setelah kematian Muhamad. Tidak ada cara membuktikan otentisitas klaim-klaim tersebut setelah lewatnya jangka waktu yang cukup panjang. Namun apa yang umumnya dilewatkan Muslim adalah bahwa pada saat Muhamad mengaku telah mengunjungi sebuah kuil di Yerusalem, kuil itu sebenarnya belum dibangun.

Enam abad sebelum penerbangan misterius al-Buraq itu, rakyat Romawi telah menghancurkannya. Pada tahun 70M tidak satupun batu yang berdiri. Menurut Injil, Kuil Solomon dibangun sekitar abad 10 SM. The Dome of the Rock dibangun diatas fondasi Kuil Yupiter Romawi pada tahun 691M. Mesjid Al-Aqsa dibangun diatas sebuah basilica Romawi di sebelah selatan the Temple Mount oleh bangsa Umayyad di tahun 710M. Ironis bahwa Muhamad bisa menggambarkan karavan suku ini dan itu dengan begitu mendetil, namun lupa bahwa kuil tempat ia solat itu, sebenarnya belum eksis.

Sebuah hadis lain mengatakan bahwa untuk menguji kebenaran pernyataan Muhamad, Abu Bakar memintanya agar Muhamad menggambarkan Yerusalem dan ketika ia melakukannya, Abu Bakar mengatakan ‘Itu benar. Saya bersaksi bahwa kau adalah rasul Allâh’. Tidak jelas apakah Abu Bakar memang pernah mengunjungi Yerusalem. Ini bukan kota penting bagi bangsa Arab untuk dikunjungi. Namun demikian, sangat mengherankan bahwa Abu Bakar-pun tidak sedikitpun menggambarkan kuil itu. Ini tidak lain hanyalah cerita-cerita yg disusun Muslim untuk memberikan kredibiltas kepada cerita yang paling aneh yg pernah dinarasikan nabi mereka.

Ada versi lain mengenai cerita ini yang kemungkinan lebih bisa dipercaya karena ini juga diratifikasi dalam Qur’an. Dalam versi ini Muhamad mengatakan: (terjemahan bebas, Suratnya lagi dicari ....) :wink:

"Setelah menuntaskan urusan saya di Yerusalem, sebuah anak tangga yang paling indah yang pernah saya lihat dibawa kepada saya. Itu tangga yg dipandangi orang menjelang dijemput maut. Rekan saya menaikinya, sampai kami tiba di salah satu gerbang surga yg disebut dgn Gerbang Para Penjaga. Malaikat bernama Isma’il bertanggung jawab atasnya dan ia membawahi 12.000 malaikat, yg masing2 membhawai 12.000 malaikat.’

Ketika Jibril membawa saya masuk, Isma’il bertanya siapa saya dan ketika ia mengatakan bahwa saya Muhamad, ia bertanya apakah saya diberikan sebuah misi, atau dipanggil, dan setelah diyakinkan, ia mengucapkan selamat jalan.

Semua malaikat yg menemui saya ketika saya memasuki suga paling bawah tersenyum dan mengucapkan selamat jalan, kecuali salah satu dari mereka yg tidak senyum atau menunjukkan ekspresi gembira spt yg lainnya.

Dan ketika saya Tanya alasannya kpd Jibril, ia mengatakan bahwa kalau ia memang pernah tersenyum kpd orang lain sebelumnya atau tetrseunyim kpd seseorang sesudahnya, ia akan tersenyum pada saya. Ia tidak tersenyum karena ia Malik, Penjaga Pintu Neraka.

… Surah 81:21 ‘Apakah kau tidak akan perintahkan dia utk menunjuk Neraka pada saya ?’ Dan ia mengatakan, ‘Tentu ! Hai Malik, tunjukkan Neraka pada Muhamad.’ Thereupon he removed its covering, and the flames blazed high into the air, until I thought that they would consume everything. So I asked Gabriel to order him to send them back to their place, which he did.

Saya hanya bisa menbandingkan dampak penarikan diri mereka spt jatuhnya bayang2 sampai, ketika api mundur ketempat asal mereka, Malik menutupi mereka.

Ketika saya memasuki surga paling bawah, saya melihat seseorang duduk disana, dgn jiwa2 orang yg melewatinya. Kpd seseorang ia berbicara dgn baik dan … mengatakan ‘Jiwa bagus dari raga yg bagus.’ Tentang orang lain ia akan mengatakan ‘Wah’ dan cemberut, mengatakan: ‘Jiwa setan dari raga setan.’

Dlm menjawab pertanyaan saya, Jibril mengatakan bahwa ini ayah kami, Adam, sedang memeriksa jiwa2 keturunannya. Jiwa orang beriman meningkatkan kegembiraannya, sementara jiwa seorang kafir meningkatkan kejijikannya. ‘Lalu saya melihat orang2 dgn bibir spt onta. Dlm tangan2 mereka terdapat kepingan2 api, spt batu, yg mereka gunakan utk dimasukkan dalam mulut mereka dan kemudian keluar dari bokong mereka. Saya diberitabu bahwa ini mereka yg berdosa karena memakan harta anak yatim piatu. Lalu saya melihat orang2 seperti keluarga Firaun, dgn perut2 yg belum pernah saya lihat, dan melewati mereka adalah onta2 yg gila karena kehausan ketika mereka dibuang ke neraka, menginjak mereka karena mereka tidak dapat mengelak. Mereka adalah para lintah darat.

Lalu saya melihat wanita2 digantung dari buah dada mereka. Mereka melahirkan anak2 haram jadah bukan dari suami2 mereka.

Lalu saya dibawa ke surga kedua, dan disitu ada dua saudara sepupu dari garis ibu, Isa, putera Mariam dan Yohanes, putera Zakariah. Lalu saya ke surga ketiga dan disitu ada seseoarng yg wajahnya spt bulan purnama. Itu saudara saya, Yusuf, putera Yakub. Lalu ke surga keempat, disana ada seorang bernama Idris. ‘Dan kami …. And we have exalted him to a lofty place.’ Surah 19:58 ????? Lalu ke surga kelima dan disana ada lelaki dgn rambut putih dan jenggot panjang, belum pernah saya melihat lelaki yg lebih rupawan darinya.

Ia adalah yg paling dikasihi rakyatnya, Aaron, putera ‘Imran. Lalu ke surga keenam, dan disana ada lelaki berwarna kulit gelap dgn hidung berbentuk kait (‘a hooked nose’), spt kaum Shanu’a. Ini saudara saya,
Musa, putera ‘Imran. Lalu ke surga ketujuh, dan disana ada seseorang duduk di singgasana pada gerbang rumah mewah immortal, Surga. Setiap hari, 70.000 malaikat masuk dan tidak kembali sebelum hari kiamat. Belum pernah saya melihat orang lebih mirip dgn saya. Ini ayah saya, Ibraham. Lalu ia membawa saya ke surga, dan disitu saya melihat gadis dgn bibir merah gelap dan bertanya siapa memilikinya, karena ia sangat membuat saya suka padanya, dan ia mengatakan ‘Zayd b. Haritha.’ Rasul memberitahu Zayd berita baik ini tentangnya (gadis itu)."


Satu tradisi mengatakan, Ketika Jibril mengantar Muhamad ke setiap tingkatan surga dan meminta ijin masuk, ia harus memberitahu para penjaga siapa yang ia bawa dan apakah tamunya itu menerima sebuah misi atau telah dipanggil, dan para penjaga gerbang akan menjawab ‘Allâh memberikannya kehidupan, kakak dan sahabat !’ dan membiarkan mereka lewat sampai mereka mencapai langit ketujuh dan disana Muhamad bertemu dengan Allâh. Disana ditetapkan kewajiban lima puluh kali solat per hari bagi pengikutnya. Saat ia kembali, ia bertemu Musa dan inilah yang terjadi:

"Pada saat saya kembali, saya berjumpa dengan Musa dan sungguh ia temanmu yang paling baik ! Ia bertanya berapa solat yang diwajibkan pada saya dan ketika saya mengatakan lima puluh, ia mengatakan, ‘Doa adalah sesuatu yang memberatkan dan pengikutmu adalah orang-orang lemah, jadi kembalilah kepada Tuhanmu dan minta padaNya untuk mengurangi jumlah solatnya bagi dirimu dan komunitasmu.’ Saya melakukannya dan Ia mewajibkan sepuluh solat. Sekali lagi saya berpapasan dengan Musa dan ia sekali lagi mengatakan hal yang sama, dan begitulah seterusnya sampai hanya ditetapkan lima solat bagi seluruh hari dan malam. Musa kembali memberikan saya nasehat yang sama. Saya menjawab bahwa saya sudah kembali kepada Tuhan saya dan bertanya padaNya untuk mengurangi jumlahnya sampai saya malu dan saya tidak akan melakukannya lagi. Barang siapa yang melakukan doa dalam iman, imannya akan dihadiahi dengan limapuluh solat."


Ada Muslim yg mengatakan bahwa peristiwa ini tidak terjadi dalam dunia fisik melainkan sebuah pengalaman spiritual. Namun, itupun tidak benar mengingat pernyataan Muhamad yg mendetil tentang karavan Banu ini-itu yang ditemuinya dalam perjalanannya dan semua detil tentang seekor onta yg meloncat kaget atau meminum air dari sebuah ember milik karavan itu.

Bukti paling besar bahwa pengalaman ini sebenarnya sebuah pengalaman fisik adalah karena ini tercatat dalam Qur’an sendiri, yg mengatakan bahwa asensi ini dimaksudkan untuk menguji iman pengikut. Muslim memang mempercayai absurditas mana saja selama absurditas itu diberi cap “spiritual”, tetapi kalau sesuatu dikatakan terjadi dalam dunia nyata, Muslim bertendensi utk lebih skeptis.