Berikut ini adalah penjelasan mengenai cult (aliran pemujaan sesat) dari seorang narsisis. Pertama mari kita lihat apa yang Vaknin katakan tentang ini dan kemudian saya akan mengutip episode2 dari kehidupan Muhammad dan membiarkan para pembaca utk memutuskan apa semua itu bersesuaian atau tidak.

Cult (aliran pemujaan) Narsisis adalah berupa “da’iyah” (karakteristik dari sebuah ajaran yang diberitakan kepada orang lain) dan “imperialistis” (kebijakan utk mengembangkan kekuatan dan pengaruh satu negara melalui kolonisasi dan kekuatan militer. Dia selalu mencari2 tenaga baru – teman2 istrinya, teman2 anaknya, tetangganya, teman sepekerjaan, dll. Dia langsung berusaha ‘merubah’ mereka kedalam ‘iman’nya – utk meyakinkan mereka betapa indah dan mengagumkannya dia. Dengan kata lain, dia mencoba mengubah mereka menjadi sumber penyuplai Narsisistiknya.

Sering, kelakuannya dalam “misi perekrutan” berbeda dengan kelakuannya didalam alirannya sendiri. Dalam fase pertama pembujukan pengagum baru dan menarik masuk orang2 yang berpotensi – sang narsisis selalu penuh perhatian, sayang, empati, fleksibel, tidak menonjolkan diri dan sangat penolong. Tapi dirumah, diantara para ‘veteran’, dia menjadi tirani, penuntut, cuek, berpendirian keras, agresif dan mengeksploitir.

Sebagai pemimpin jemaahnya, sang narsisis merasa berhak atas fasilitas2 spesial dan manfaat2 dengan tidak mengikuti aturan orang. Dia mengharapkan utk selalu dinanti-nanti, bisa memakai uang siapa saja dan memakai harta siapa saja dengan bebasnya dan bebas dari aturan2 yang dia sendiri tetapkan (jika pelanggaran itu mendatangkan kenikmatan atau keuntungan).

Dalam kasus2 yang ekstrim, sang narsisis merasa ada diatas hukum, hukum apapun. Keagungan dan pendirian yang takabur ini berujung pada tindakan kriminal, hubungan incest atau poligami, dan selalu bergesekan dengan pihak berwenang.

Karena itu sang narsisis mudah panik dan kadang bereaksi keras utk ‘lari’ dari cultnya. Ada banyak hal yang ingin disembunyikan oleh sang Narsisis. Terlebih lagi, si narsisis harus menstabilkan perasaan harga dirinya yang berubah-ubah dengan mengambil suplai narsisistik dari korban2nya. Jadi pengabaian menjadi ancaman yang berbahaya bagi kepribadian narsisisnya yang tidak seimbang.

Ditambah lagi dengan rasa paranoid si narsisis dan kecenderungan schizoidnya (gila), kurangnya kesadaran-diri yang introspektif dan sense-of-humor yang tidak ada, serta risiko mendendam kepada anggota cultnya sudah jelas.

Sang narsisis melihat musuh dan persekongkolan dimana-mana. Dia sering membentuk dirinya sendiri menjadi ‘pahlawan yang jadi korban (martir)’ dari kekuatan yang gelap dan mengagumkan. Dalam setiap penyimpangan prinsipnya dia melihat kedengkian dan usaha2 subversif yang tak menyenangkan baginya. Oleh karena itu dia cenderung mengurangi kekuasaan para pengikutnya dengan segala cara. Orang2 narsisis itu berbahaya.
[38]
[38] The Cult of Narcissist http://samvak.tripod.com/journal79.html

Sekarang mari kita lihat apa ada kesamaan antara penjelasan ini dgn apa yang kita tahu tentang Muhammad dan cultnya.

Islam juga berupa ‘daiyah’ dan imperialistis. Tujuan utama dari Muhammad adalah utk menaklukan dan mendominasi. Dia coba memaksa tiap orang utk masuk kedalam cultnya, dimulai dari keluarga dan kerabatnya. Dia minta Abu Talib, paman dan pelindungnya utk masuk islam menjelang ajalnya. Ketika sang orang tua menolak, Muhammad keluar sambil bergumam, “Aku ingin berdoa baginya tapi Allah melarangku utk melakukannya.” Betapapun, dia berhasil mengubah anak2nya Abu Talib, termasuk Ali, istrinya dan beberapa teman2nya.

Pertamanya, ketika Muhammad masih lemah dan hanya punya pengikut sedikit, dia sopan, penuh perhatian, pengasih, empatik, fleksibel, penolong dan bahkan tidak menonjolkan diri. Terdapat perbedaan sangat kontras antara ayat2 Quran yang ditulis pada periode ini dan yang ditulis di Medina ketika dia menjadi berkuasa dan kuat dan tidak perlu lagi memakai kedok utk membujuk orang menjadi pengikut2nya. Setelah dia menjadi berkuasa, dia menjadi penuntut, tirani, keras kepala, agresif dan mengeksploitir. Lalu dia rampok dusun2 dan kota2 dan setelah membunuh para lelaki yang mampu bertempur dan menjarah mereka, dia tuntut orang2 yang masih hidup utk tunduk padanya atau mati.

Berikut ini adalah contoh2 jenis ayat yang Muhammad tulis di Mekah.
1. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. (Q.73:10)
2. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku. (Q. 109:6)
3. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu,. (Q.20:130)
4. ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia. (Q.2:83)
5. Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. (Q.50:45)
6. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. (Q.7:199)
7. maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (Q.15:85)
8. Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.45:14)
9. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.2:62)
10. Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik. (Q.29:45)

Sekarang mari kita bandingkan tulisan itu dengan tulisan yang dibuat di Medina ketika Muhammad sudah menjadi berkuasa.
1. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu. (Q.9:123)
2. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Q.8:12)
3. Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.3:85)
4. bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka. (Q.9:5)
5. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu. (Q.2:191)
6. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. (Q.9:193)
7. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (Q.9:14)
8. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.. (Q.9:66)
9. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. (Q.9:28 )
10. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (Q.9:29)

Ini saja sudah cukup utk bukti bahwa Muhammad berubah secara drastis setelah dia berkuasa. Pengkhotbah yang baik, perhatian, penuh sayang dan empatik berubah menjadi seorang Lalim yang penuntut, tirani, kejam dan keras kepala.

Tepat setelah Perang Badar lah kekejaman dan sifat ingin balas dendam Muhammad kepada lawannya mulai pertama kali muncul dg sendirinya. Muir menceritakan:

Para tawanan dibawa kehadapannya. Ketika dia memeriksa satu persatu, matanya jatuh dengan nyalang pada Nadir, anak dari Harith (saudara sepupu Muhammad sendiri yang menulis puisi dan sangat kritis terhadapnya). “Ada maut dalam tatapannya,” bisik Nadir, gemetar, pada orang disampingnya. “Tidak begitu,” jawab yg lain, “itu hanya imajinasimu saja.”

Tawanan sial itu punya pikiran sebaliknya, dan memohon pada Musab (teman dia dulu yang sekarang telah masuk islam) utk menjadi perantara baginya. Musab mengingatkan dia bahwa dia telah menyangkal iman dan menganiaya orang muslim. “Ah!” kata Nadir, “kalau saja orang Quraish menangkapmu, mereka tidak akan pernah menghukum mati mu!” “Meski begitu,” Musab menjawab, “Aku tidak seperti itu; Islam telah memutuskan semua ikatan kekeluargaan.” Musad, yang menangkapnya, dan tahu bahwa tawanan ini bisa memberinya uang tebusan yang banyak, merasa rejeki akan lepas dari tangannya, berteriak, “tawanan ini milikku”! Pada saat itu, perintah utk “Potong Kepalanya!” diucapkan oleh Muhammad, yang mengawasi semua ini. “Dan Oh Tuhan!” tambahnya, “Apa kau dengan harta jarahanMu memberi mangsa yang lebih baik dari ini pada Musab?” Nadir tanpa ampun dipancung oleh Ali.

Dua hari kemudian, sekitar setengah jalan ke Medina, Oqba, tawanan lain, dikeluarkan utk dipancung. Dia meminta utk bicara dan menuntut kenapa dia diperlakukan lebih parah daripada tawanan lain. “Karena permusuhanmu pada Allah dan RasulNya,” jawab Muhammad. “Dan anak perempuanku yg masih kecil!” tangis Oqba, “siapa yang akan mengurusnya?” – “Api Neraka!” teriak sang penakluk tanpa hati itu; dan seketika itu juga sikorban dijatuhkan ketanah. “celakalah kau!” lanjut Muhammad, “dan penganiaya! Tidak percaya Allah dan rasulnya dan Kitabnya! Kupanjatkan sukur pada Allah yang telah menyiksamu dan membuat mataku nyaman dengan itu.”
[39]
[39] Sir William Muir: The Life of Mohamet, Vol. 3 Ch. XII Page 115-116

Terdapat kisah cinta yang mengharukan dalam cerita diatas itu yang bahkan lebih menunjukkan kekejaman dari Muhammad. Setelah beberapa tawanan yang tertangkap dalam Perang Badar dipancung karena mereka telah menghina Muhammad beberapa tahun sebelumnya, ketika dia masih di Mekah, sisanya ditawan utk dimintai tebusan pada keluarganya. Diantara mereka terdapat Abul Aas, suami dari anak perempuan Muhammad, Zeinab. Keluarga para tawanan mendapatkan apa yang dituntut sang bandit agar orang yang mereka cintai selamat dari kematian. Zeinab mengirim kalung emas yang dia dapatkan dari ibunya Khadijah saat menikah utk menebus suaminya. Muhammad, yang mengenali kalung tsb karena pernah dipakai istrinya Khadijah, tergerak hatinya dan setuju utk melepaskan Abul Aas tanpa tebusan yang diminta asalkan Zeinab meninggalkan dia (suaminya) dan bergabung dengannya (Muhammad) di Medina. Orang ini tidak mampu melakukan sesuatu kebaikan tanpa menuntut sesuatu sebagai balasannya. Bahkan kebaikannya didesain utk membuat mereka yang menerima kebaikan itu terkesan dan kemudian jadi pindah kepihak dia. Abul Aas tidak tahan berpisah dari istrinya dan agar bisa bersamanya dia harus masuk islam dan bergabung bersamanya di Medina, itupun Cuma sebentar karena tidak lama kemudian istrinya meninggal.

Para muslim menampilkan Islam sebagai sebuah agama damai dan toleran terhadap orang luar dan akan memasang muka tersenyum pada orang yang berpotensi utk direkrut. Mereka jadi sangat penolong, rendah hati dan sangat menarik pada orang yang ingin mereka tarik dan dihadapan media. Diantara mereka sendiri, mereka bertingkah laku sangat berbeda. Mereka jadi tiran dan penuntut. Sekali kamu masuk islam dan masa bulan madunya selesai, para muslim akan melepas muka senyum mereka dan menjadi sangat agresif dan kejam. Mereka mengharapkan pertanyaan2 yang diajukan ‘anggota baru’ itu disudahi, dan setelah masuknya mereka ke islam, semua kemungkinan keluar dari Islam akan ditiadakan. Ini konsisten dengan aturan yang diajarkan oleh Muhammad sendiri melalui perbuatan2nya, aturan yang telah dituliskan dalam hukum2 islam.

Muhammmad merasa berhak mendapat keuntungan dan perlakuan spesial yang tidak diberlakukan pada yang lain, termasuk para pengikutnya. Dia melakukan hal2 yang tidak saja bertentangan dengan prinsip2 etika universal, bahkan pada masyarakat dijamannya sendiri, tapi dia juga dia tindakannya bertentangan dengan aturan2 yang sudah ditetapkan. Dia pada dasarnya melakukan apa saja hal2 yang dia inginkan dan sukai dan ketika hal itu membuat para pengikutnya terkejut, dia keluarkan ayat dari Allah khayalannya utk membenarkan segala tindakannya itu dan membuat terdiam mereka yang mengkritik. Dengan ayat dari Allah ada dalam kantungnya, siapapun yang berani berbisik menentangnya sama saja dengan menentang Allah dan, tentu saja, nasib mereka yang mempertanyakan Allah dan Rasulnya adalah mati. Semua kata-katanya adalah faslul-khitab (akhir dari diskusi). Contohnya banyak, ini salah satunya:

Quran membatasi empat istri bagi muslim. Tapi, Muhammad pikir dia tidak terikat oleh aturan itu dan dengan demikian dia buat Allahnya menurunkan ayat2 33:49-50 yang mengatakan padanya dia adalah sebuah pengecualian dan boleh punya sebanyak mungkin wanita, sebagai istri, selir atau budak, sebanyak dia mau. Lalu dia tambahkan “ini hanya khusus bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. ……supaya tidak menjadi kesulitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Kesulitan apa? Kesulitan mengontrol birahinya, menjadi manusia normal yang santun, setia pada satu istri! Apa kita harus percaya pada orang yang sulit mengontrol insting kebinatangannya padahal katanya dia adalah “makhluk ciptaan yang terbaik?” Bukankah tindakan berbicara jauh lebih kencang daripada perkataan? Disatu pihak, dia hidup seperti binatang buas, dan dilain pihak dia berbicara tentang dirinya sendiri dengan begitu mulia, menaruh perkataan2 pujian dimulut Allahnya utk dia. Ingat ketika masih di Mekah, hidup dari harta istrinya, Muhammad tidak berani membawa wanita lain kerumah. Semua kelakuan birahinya dimulai ketika dia berkuasa. Apa kita harus percaya bahwa ketika dia masih muda dan kuat dia tidak punya kesulitan ini dan hanya tidur dengan wanita yang lebih tua tapi kesulitannya muncul di 10 tahun terakhir kehidupannya ketika dia sudah tua dan ditimpa segala macam penyakit? Atau kita harus artikan ini sebagai pertanda lain dari orang yang beranjak tua dan bertingkah liar dengan kebebasan yang dia temukan, seperti anak kecil yang dibiarkan bebas ditoko permen, tidak mampu membatasi dirinya sendiri?

Satu hari Muhammad mengunjungi istrinya Hafsa, anak dari Omar dan ketika melihat pembantu istrinya, Mariyah, dia birahi terhadapnya. Mariyah adalah perempuan muda Coptic yang sangat cantik yang dikirim sebagai hadiah dari Pejabat di Mesir kepada Muhammad. Dia suruh Hafsa pergi dengan alasan dipanggil ayahnya. Segera setelah istrinya pergi, dia gagahi Mariyah diranjangnya Hafsa. Tahu ayahnya ternyata tidak memanggil, Hafsa kembali dan menemukan apa yang terjadi serta sadar kenapa Muhammad menipunya. Dia marah dan mulai berteriak2 (Ah, wanita akan selalu wanita!) Utk menenangkannya, Muhammad bersumpah utk melarang Mariyah dipakai olehnya. (Dari sinilah nama Surat Tahrim (Larangan) dalam Quran didapatkan). Tapi, dia masih birahi terhadap budak cantik itu. Bagaimana caranya membatalkan sumpah? Well, gampang saja kalau anda punya Allah dikantung. Pencipta Jagat Raya ini lalu menurunkan Surat Tahrim dan bilang tidak apa-apa melanggar sumpah dan melakukan seks dengan budak cantik itu karena dia adalah “harta milik tangan kanannya.” Malah Allah Maha Kuasa, yang sekarang jadi muncikari bagi nabi favoritnya ini, bahkan marah pada Muhammad dan menegur dia karena menghalangi kenikmatan jasmani bagi dirinya dan karena telah bersumpah utk berlaku santun hanya demi menyenangkan istrinya.

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q 66.1-2)

Ibn Sa’d menulis: “Abu Bakar menceritakan bahwa sang Rasul (PBUH) telah melakukan hubungan seks dengan Mariyah dirumahnya Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa duduk di pintu depan (dibelakang pintu yang terkunci). Dia berkata pada rasul, O Rasul Allah, kau lakukan ini dirumahku dan ketika giliranku? Rasul berkata, kontrol dirimu dan biarkan aku pergi karena aku telah mengharamkannya utkku. Hafsa berkata, aku tidak terima, kecuali kau bersumpah untuk itu bagiku. Rasul berkata, Demi Allah aku tidak akan menyentuhnya (Mariyah) lagi.” [40]
[40] Ibn Sa’d, Tabaqat Vol 8: p 195

Seperti biasa, para muslim membenarkan Muhammad akan pelanggaran sumpahnya ini. Tidak jadi masalah apapun yang dilakukan Muhammad, para muslim akan selalu membenarkan tindakan2nya. Mereka telah menyerahkan kecerdasan mereka padanya dan berhenti berpikir secara rasional. Ibn Sa’d melanjutkan: “Qasim ibn Muhammad bilang bahwa sumpah yang melarang Mariyah untuknya sendiri itu cacat – jadi tidak menjadi suatu pelanggaran (hormat).[41]
[41] Ibid.

Pertanyaannya adalah jika sumpahnya cacat, kenapa dia bersumpah, dan jika sah, kenapa dia langgar? Terdapat banyak sekali contoh2 dari pelanggaran janji dan sumpah Muhammad. Disini, dia telah bersumpah dalam nama Allahnya dan itupun tidak jadi halangan baginya. Allahnya hanya isapan jempol khayalannya dan dia tidak bodoh dengan membiarkan imajinasinya menghentikan dia utk mendapat seks dari wanita secantik Mariyah. Keseluruhan ide penciptaan Tuhan ini adalah untuk menyetujui apapun yang dia inginkan tanpa halangan. Seorang Tuhan yang menempatkan batasan2 padanya akan menghalangi keseluruhan tujuan dari kepura-puraannya menjadi nabi.

Qur’an milik saya berisi tafsir berikut, berdampingan dengan Surat Tahrim:
Juga dilaporkan bahwa nabi telah membagi hari2nya diantara istri2nya. Dan ketika tiba giliran Hafsa, disuruhnya Hafsa pergi kerumah ayahnya Omar Khattab, dengan alasan ayahnya memanggilnya. Ketika Hafsa pergi, nabi memanggil budak wanita Mariyah, orang Coptik yang (belakangan) melahirkan anaknya Ibrahim dan Mariyah adalah hadiah dari Najashi, lalu melakukan hubungan seks dengannya. Ketika Hafsa kembali, dia dapatkan pintu terkunci dari dalam. Dia duduk didepan pintu tsb sampai sang nabi selesai dengan ‘bisnis’nya dan kelura rumah dengan keringat bercucuran diwajahnya. Ketika Hafsa melihat dia dalam kondisi demikian dia menegurnya dan berkata kau tidak menghargai kehormatanku, kau kirim aku keluar rumah dengan alasan agar kau bisa meniduri budak wanita itu. Dan pada hari giliranku ini kau berhubungan seks dengan orang lain. Lalu nabi berkata, diamlah meski dia itu budakku dan oleh karenanya halal bagiku, utk menyenangkanmu, Aku, saat ini, membuatnya jadi haram bagiku. Tapi Hafsa tidak menerima ini dan meminta nabi bersumpah demi Allah, nabi melakukannya. Ketika nabi keluar rumah dia ketuk dinding yang memisahkan kamarnya dengan Aisha dan menceritakan semuanya. [42]
[42] Diterbitkan oleh Entesharat-e Elmiyyeh Eslami Tehran 1377 lunar H. Tafseer dan terjemahan kedalam bahasa Farsi oleh Mohammad Kazem Mo’refi

Bagi orang muslim sumpah tidak ada artinya. Mereka menjanjikan sesuatu dan melanggarnya jika mereka mau. Bukhari melaporkan sebuah hadits dimana Muhammad berkata: “Demi Allah, dan jika Allah menghendaki, jika aku mengambil sumpah dan belakangan kudapatkan sesuatu yang lebih baik dari itu, maka aku lakukan yang lebih baik itu dan kuabaikan sumpahku.” [43] Dan dia sarankan para pengikutnya utk melakukan hal sama: “Jika kau pernah mengambil sumpah utk melakukan sesuatu dan belakangan kau dapatkan sesuatu yang lebih baik, maka kau harus mengabaikan sumpahmu dan melakukan hal baik itu.” [44]
[43] Sahih Bukhari Vol.7 Book 67, No.424
[44] Sahih Bukhari Vol.9 Book 89, No.260

Orang narsisis percaya mereka berhak utk apapun yang mereka inginkan dan janji2, sumpah2 dan kewajiban2 tidaklah mengikat mereka.

Satu hari Muhammad menemui anak angkat/adopsinya Zaid dan disana dia hanya bisa menemui istrinya Zainab, Muhammad melihat tubuh Zainab lewat baju rumahnya yang tersingkap. Dia terangsang oleh keindahan dan kecantikan Zainab dan tidak mampu menahan birahinya. Ketika Zaid menyadari hal ini, dia merasa berkewajiban utk menceraikan istrinya agar Muhammad bisa memilikinya. Hal yang menarik adalah bahwa beberapa tahun sebelumnya, ketika Muhammad mengaku naik kesurga, dia bilang disana dia bertemu seorang wanita. Dia bertanya2 tentang wanita itu, kata mereka itu adalah Zainab, yang lalu jadi istrinya Zaid. Lalu dia ceritakan kisah, yang menyalahi waktu, ini pada Zaid yang lalu menikahinya karena dia pikir pernikahannya itu sudah diatur disurga dan harus dia lakukan. Tapi sekarang, ketika Muhammad melihat tubuh setengah telanjang Zainab, dia lupa semua kisah2 surganya, tentang perkawinan Zaid dan Zainab disurga. Tentu saja, tak seorangpun tahu selain dia bahwa seluruh kisah Mi’raj (kenaikan ke surga) itu hanya karangannya belaka.

Pernikahannya pada Zainab, menantunya sendiri, mengagetkan orang bahkan para pengikutnya juga. Utk mendiamkan mereka, lagi2 sang Allah keluar dari kantungnya dengan ayat yang mengatakan Muhammad bukanlah ayah siapapun tapi utusan Allah dan Nabi Penutup (Q.33:40) Dia klaim bahwa pernikahannya dengan Zainab telah diatur tuhan utk menunjukkan pada orang2 bahwa adopsi anak itu hal yang buruk dan harus ditiadakan. Seperti yang anda lihat, hanya karena dia tidak bisa mengontrol birahinya, dia membuat Allah palsunya bilang keorang2 adopsi itu salah, menghilangkan harapan tak terhitung anak2 yatim utk mendapatkan kesempatan kedua bagi hidupnya. Tidakkah ini saja mendiskualifikasinya sebagai utusan Tuhan? Bagaimana bisa Tuhan Maha Kuasa terhina oleh adopsi, yang mungkin menjadi salah satu tindakan paling manusiawi dan mulia?

Ada kisah menarik yang berhubungan dengan topik ini. Setelah Muhammad meniadakan adat kebiasaan adopsi, Abu Hudayfa dan istrinya Sahla, yang telah mengadopsi seorang anak bernama Salim, mendatangi Muhammad utk meminta nasihat. “Rasul Allah, Salim (budak yg dibebaskan oleh Abu Hudhaifa) tinggal bersama dirumah kita,” kata Sahla. “Dia telah mencapai puber sebagai seorang laki-laki dan telah tahu perihal seks seperti layaknya lelaki dewasa.” Sebagai jawabannya, Muhammad mengarang solusi yang ‘mengherankan’. “Susui dia,” katanya. “Bagaimana bisa kususui dia sedang dia sudah dewasa?” Tanya Salah terkejut. Muhammad tersenyum dan berkata: “Aku tahu dia sudah jadi lelaki muda.” Malah Salim sudah cukup umur utk ikut dalam peperangan di Badar. Dalam hadits lain, ada yang menceritakan bahwa setelah pernyataan Salah itu, Muhammad tertawa terbahak-bahak. [45]
[45] Sahih Muslim 8.3424, 3425, 3426, 3427, 3428

Menurut Muhammad, dengan menyusui telah ditetapkan hubungan satu tingkat antara anak-ibu, meskipun bila seorang wanita menyusui seorang anak yang bukan anak biologisnya. Dr. Izzat Atiya dari Universitas Al-Azhar Mesir, salah satu institusi Sunni Islam yang paling terkenal, yg terilhami oleh hadits ini, menawarkan cara lain utk mengatasi pemisahan ruangan utk yang berbeda jenis kelamin ditempat kerja. Dia mengeluarkan sebuah fatwa (aturan religius yg harus diikuti) yang mengijinkan para wanita utk menyusui teman kerjanya yang lelaki “langsung dari payudaranya” sedikitnya lima kali utk menjadikan adanya ikatan keluarga dan dengan demikian mereka diijinkan utk berdua dalam satu ruangan ditempat kerja. “Menyusui seorang dewasa bisa mengakhiri masalah pertemuan/rapat dalam tempat kerja dan tidak melarang pernikahan.” Aturnya. “Seorang wanita ditempat kerja bisa melepas kerudungnya atau memperlihatkan rambutnya didepan seseorang yang telah dia susui.”

Meski sebagian muslim tidak punya masalah dengan fatwa ini, karena mereka diberitahu bahwa ini berdasarkan Hadis yang Sahih, tetap saja fatwa ini menimbulkan kemarahan diseluruh tanah Mesir dan dunia Arab, dan Dr. Atiya dipaksa utk menarik fatwanya kembali. [46]
[46] http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/6681511.stm

Ada sebercik harapan dalam hal ini. Episode ini menunjukkan bahwa ada batas dimana Muslim rela utk dibodohi dan lebih dari itu mereka tidak mau menerima. Disanalah bergantung keyakinan saya, bahwa sekali saja kebenaran islam ditelanjangi, sejumlah besar orang muslim akan melihat sinar dan meninggalkan keyakinan mereka.

Muhammad mengenalkan kembali tradisi kaum pagan, yaitu puasa dibulan Ramadhan. Tapi, dia dapat kesulitan utk tidak mendapat makanan dan air, dari subuh sampai magrib, jadi dia makan kapan saja dia mau. Ibn Sa’d menulis: “Rasul Allah suka berkata ‘Kami para nabi perlu melakukan sarapan pagi kami lebih lambat dari orang lain dan secepatnya mengakhiri puasa disore hari.’” [47]
[47] Tabaqat, Volume 1, hal. 369

Ini baru sedikit saja contoh2 betapa Muhammad melakukan semau dia dan membuat Allahnya setuju apa yang dia lakukan. Aisha yang cerdas dan masih muda melihat hal ini dan secara sarkastik, atau lugu berkata “kurasa Allahmu cepat sekali dalam hal memenuhi keinginan2 dan hasrat2mu.” [48]
[48] Sahih al-Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 311)

Muhammad tidak pernah mempertaruhkan nyawanya dalam semua perang yang dia lakukan. Dia seringnya berdiri dibelakang pasukan dengan memakai dua lapis baju besi [49], satu baju melapis baju lain. Baju besi dobel ini membuatnya begitu berat hingga gerakannya terbatas dan dia perlu dibantu utk berdiri atau berjalan. Dengan begini dia akan berteriak kearah depan dan dengan kerasnya menyemangati anak buahnya agar berani dan jangan takut mati, menjanjikan mereka perawan2 berdada busung dan makanan surga didunia lainnya. Kadang dia menggenggam pasir dan melemparkannya kearah musuh sambil mengutuk mereka.
[49] baju pelindung tentara dari rangkain cincin besi.

Utk mendanai ekspedisi militernya, sang nabi Allah mendesak para pengikutnya utk menyumbang dari harta mereka. Dia dorong mereka utk melayaninya dan menanti-nantinya. Dia dorong pemujaan mereka dan dengan sangarnya mengerutkan dahi pada mereka yang tidak setuju dengannya. Suku Quraish punya seorang negosiator (perunding) bernama Orwa, yang mengunjungi Muhammad di Hudaibiyyah. Dia bilang pernah melihat sang Khusraos, sang Kaisar dan sang Najashi, tapi belum pernah dia melihat, sampai saat ini, pelayanan dan perhatian yang begitu hebat, pada raja manapun. Dia bilang pada orang2 Quraish bahwa para pengikut Muhammad “berlari utk menadahi air bekas wudhunya, berlomba menangkap ludahnya, atau menangkap rambutnya agar jangan jatuh menyentuh tanah.” [50] Jangan menganggap bahwa ini cerita yang dibesar-besarkan dikemudian hari, karena sejarawan Sir William Muir percaya itu. Muhammad, sama seperti pemimpin aliran cult lain, ayng menciptakan sebuah pribadi cult disekitar dirinya. Kita bisa melihat pemujaan pribadi seperti ini dalam aliran cult modern sekarangpun. Inilah caranya sang narsisis ingin diperlakukan.
[50] Sirat Ibn Ishaq, hal. 823.

Muhammad berpikir dirinya ada diatas hukum. Dia melanggar kode2 etika dan moral kapanpun dia suka, dan dia buat Allahnya mengelurakan ayat utk mengkonfirmasi bahwa apa yang dia lakukan itu benar.

Orang2 Arab adalah orang gurun pasir yang sederhana, tapi mereka punya harga diri dan bangga akan sikap ksatria mereka. Dalam setahun ada beberapa bulan dimana mereka tidak boleh berperang. Bulan2 Ini dikenal sebagai bulan suci, dimana orang melakukan perjalanan dengan aman utk ziarah. Disalah satu bulan suci ini, Muhammad mengirim sebuah ekspedisi ke Nakhlah, sebuah tempat yang dikenal akan pohon2 palemnya, utk mengepung dan menyergap sebuah karavan yang membawa kismis, mentega, arak dan barang2 lain dari Taif ke Mekah. Bertempur dan membunuh dibulan suci adalah sebuah pelanggaran terhadap hal yang dianggap keramat. Dia mengirim delapan orang kearah Nakhlah tanpa memberitahu mereka tentang misinya. Dia memberi surat yang disegel kepada pemimpin ekspedisi dan memberi instruksi utk membukanya setelah mencapai tujuan. Ketika mereka buka surat itu, mereka sadar Muhammad meminta mereka utk merampok sebuah karavan dibulan suci. Dua orang dari mereka, kehilangan (menghilangkan) onta dan pura-pura mencarinya agar tidak ambil bagian dalam perampokan itu. Enam orang lainnya, berdiskusi dan akhirnya meyakinkan diri mereka sendiri bahwa perintah sang nabi harus dipatuhi meskipun bertentangan dengan nurani mereka dan kelihatannya tidak bermoral dan tidak etis. Utk menyiapkan sergapan, mereka mencukur gundul rambut mereka dan pura-pura bersiap utk melakukan ziarah, dan ketika orang2 penjaga karavan menurunkan penjagaan, karena mereka lihat yang datang adalah para peziarah, mereka menyergapnya, membunuh satu orang dan menawan dua orang sebagai sandera. Orang keempat lolos. Ini adalah kucuran darah pertama yang dilakukan dalam nama Islam. Pertumpahan darah pertama dalam sejarah Islam adalah darah seorang non muslim oleh muslim. Muslim yang memulai permusuhan2. Mereka yang menganiaya orang yang tidak setujuan dengan mereka, bukan sebaliknya. Pembunuhan ini menimbulkan kegemparan diseluruh suku Quraish yang sadar bahwa lawan mereka, utk mendapatkan kekuasaan, tidak akan menghormati hukum apapun.

Tak terhitung banyaknya kasus2 dimana Muhammad melanggar hukum2 daerah/tanah tsb dan mengabaikan kode etik, kesopanan dan moralitas. Mengepung karavan dagang atau merampok dusun2 dan menyita harta mereka adalah sebuah pencurian dan ini bertentangan dengan hukum dalam masyarakat mana saja. Muhammad menyergap kelompok2 tak bersenjata ketika mereka tidak menyadari akan diserang (tidak siap), membunuh sebanyak mungkin laki2 tak bersenjata, memperbudak para wanita dan anak2, dan membuat Allahnya menyetujui semua yang dia lakukan. Dia juga meng-oke-kan utk melakukan seks dengan wanita tawan perang, meski wanita itu telah/masih menikah. (Q 4.24)

Dari insest hingga poligami, dari perkosaan hingga pedofilia, dari pembunuhan sampai pembantaian masal, Nabi Allah telah/pernah melakukan semuanya dan mendorong para pengikutnya utk melakukan hal yang sama. Dia menghina pihak berwenang, dan begitu juga yang dilakukan para pengikutnya.

Kata “Islam” artinya adalah “kepatuhan”. Quran bilang: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan.” (Q 33:36) Yang benar adalah bahkan orang2 yang tidak percaya juga tidak punya pilihan. Mereka harus tunduk/patuh atau dibunuh. Muhammad menafsirkan ketidakpercayaan sebagai penghianatan. Bagi orang narsisis, orang yang tidak percaya tidak bisa ditoleransi. Mereka jadi panik dan merasa terancam. Ingatan menyakitkan ketika diabaikan waktu kecil bangkit menggoyang pribadi tidak seimbannya. Mereka merasa sangat sakit dan mencari pembalasan dendam utk itu.

Muhammad memandang mereka yang tidak menjadi pendukung dan pengikutnya sebagai musuh. Dia sangat paranoid dan melihat persekongkolan dimana-mana. Dia bentuk dirinya sebagai ‘pahlawan yg jadi korban’ dari kekuatan musuh yang jahat. “Musuh2” ini, tentunya, tidak ada dimanapun kecuali hanya didalam khayalannya saja.
Satu faktor utama yang membuat sukses Muhammad adalah dia punya mata-mata dimana-mana yang bertindak sebagai pengumpannya dan yang membawa berita dari tempat yang akan dia serang. Begitu paranoidnya dia hingga dia mendorong para pengikutnya utk jadi mata-mata satu terhadap lainnya, diantara mereka sendiri. Orang2 muslim masih melakukan ini sampai sekarang.

Seperti nabi mereka, para muslim berpikir merekalah yang jadi korban dan dengan begitu, tindakan2 terorisme mereka sepenuhnya dibenarkan. Mereka pikir kekuatan jahat asing sedang bekerja utk menghancurkan Islam dan ada persekongkolan dunia melawan para muslim yang dipimpin oleh orang yahudi. Mereka yakin orang yahudi yang mengontrol dunia, khususnya Amerika, yang melakukan kehendak yahudi dan melakukan perang melawan para muslim demi organisasi yahudi yang misterius dan kuat.

Para muslim waspada akan perkataan dan tindakan mereka sendiri satu sama lain; tiap muslim memata-matai muslim lain utk melihat apa hukum2 islam telah dengan benar diperhatikan. Suasana teror terciptakan disemua negara2 isalm, dimana hampir tak seorangpun berani mempertanyakan hal2 remehpun akan ajaran2 dan prinsip2 islam. Ayahmu sendiri, anak atau saudaramu bisa melaporkan ketidak patuhanmu, yang tentu saja, akan menyebabkan kematian yang pasti bagimu.

Narsisis patologik benar2 percaya mereka itu spesial dan dg demikian berhak mendapat diperlakukan dengan baik oleh orang lain. Muhammad menemukan cara yang sempurna utk tidak perlu berterima kasih pada mereka yang melakukan kehendaknya. Tidak perlu mengungkapkan rasa terimakasih, cukup dengan mengatakan pada mereka bahwa mereka harus bersukur karena telah diberi keistimewaan untuk melayani Allah.

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. (Q 2.263)

Muhammad mencoba menggantikan hasrat cintanya dengan kekuasaan. Dia rindu akan cinta karena dia tidak cukup mendapatkannya dari pemberi kesenangan utamanya. Masa kecil tanpa kasih sayang adalah akar utama dari Narsisisme, kelaliman dan kelakuan psikopat. Kakek dan pamannya yang terlalu memanjakan serta kegagalan mereka utk menetapkan batasan2, telah lebih jauh mengembangkan sifat narsisistiknya. Muhammad menangis dengan pedih dikuburan ibunya. Airmata itu bukan utk ibunya, tapi utk dirinya sendiri. Orang narsisis tidak punya perasaan bagi orang lain. Mereka hanya sadar, bahkan terlalu menyadari, perasaan mereka sendiri, kesakitan mereka sendiri dan emosi mereka sendiri.