The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM/Buku petunjuk Statistik dan Diagnosa dari Penyakit Jiwa) memberi definisi dari narcissistic personality disorder (NPD/Penyakit kepribadian Narsisistik) sebagai “sebuah pola penyebaran perasaan hebat (dalam khayalan atau tingkah laku), kebutuhan utk dikagumi atau dipuja-puja dan kurangnya empati, biasanya dimulai dari awal masa dewasa dan ada dalam konteks bermacam2.” (reference 80, p. 61)

Terjemahan bebasnya, seorang narsisistik adalah ciri khas seseorang yang secara obsesif mencari-cari kepuasan, dominasi dan ambisi diri secara berlebihan. Mereka cenderung melebih-lebihkan kemampuan, bakat dan prestasi2 mereka.

Seorang narsisis adalah seorang pembohong yang alami dan patologis. Mereka akan memandangmu tajam2, bersumpah dalam nama tuhan dan tetap mengucapkan kebohongan terbesar yang pernah kau dengar. Mereka akan bersumpah bahwa mereka tidak pernah berbohong, padahal mereka memang sudah merencanakan hal yang, kata mereka, tidak akan pernah mereka lakukan itu.

Edisi ketiga dan keempat dari Diagnostic and Statistic Manual (DSM) tahun 1980 dan 1994 dan European ICD-10 menjelaskan NPD dalam bahasa yang identik:

'Sebuah pola penyebaran perasaan hebat (dalam khayalan atau tingkah laku), kebutuhan utk dikagumi atau dipuja-puja dan kurangnya empati, biasanya dimulai dari awal masa dewasa dan ada dalam konteks bermacam2. Lima (atau lebih) kriteria berikut harus ada:

1. Merasa hebat dan penting (misal, membesar-besarkan prestasi dan bakat hingga terdengar mustahil/bohong, menuntut dikenali sebagai seorang yang superior/lebih tinggi meski tanpa prestasi yang pantas).
2. Terobsesi oleh fantasi2 sukses yang tidak ada batasnya, ketenaran, kekuatan menakutkan atau maha, kepintaran yang tak ada tandingannya (narsisis cerebral), keindahan tubuh atau kemampuan seks (narsisis somatic) atau cinta/birahi yang menuntuk taklukan, kekal dan ideal.
3. Benar2 merasa yakin bahwa dia itu unik dan spesial, hanya dapat dimengerti oleh, hanya mesti diperlakukan dengan, atau dihubung-hubungkan dengan, orang (atau institusi) lain yang juga special, unik atau punya status tinggi.
4. Membutuhkan utk dikagumi dengan berlebihan, dipuja-puja, diperhatikan dan diiyakan, jika tidak, ia berharap utk ditakuti dan dikenal karena kejahatannya (narsisis supply).
5. Merasa berhak. Mengharap utk diprioritaskan dalam hal perlakuan baik dan spesial atau tidak masuk akal. Menuntut dipenuhi secara otomatis dan benar-benar sesuai dengan harapannya.
6. Sangat memanfaatkan hubungan antar manusia, yakni, memperalat orang lain utk mencapai tujuan2nya.
7. Tidak punya empati. Tak mampu atau tak rela utk mengenali atau mengakui perasaan2 dan kebutuhan2 orang lain.
8. Terus menerus cemburu terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain mempunyai perasaan cemburu yang sama terhadapnya.
9. Sangat arogan, kelakuan atau sikap sombongnya digabung dengan kemurkaan jika merasa frustasi, ditentang atau dilawan' [1]
[1] Bahasa dalam kriteria diatas didasarkan atau dirangkum dari: American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders, fourth edition (DSM IV). Washington, DC: American Psychiatric Association.
Sam Vaknin. (1999). Malignant Self Love - Narcissism Revisited, first edition. Prague and Skopje: Narcissus Publication. ("Malignant Self Love - Narcissism Revisited" http://www.geocities.com/vaksam/faq1.html )


Semua ciri ini ada dalam diri Muhammad. Selain menganggap diri sbg utusan Tuhan dan Nabi terakhir, (Q.33:40) Muhammad menganggap dirinya sebagai Khayru-l-Khalq “Ciptaan paling baik,” “Suri Tauladan,” (Q.33:21) dan secara tegas dan mutlak mengisyaratkan sebagai “lebih tinggi beberapa derajat dibanding nabi2 lain.” (Q.2:253) Dia mengklaim sebagai “nabi yang paling disukai,” (Q.17:55) dikirim sebagai “rahmat bagi semesta alam,” (Q.21:107) diangkat “ketempat yang terpuji,” (Q.17:79).

Sebuah posisi yang menurutnya, tak seorangpun kecuali dia yang mendapatkannya dan itu adalah menjadi perantara/intersesi disebelah kanan Tuhan yang Maha Kuasa disebelah singgasanaNya. Dengan kata lain, dia akan menjadi orang yang memberi nasihat pada Tuhan siapa yang harus dikirim ke Neraka dan siapa yang dimasukkan ke Surga. Ini baru sedikit saja dari klaim2 yang dinyatakan Muhammad, sang megalomaniak, tentang posisi tingginya, seperti yang dilaporkan dalam Quran.

Berikut ini adalah dua ayat yang mengungkapkan dengan jelas rasa ‘penting’ dan ‘kebesaran’ Muhammad.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.33.56).

“Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkanNya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Q 48.9)

Ia begitu terkesan dengan dirinya sendiri, hingga dia taruh kalimat berikut ini kedalam mulut Allah, mahluk bonekanya:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Q 68.4) dan “untuk jadi cahaya yang menerangi.” (Q 33.46).

Ibn Sa’d melaporkan Muhammad berkata:
“Diantara semua bangsa didunia Tuhan memilih bangsa Arab. Dari antara bangsa Arab Dia memilih Kinana. Dari Kinana dia memilih Suku Quraish (sukunya Muhammad). Dari suku Quraish Dia memilih Bani Hashim (klannya). Dan dari Bani Hashim Dia memilih Aku.” [2]
[2] Tabaqat V. 1 p. 2

Yang berikut adalah beberapa klaim dari Muhammad yang dia katakan sendiri dalam Hadits.

• Hal pertama yang dibuat Allah Maha Kuasa adalah jiwaku.
• Pertama dari segala hal, Allah menciptakan jiwaku.
• Aku dari Allah, dan orang2 percaya adalah dariku. [3]
• Seperti Allah menciptakanku agung, dia juga memberiku karakter Agung.
• Kalau bukan karena kau, [Ya Muhammad] Aku tidak akan menciptakan jagat raya. [4]
[3] http://www.muhammadanreality.com/creati ... eality.htm
[4] Tabaqat V. 1, p. 364

Bandingkan itu dengan perkataan Yesus, yang ketika seseorang memanggilnya “guru yang baik,” dia keberatan dan berkata, “Kenapa kau panggil aku baik? Tak ada seorangpun yang baik – kecuali Tuhan saja.” [5] Hanya seorang narsisis patologis yang bisa begitu terpisah dari kenyataan hingga mengaku jagat raya diciptakan bagi dia seorang saja. Bagi orang biasa, seorang narsisis mungkin kelihatan begitu percaya diri dan terampil. Kenyataannya dia menderita inferiority complex/rasa kurang percaya diri yang sangat besar dan butuh suplai pujian, pujaan dan haus utk dimuliakan orang lain.
[5] Mark 10:18

Dr. Sam Vaknin adalah penulis Malignant Self-Love (Cinta Diri Sendiri yang membahayakan). Dia sendiri mengaku sebagai seorang narsisis dan oleh karena itu dapat dianggap sbg tokoh yg memiliki kredibiltas atas subjeknya. Vaknin menjelaskan:

Setiap orang adalah seorang narsisis, sampai tahap tertentu. Narsisisme adalah sebuah fenomena sehat. Hal itu membantu perjuangan hidup. Perbedaan antara narsisisme patologis dan narsisime sehat adalah, tentu saja, dalam kadarnya. Narsisisme Patologis… dicirikan dengan sangat kurangnya rasa empati. Orang narsisis menganggap dan memperlakukan orang lain sebagai objek utk dieksploitasi. Dia gunakan mereka utk mendapatkan suplai narsisistiknya. Dia percaya bahwa dia berhak utk diperlakukan dengan spesial karena dia memiliki banyak khayalan agung tentang dirinya. Orang narsisis TIDAK sadar diri. Kesadaran/pengertiannya dan emosinya menyimpang … Orang narsisis membohongi diri sendiri dan orang lain, memproyeksikan 'ketidak tersentuhan' (untouchability), kekebalan emosional dan perasaan tak terkalahkan … Bagi seorang narsisis segala hal lebih besar daripada kehidupan itu sendiri. Jika dia bersikap sopan, maka dia melebih2kannya. Janji-janjinya sangat aneh, kritikannya mengandung kekerasan dan tak menyenangkan, kemurahan hati sama sekali tidak ada… Orang narsisis adalah ahli menyamar/menyembunyikan sesuatu. Dia seorang yang memikat hati, aktor berbakat, pesulap dan seorang sutradara baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Sangat sulit sekali utk membuka kedoknya pada pertemuan pertama.