Seperti dinyatakan dalam bab sebelumnya, Muhammad memutuskan ikatan para pengikut dia dengan keluarganya demi mengamankan dominasi mutlak atas mereka. Dia perintahkan para pengikut orang mekah, yang pindah ke Medina, agar jangan menghubungi kerabat mereka dikampung halaman. Meski diperingatkan, beberapa diantara mereka tetap melakukan hubungan dengan kerabat mereka, ini mungkin karena mereka butuh uang utk hidup. Agar ini dapat dihentikan, dia mendiktekan ayat berikut dari Allahnya. [32]
[32] Qur’an bisa sangat membosankan, dan itu sebab utama kenapa sedikit saja muslim yang membacanya. Betapapun membosankannya, dalam bab ini saya akan mengutip beberapa ayat Quran sebagai bukti dukungan atas penggambaran saya akan Muhammad.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. [33]
[33] Qur’an, sura 60, Verse 1

Kita lihat desakan untuk terasing dari keluarga juga ada dalam ayat berikut:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (Q 9.23)

Kenapa Muhammad begitu berkeras ingin mengisolasi para pengikutnya? Vaknin menjelaskan: “orang narsisis adalah guru ditengah2 lingkaran aliran pemujaan (cult). Seperti guru2 lain, dia menuntut kepatuhan total dari pengikutnya: istrinya, anaknya, anggota keluarga lain, teman2 dan sahabat. Dia merasa berhak utk dipuji dan diperlakukan secara khusus oleh para pengikutnya. Dia menghukum mereka yang menyimpang dan domba2 yang tersesat. Dia paksakan disiplin, ketaatan pada ajarannya, dan tujuan2 umumnya. Jika dalam kenyataan dia kurang berhasil – semakin keraslah penguasaannya dan semakin luaslah pencucian otaknya.” [34]
[34] http://samvak.tripod.com/journal79.html

Dalam hal ini, Muhammad tidak bisa berhasil sepanjang para pengikutnya masih tinggal di Mekah dan mereka yang mampu, ketika keadaan tambah keras, juga kembali kekeluarga mereka. Berdasarkan kebutuhan utk mengisolasi para pengikutnya, pemimpin cult sering mengurung mereka dalam sebuah kamp dimana mempermudah dia utk mencuci otak mereka dan utk memaksakan kontrol total atas mereka. Pertamanya Muhammad mengirim para pengikut yang pertama ke Abyssinia, tapi kemudian, ketika dia membuat pakta dengan orang2 Arab di Yathrib, dia memilih kota itu sebagai markasnya. Dia bahkan mengubah nama Yathrib dan memanggilnya Medina (yang merupakan kependekan dari Medinatul Nabi, Kota sang nabi).

Vaknin menyatakan: “Para anggota – sukarela – dari aliran pemujaan/cult sang narsisis menempati tempat khayal dari bangunan khayal sang narsisis. Dia paksakan pada mereka kegilaan yang serupa, penuh dengan khayalan penyiksaan, dengan “musuh”, cerita2 mitos, dan skenario kiamat jika dia dicemoohkan." [35]
[35] Ibid.

Lihat betapa akuratnya penggambaran tentang Muhammad dan para muslim yang sampai hari ini masih punya khayalan penyiksaan dan melihat musuh dimana-mana. Mereka percaya akan cerita2 mitos seeprti Malaikat Jibril membawa wahyu pada Muhammad dan kisah2 dongeng lain seperti Jin, Mi’raj (kenaikan Muhammad ke surga), Hari Kiamat, dll.

Menurut Vaknin, “Pendirian yang ditanam dalam2 oleh orang narsisis, bahwa dia telah dianiaya oleh orang2 yang lebih rendah harkatnya, orang2 pencela, atau orang jahat yang kuat dan berkuasa, berfungsi melayani dua tujuan psikodinamis. Yaitu menegakkan keagungan sang narsisis dan menolak kerukunan.” [36]
[36] www.suite101.com/article.cfm/6514/95897

Vaknin menulis: “Orang narsisis mengklaim sebagai orang yang sempurna, superior, berbakat, pandai, maha kuasa dan maha tahu. Dia sering berbohong dan mengarang-ngarang utk mendukung pengakuannya yang tak berdasar. Dalam cult ini, dia mengharapkan kekaguman, pujian, hormat dan perhatian terus menerus yang sepadan dengan kisah2 dan pengakuan2nya yang aneh. Dia menafsirkan kembali kenyataan utk disesuaikan dengan khayalannya. Pemikirannya dogmatis, kaku dan bersifat mendoktrinasi. Dia tidak menyambut pikiran2 bebas, pluralisme, atau kebebasan berbicara dan tidak membolehkan kritik dan ketidak setujuan. Dia menuntut – dan sering mendapatkannya – kepercayaan sepenuhnya dan pemindahan kekuasaan kedalam tangannya semua keputusan2. Dia paksakan kepada para pengikutnya agar memusuhi kritikan, pihak berwenang, institusi, musuh2 pribadinya atau media – jika mereka mencoba membuka kedok tindakan2nya dan menguak kebenaran. Dia memonitor dari dekat dan menyensor informasi dari luar, memberikan pada para pengikutnya hanya data dan analisa yang sudah dia pilih2.” [37]
[37] http://samvak.tripod.com/journal79.html

Dengan menguraikan karakteristik sang narsisis, Vaknin, secara tidak sengaja dan dengan akurasi yang mengherankan telah menjelaskan benak Muhammad dan cara pikir muslim. Para muslim pada umumnya juga adalah orang2 narsisis karena mereka berusaha meniru nabinya.