Satu cara untuk mengerti Isalam dan sifat fanatik para pengikutnya adalah dengan cara membandingkannya dengan aliran kepercayaan sesat lainnya. Islam dianut oleh kurang lebih 1.2 milyard Muslim. Jika kau sendiri adalah Muslim, kau tentunya telah bertemu dengan orang2 Muslim dan tidak melihat apapun yang salah dalam diri mereka. Para Muslim bisa tampak seperti kebanyakan orang lain yang bekerja dan membesarkan anak2 mereka. Mereka bisa jadi adalah para karyawan, kolega, pemimpin, tetangga, dan warga negara yang baik. Mereka ramah, tidak lebih baik atau buruk dibandingkan orang lain pada umumnya. Mungkin tiada yang tampak aneh pada diri mereka yang membuat orang lain menduga mereka anggota dari aliran sesat. Akan tetapi, jangan biarkan penampilan mereka mengelabuimu. Islam adalah aliran sesat dan Muhammad bermental sesat.

Berdasarkan kamus, penjabaran kata fanatisme adalah antusiasme (kesenangan) yang berlebihan, pengabdian yang tak masuk akal, pemikiran yang liar dan muluk terhadap sesuatu hal, terutama agama. Orang tidak memeluk agama untuk jadi pembunuh dan teroris. Ini malah sebaliknya dari tujuan orang beragama. Lalu apakah yang membuat seseorang jadi begitu fanatik sehingga mengindahkan nalar, dan melakukan perbuatan barbar, pembunuhan dan bahkan siap mengorbankan nyawa demi dan bagi agama? Apakah pengabdian umat beragama ini menunjukkan kebenaran tujuan pengorbanan tersebut?

Mari kita amati aliran kepercayaan Kenisah Rakyat (People’s Temple) dan membandingkannya dengan Islam. Semua aliran sesat punya sifat2 dasar yang serupa. Kita bandingkan islam dengan aliran sesat manapun dan hasilnya akan sama. Neal Osherow telah mempelajari Kenisah Rakyat dan di tulisannya yang berjudul Sebuah Pengamatan Jonestown: Memahami Hal yang Tak Masuk Akal (An Analysis of Jonestown: Making Sense of the Nonsensical), dia menjelaskan seluk-beluk aliran2 sesat dengan jelas.

Anggota Kenisah Rakyat diajak oleh pemimpin mereka, yakni Jim Jones, untuk meminumkan minuman yang dicampur racun kepada anak2 mereka, bayi mereka dan akhirnya diri mereka sendiri. Mayat2 ditemukan berpelukan satu sama lain, berpegangan tangan; yang mati lebih dari 900 orang.
Image
Jim Jones dan pengikutnya.

Bagaimana mungkin tragedi ini bisa terjadi? Jawabannya adalah kegilaan seseorang dan sikap gampang percaya orang banyak. Di bab ini aku akan menjabarkan pengamatan Osherow tentang Kenisah Rakyat dan membandingkannya satu per satu dengan Islam untuk melihat kesamaannya dan untuk lebih mengerti tentang Islam.

Selama Muslim masih percaya Muhammad adalah nabi, apapun yang diperbuatnya akan tampak benar di mata mereka. Di bagian akhir bab akan dijelaskan bahwa Muslim yang telah dicuci-otaknya sukar untuk bisa sembuh. Akan tetapi bagi Muslim yang daya pikir logisnya belum rusak sama sekali dan dapat dikejutkan untuk melihat kenyataan, maka keterangan ini dapat mendorong untuk mempertanyakan iman Islam mereka.

Jim Jones mulai berkhotbah di negara bagian AS Indiana di tahun 1965, dua puluh tahun sebelum terjadinya bunuh diri masal. Dia saat itu punya beberapa pengikut. Dia menekankan pentingnya kesamaan kedudukan antar ras dan pembauran. Kelompoknya menolong kaum miskin dan mencarikan mereka pekerjaan. Dia berkharisma dan berpengaruh. Tak lama kemudian pengikutnya bertambah banyak; kumpulan jemaat baru dibentuk dan pusat alirannya didirikan di San Francisco.