Osherow menyebut isolasionisme (pengasingan diri) sebagai “aspek di Jonestown yang paling merusak.” Katanya, “Sampai saat akhir, kebanyakan anggota Kenisah Rakyat percaya pada Jim Jones. Pengaruh2 luar dalam bentuk kekuasaan atau bujukan, dapat mengakibatkan orang jadi tunduk. Tapi yang harus diperhatikan adalah bagaimana anggota memproses kepercayaan itu dalam pikiran mereka. Meskipun perkataan2 Jones selalu tidak konsisten dan metodanya kejam, kebanyakan anggotanya tetap tunduk di bawah perintahnya.”

Qur’an juga mengangdung banyak hal yang tidak konsisten, penuh kontradiksi dan salah keterangan. Qur’an adalah buku yang membingungkan, tulisannya kacau balau, penuh khayalan dan pernyataan2 yang tidak masuk akal. Buku ini benar2 mimpi buruk bagi seorang editor. Tapi meskipun begitu, para Muslim menganggapnya sebagai buku muzizat, hanya karena Muhammad mengatakannya begitu.

Keterangan tepat mengapa orang terus saja percaya hal yang tak masuk akal ditulis oleh Osherow tentang pengamatannya pada Kenisah Rakyat. Dia menulis: “Begitu diri mereka terasing di Jonestown, hanya sedikit ada kesempatan dan motivasi untuk menentang; mereka tidak bisa melawan atau melarikan diri lagi. Dalam keadaan seperti itu, setiap orang berusaha menerima nasib buruk dirinya sebagai hal yang tidak buruk. Orang yang mengalami nasib buruk cenderung menilai nasibnya lebih positif dari orang lain. Contohnya, riset psikologi sosial menunjukkan bahwa jika anak2 tahu bahwa mereka akan disuruh makan sayuran yang mereka tidak sukai, maka mereka cenderung meyakinkan diri bahwa sayuran itu tidak terlalu memuakkan untuk dimakan. [287] Jika seseorang tahu dia harus berhubungan dengan orang lain, dia cenderung menjabarkan diri orang tersebut dengan lebih ramah.”[288]
[287] Brehm, J. Disonansi kognitif yang meningkat yang dilakukan penganut kepercayaan. Journal of Abnormal and Social Psychology, 1959, 58, 379-382.
[288] Darley, J. and Bersceild, E. Increased liking as a result of the anticipation of personal contact. Human Relations, 1967, 20, 29-40.


Pemimpin aliran sesta seringkali mengurung anggota2nya agar tidak bisa berhubungan dengan dunia luar. Jim Jones membangun kotanya sendiri di tengah2 hutan Guyana dan menamakannya sesuai namanya sendiri: “Jonestown” (kota Jones). Muhammad perti ke Yahtrib, kota yang aslinya dibangun oleh Muhammad dan setelah meyakinkan penduduknya orang Arab untuk mengikuti dirinya, maka dia pun mengubah nama kota itu sesuai dengan julukan yang diberikan Muhammad pada dirinya sendiri: Medinat ul-Nabi (Kota Sang Nabi).

Di Medina, Muhammad mulai membunuhi dan menghina terang2an setiap orang yang mempertanyakan otoritasnya. Medinat ul Nabi jadi persis sama dengan Jonestown. Muhammad menjadi penguasa mutlak dan yang melawan dihukum kejam. Jika ada pendatang masuk Medina dan jadi Muslim, maka dia tidak bisa ke luar dengan mudah.

Salah seorang yang berhasil meninggalkan Muhammad adalah Abdullah ibn Sa'd Abi Sarh. Ketika Muhammad menaklukkan Mekah, dia memberi pengampunan kepada semua penduduk Mekah kecuali kepada 10 orang. Orang2 ini adalah mereka yang mengritik dan mengejek dirinya. Salah satu dari mereka adalah Abi Sarh.

Abi Sarh dulu adalah juru tulis Muhammad dan dia menulis ayat2 Qur’an yang diimlakan Muhammad di Medina. Dia lebih berpendidikan daripada Muhammad dan seringkali memperbaiki komposisi ayat2 Muhammad dan menyarankan penulisan yang lebih baik dan Muhammad pun setuju. Hal ini membuat Abi Sarh sadar bahwa Qur’an tidak diwahyukan dan Muhammad hanya mengarangnya saja. Dia lalu melarikan diri dan kembali ke Mekah. Di sana dia menyebarkan hal itu. Ketika Muhammad menaklukkan Mekah, meskipun sudah menjanjikan pengampunan bagi seluruh orang Mekah jika mereka menyerah dan masuk Islam, dia tetap memerintahkan pemancungan atas Abi Sarh. Nyawa Abi Sarh selamat karena Othman menengahi. Hal lain adalah karena Muhammad tidak bisa memberi isyarat yang jelas pada pengikutnya. Ketika Othman memohon Muhammad untuk tidak membunuh Abi Sarh, yang adalah saudara angkatnya pula, Muhammad diam saja. Pengikut2 Muhammad mengira sikap diamnya adalah karena dia mengabulkan permintaan Othman. Setelah Othman dan Abi Sarh pergi, Muhammad mengomel dan berkata dia tidak mau menolak permintaan sahabatnya Othman, tapi dia berharap pengikutnya dapat melihat raut muka Muhammad yang tidak suka dan lalu membunuh Abi Sarh. Kisah ini juga menunjukkan kemunafikan sang Nabi Allâh yang ingin menyenangkan Othman tapi sekaligus ingin membunuh Abi Sarh. Dia tidak mau langsung mengeluarkan perintah bunuh kepada pengikutnya karena takut Othman menyalahkannya.

Ibn Ishaq menjelaskan: “Alasan dia memerintahkan Abi Sarh dibunuh adalah karena dulu Abi Sarh itu Muslim dan biasa menulis ayat2 bagi Muhammad; tapi lalu dia murtad dan kembali ke Quraish (Mekah)…” Dia seharusnya dibunuh karena murtad, tapi selamat karena Othman menengahi. [289]
[289] Sirat, p. 550

Suasana di Medinah sangat menegangkan. Islam dan Jihad jadi pusat kehidupan masyarakatnya. Muhammad memerintahkan mereka pergi ke mesjid, sembahyang lima kali sehari, dan para prianya ke luar kota untuk menjarah, merampok, menyerang kafilah2, menghancurkan desa2, membunuh para pria dan memperkosa wanita2.

Hadis yang dilaporkan baik Imam Bukhari maupun Imam Muslim menunjukkan sebanyak apa ancaman yang dilakukan Muhammad untuk membuat orang2 tunduk pada perintahnya. Dia dilaporkan berkata:

Aku berpikir untuk mengumumkan saat sholat dan menyuruh seseorang memimpin jemaat sholat, dan aku akan pergi bersama orang2 sambil membawa obor kepada orang yang tidak ikut sholat dan lalu membakar rumah2 mereka dengan api. [290]
[290] Muslim Book 004, Number 1370; and Bukhari Volume 1, Book 11, Number 626

Di hadis ini Muhammad mengancam bakar bagi mereka yang tidak mau sholat bersama di mesjid.

Hidup di Medina jadi sangat berubah. Dulu sebelum Muhammad datang, masyarakat Yathrib adalah petani, pembuat karya seni, dan pedagang. Pusat perdagangan digerakkan oleh orang2 Yahudi, yang adalah pekerja keras, tahu baca tulis, dan makmur. Orang2 Arab kebanyakan buta huruf, malas, dan santai. Mereka tidak punya banyak kemahiran dan bekerja bagi kaum Yahudi. Ketika Muhammad mengusir dan membunuhi orang2 Yahudi, kota itu berubah drastis. Tidak ada bisnis apapun yang dapat dikerjakan orang2 Arab untuk menafkahi dirinya. Ekonomi kota runtuh semua. Orang2 hidup bergantung sepenuhnya pada barang jarahan dan rampokan yang disediakan Muhammad bagi kelangsungan hidup mereka. Bagi mereka, tidak ada jalan ke luar untuk kembali. Mereka bergantung sepenuhnya pada Muhammad dan barang2 jarahan darinya. Bahkan orang2 yang tidak percaya padanya seperti Abdullah ibn Ubbay dan pengikutnya juga ikut pula dalam kegiatan penjarahan yang dilakukan Muhammad. Ini bukan berarti mereka mau mendukung Islam tapi karena barang jarahan merupakan satu2nya mata pencaharian bagi penduduk Medina. Jika mereka tidak mau ikut dalam penjarahan yang dilakukan Muhammad maka mereka akan kelaparan. Sama seperti anggota2 Kenisah Rakyat, para Muslim dihadapkan pada keadaan yang tidak memungkinkan lagi, yang akhirnya membuat mereka menerima keadaan mereka sendiri. Beberapa yang berani bicara melawan pemimpinnya akan dibunuh atau dikecam.

Masyarakat Arab Medina merupakan masyarakat termiskin. Mereka bodoh, miskin, dan percaya takhayul. Bagi mereka, hanya memiliki satu unta dan satu mantel saja sudah membuat mereka merasa kaya. Mereka dulu bekerja sebagai pelayan bagi orang2 Yahudi. Beberapa hadis menyatakan bahwa orang2 Arab ini mendapatkan harta pertama mereka dari “barang jarahan dari Allâh” sesuai dengan yang disebut dalam Qur’an, dan barang jarahan itu didapatkan dari usaha perampokan. Selain itu banyak tersedia pula jarahan berupa budak2 seks wanita. Para wanita yang ditangkapi di usaha2 perampokan menjadi tambahan rangsangan bagi Muslim untuk ikut menjarah, terutama para mujahirin (yang hijrah dari Mekah ke Medinah) yang pada umumnya masih bujangan.

Begitu kaum Yahudi dibunuhi dan diusir, para Arab miskin di Medina tidak punya pilihan lain selain ikut pasukan Muhammad dan berperang baginya, jika masih ingin bisa makan. Alasan utama Muslim awal untuk berjihad adalah kekayaan dan seks.